Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/1112000
Freepik/1112000

Berkembangnya manfaat teknologi saat ini, membuat banyak orangtua yang mulai mengenalkan anak pada gadget pada usia muda.

Meskipun ponsel, tablet, atau televisi memiliki manfaat dalam meningkatkan cara anak-anak belajar dan bersosialisasi, ada dampak negatif dari screen time atau waktu layar yang berlebihan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menetapkan batas screen time dapat memiliki efek positif pada kesejahteraan fisik, sosial, dan perilaku anak-anak, dan bahkan dapat meningkatkan kinerja akademik mereka.

Lebih sedikit media sosial dan bermain game, berarti juga membuat anak-anak dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teman dan keluarga, pergi keluar, berolahraga, atau membaca buku.

Jika Mama penasaran dengan bagaimana screen time bisa memengaruhi tubuh & mental anak lebih lanjut, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya di bawah ini. Yuk simak! 

1. Apakah anak mama alami kecanduan layar?

Pixabay/mojzagrebinfo

Dilansir dari laman American Academy of Pediatrics, menunjukkan bahwa anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan perangkat media elektronik daripada aktivitas lainnya, rata-rata tujuh jam sehari di semua kelompok usia.

Anak kecil usia dua hingga lima tahun menggunakan ponsel dan tablet di bawah dua jam per hari. Kemudian, anak-anak usia sekolah menghabiskan rata-rata empat hingga enam jam di perangkat per hari, dan remaja mencatat hingga sembilan jam.

Lantas bagaimana Mama tahu jika anak alami kecanduan layar?

Menurut pakar media anak di Rumah Sakit Anak Philadelphia, ketika teknologi menjadi penopang emosional untuk melepaskan diri dari kesedihan atau kebosanan atau terus menerus mengganggu kehidupan sehari-hari (seperti waktu makan), itu adalah tanda-tanda bahwa penggunaan layar anak berlebihan. 

Anak-anak yang kecanduan gadget, seperti ponsel dapat juga sering khawatir tentang hal-hal seperti masa pakai baterai dan perangkat mereka diambil.

2. Dampak screen time berlebihan pada fisik dan mental anak

Pexels/Amina Filkins

Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar telah dikaitkan dengan kurang tidur, nilai buruk, dan risiko obesitas yang lebih besar. Ada korban psikologis juga, terutama di antara anak-anak yang lebih besar.

Sebuah studi di tahun 2018 dalam jurnal Medicine Reports menunjukkan, remaja yang menggunakan layar selama tujuh jam atau lebih per hari, berisiko dua kali lebih besar mengalami depresi atau masalah kesehatan mental lainnya dibandingkan anak yang menggunakan layar selama satu jam atau kurang per hari.

Para peneliti menemukan bahwa paparan anak-anak terhadap media pendidikan (program yang memperkaya atau permainan edukasi) berkurang seiring bertambahnya usia anak-anak, bahkan ketika anak-anak mulai meningkatkan screen time mereka.

Proporsi screen time yang dihabiskan untuk media yang meningkatkan otak turun dari 78 persen untuk anak-anak yang lebih muda menjadi 27 persen untuk anak-anak yang lebih tua.

3. Manfaat dari membatasi screen time anak

Freepik/Bearfotos

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar orangtua membatasi screen time satu jam sehari untuk anak-anak usia dua hingga lima tahun, dan menghindari screen time sama sekali untuk bayi dan anak-anak di bawah 18 bulan.

Pengecualian aturan ini untuk semua anak yang mungkin melakukan obrolan video dengan keluarga dan teman, yang meningkatkan keterampilan komunikasi dan dianggap sebagai penggunaan media "berkualitas tinggi".

Saat dibatasi, balita dan anak-anak prasekolah akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan keterampilan penting. Kegiatan bermain sederhana seperti permainan imajiner atau mainan lainnya penting untuk belajar dan membangun kreativitas anak.

Anak-anak yang screen time-nya dibatasi, juga menikmati lebih banyak waktu untuk membangun keterampilan komunikasi, menggerakkan tubuh, dan mendapatkan istirahat yang cukup, sehingga akan ada perubahan sosial, akademik, dan fisik yang lebih baik.

