Ketahui 5 Cara Tepat Mendidik Anak Pasca Perceraian

Anak korban perceraian kerap menyalahkan dirinya atas perpisahan orangtuanya

25 Februari 2019

Ketahui 5 Cara Tepat Mendidik Anak Pasca Perceraian
Freepik/Bearfotos

Perceraian tidak hanya akan memengaruhi kehidupan Mama dan Papa tetapi juga anak-anak. Apalagi yang namanya anak-anak, mereka pasti sangat membutuhkan peran orangtua di dalam kehidupan sehari-harinya.

Menjadi anak broken home membuat mereka tertekan dan mengalami kesedihan yang teramat dalam. Sementara Mama atau Papa yang sebagai single parent tetap harus membesarkan dan mendidik anak-anak.

Berikut ini ada 5 cara tepat mendidik anak pasca perceraian. Langsung cek ulasannya, yuk!

1. Ajak anak agar tetap positive thinking

1. Ajak anak agar tetap positive thinking
Freepik

Meski telah bercerai Mama atau Papa yang mendapat hak asuh sebaiknya harus tetap merasa bahagia di depan anak-anak. Tersenyumlah dan tetap bersikap baik meski hati terasa sangat sakit. Ingatlah kalau anak-anak juga merasa marah dan sedih karena perceraian itu.

Meskipun tidak lagi serumah dengan Mama atau Papanya, anak harus bisa hidup senyaman dan sebahagia mungkin. Ingat untuk mengajak anak selalu berpikir positif dalam segala kondisi yang sedang dihadapi.

Selalu ambil hikmah dan tetap positive thinking meski kondisi sekarang tidak seperti dulu. Dengan begitu akan membuat mereka tidak dalam konteks yang negatif atau membuatnya mudah menyerah. 

Editors' Pick

2. Jadilah sahabat untuk anak

2. Jadilah sahabat anak
Freepik

Masalah yang terjadi pada rumah tangga dan adanya perceraian, maka jangan sampai memengaruhi peran Mama atau Papa sebagai orangtua bagi anak-anak.

Tahukah, Ma? Menurut laman Psychology Today, anak broken home cenderung lebih ingin diperhatikan dan didengarkan keluh kesahnya.

Di mana Mama dan Papa harus selalu mendampingi dan mendengarkan curahan hati mereka.

Sebisa mungkin jadilah sahabat untuk anak-anak di kala senang maupun susah.

Pahami perasaan mereka ya, Ma. Mengerti perasaan maupun pendapat anak-anak tentunya merupakan poin penting dalam mendidik sang buah hati pasca perceraian.

Kalau bukan Mama, siapa lagi yang akan jadi pendengar bagi mereka.

3. Mencoba hal baru bersama anak

3. Mencoba hal baru bersama anak
Pexels/Oleksandr Pidvalnyi

Siapa yang ingin orangtuanya bercerai, semua anak pastinya berharap memiliki keluarga yang utuh dan penuh dengan kehangatan. Sebab tidak mudah bagi mereka dalam menerima perceraian orangtuanya, bahkan hatinya lebih sakit dan sedih daripada orangtuanya sendiri.

Untuk mengurangi rasa kekecewaan mereka, Mama atau Papa bisa mengajak anak-anak mencoba hal-hal yang baru dan bersifat positif.

Ajak mereka ke tempat  baru yang belum pernah dikunjungi. Hal tersebut  tentunya membuat pikirannya lebih segar dan melupakan sejenak kesedihan yang anak-anak hadapi.

Atau opsi lainnya, Mama dan Papa pun bisa menjadikan suasana rumah jadi lebih menyenangkan dengan mengubah dekorasi beberapa ruangan.

4. Tidak menunjukan masalah di hadapan anak

4. Tidak menunjukan masalah hadapan anak
Freepik/Bearfotos

Sebagai orangtua yang gagal dalam membina rumah tangga, tentunya akan ada dampak buruk untuk diri Mama atau Papa. Bisa saja Mama atau Papa jadi lebih mudah marah, sedih, stres, bahkan depresi.

Seorang diri membesarkan dan mendidik anak, pastinya butuh energi besar untuk melakukannya. Mama atau Papa harus selalu termotivasi dan semangat hidup demi mereka. Bukan malah terus beradu argumen atau saling menghujat mantan pasangan di depan anak-anak, apalagi sampai bercerita tentang masalah perceraian di hadapan mereka.

Cobalah untuk menjaga perasaan anak-anak, semarah apa pun dengan mantan pasangan sebaiknya tidak ditunjukkan saat berada di dekat anak. Bicarakan secara baik-baik jika anak-anak bertanya soal perceraian itu. Atau, Mama atau Papa bisa memilih untuk sama sekali tidak menjawab ketika hati masih emosi.

5. Bawa anak terapi ke psikolog

5. Bawa anak terapi ke psikolog
Freepik

Ma, anak broken home memiliki tingkat risiko yang lebih besar untuk terkena kelainan psikologis hingga penyimpangan perilaku negatif.

Di sisi lain anak-anak yang menjadi korban dalam perceraian orangtuanya lebih rentan mengalami stres hingga depresi, lho.

Hal tersebut bisa menjadi masalah pada emosionalnya dalam jangka panjang sampai beberapa tahun setelah perceraian orangtuanya.

Untuk mengatasi masalah yang seperti ini, sebaiknya Mama membawa anak untuk terapi psikolog agar kondisi mereka lebih baik dan tidak menyebabkan kenakalan remaja atau bahkan menyebabkan gangguan jiwa di usia mudanya.

Memberanikan diri membawa mereka ke psikolog adalah salah satu cara tepat dalam menjaga anak-anak pasca perceraian.

Tidak selamanya anak yang orangtuanya bercerai akan memiliki masa depan suram. Pada kenyataannya, banyak anak broken home mempunyai tingkat kemandirian dan ketegaran yang lebih besar.

Baca juga: 

The Latest