Satu studi di tahun 2018 dalam jurnal JAMA Pediatrics, yang mengamati siswa kelas tiga, empat, dan lima mengaitkan batas layar anak-anak dengan kesehatan secara keseluruhan.

Ketika orangtua memantau penggunaan media, anak-anak telah mengurangi paparan kekerasan media dan pesan negatif serta peningkatan kualitas tidur, indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah, kinerja sekolah yang lebih baik, perilaku sosial yang lebih baik, dan agresi yang berkurang.

Strategi untuk Menetapkan Screen Time yang Sehat

Teknologi membuat konsep pendidikan tertentu lebih menarik, menghubungkan anak-anak dengan teman sebaya dan anggota keluarga jauh, memberikan hiburan yang menyenangkan bagi anak-anak, dan bisa menjadi waktu istirahat bagi orangtua .

Tetapi batasan adalah kunci untuk memastikan bahwa penggunaan layar anak-anak tidak menghambat kesehatan, perkembangan, dan kesejahteraan mental mereka. Di bawah ini adalah strategi yang dapat digunakan untuk menetapkan screen time yang sehat:

1. Tetapkan batas waktu dan konsisten mematuhinya

Freepik/FellowNekocat

Baik itu satu jam menonton TV setelah pekerjaan rumah selesai atau tidak lebih dari 30 menit total bermain ponsel, tetapkan aturan dan batasan yang jelas untuk penggunaan layar.

Ponsel Apple dan Android, laptop, dan televisi, menyediakan alat kontrol orangtua di mana Mama dapat memiliki akses untuk mengatur jam anak di internet atau bahkan program dan platform tertentu.

Meskipun menggoda untuk menyerah ketika anak-anak memohon, merengek, menawar lebih banyak waktu untuk bermain media sosial, menonton acara favorit, atau menyelesaikan video game, penting untuk bersikap setegas dan sekonsisten mungkin.

6. Hindari meletakkan perangkat media apapun di kamar anak

Pexels/Lisa Fotios

AAP menyarankan agar tidak meletakkan perangkat media apa pun di kamar tidur anak. Seorang anak yang memiliki televisi atau perangkat seluler di kamar tidurnya, lebih sering online daripada anak-anak yang tidak memilikinya.

Sehingga, anak juga akan mengalami kurang tidur daripada yang lain. Karena gadget apa pun memiliki efek cahaya biru, cahaya dari perangkat teknologi yang bisa berdampak pada produksi melatonin anak atau yang mengatur siklus tidur-bangun.

Untuk mendorong aktivitas lain dan melindungi waktu tidur anak, pertimbangkan untuk memintanya menggunakan ponsel, tablet, atau perangkat apa pun di ruangan lain, selain kamar tidurnya di malam hari.

3. Ketahui apa yang dilihat oleh anak

Freepik

Dilansir dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, melihat konten bersama anak dan secara aktif mendiskusikan tema, memikirkan apa yang dilihat secara kritis, dan membicarakan efek dan makna konten yang dilihat adalah salah satu jenis pemantauan terbaik yang dapat dilakukan orangtua.

Biasakan untuk mengetahui apa yang anak lihat atau dengar saat mereka online, bermain video game, atau menonton TV. Ini juga membantu Mama untuk membatasi jumlah konten kekerasan yang diekspos anak. Konten kekerasan seringkali dikaitkan dengan agresi dan masalah perilaku lainnya pada anak-anak.

Memang ada banyak manfaat dari teknologi, termasuk peningkatan koneksi sosial dan paparan konten yang merangsang otak. Namun, menetapkan batas adalah hal yang cerdas, dan tidak ada kata terlambat untuk membuat aturan yang sehat seputar waktu pemakaian perangkat.

Meskipun anak pada awalnya akan memberontak, ingatlah bahwa itu sepadan dengan argumennya. Tetapi ingatlah akan ada banyak manfaat bagi anak dalam jangka panjang, ini juga termasuk lebih banyak waktu berkualitas yang dihabiskan bersama Mama lho!

Editorial Team