Sebuah video dokumentasi buatan SBS Australia viral di media sosial mama-mama muda. Video berjudul Japan's Independent Kids itu menceritakan tentang keseharian Noe Ando, 7 tahun. Setiap hari, Noe bangun pagi, mengurus semua keperluan sekolahnya sendirian, dan yang paling membuat ternganga adalah, ia berangkat sekolah sendiri!
"Setiap hari saya berjalan kaki menuju stasiun. Saya naik kereta cepat menuju Shinjuku dan kemudian berganti kereta menuju Kokubunji. Ya, seringkali saya salah turun stasiun dan harus mencari jalan menuju tempat yang benar," kata Noe sambil tersenyum. Noe sudah naik kereta sendiri sejak usianya 5 tahun.
"Karena ia sendirian, ia harus berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia sudah terbiasa melakukan segala hal sendiri. Saya rasa, ia bisa menyelesaikan banyak hal seperti orang dewasa. Jika tidak mampu menyelesaikan masalahnya, maka ia tidak akan sampai ke rumah," kata Satoko Ando, 39, ibu Noe.
Apa yang terjadi pada Noe bukanlah hal aneh. Keluarga di Jepang memang mengajarkan anak-anak mereka mandiri sejak dini. Anak-anak didorong untuk berani menghadapi dunia luar, dengan terjun langsung kedalam kenyataan.
"Kadang-kadang lucu melihat anak-anak yang pertama kali keluar sendiri menjadi ketakutan. Mereka kadang bingung dan menangis tetapi kami harus mengajarkan mereka seperti itu. Tidak lama, mereka pasti berani," ungkap Satoko.
Video ini sebenarnya membandingkan perbedaan keluarga Jepang dan keluarga di Sidney. Rob Frasier, 47, orangtua dari Emily, 10, menjadi contoh bagaimana keluarga di Australia memperlakukan anak-anak mereka.
"Saat mereka akan berangkat sekolah, saya akan memastikan bahwa mereka memakan sarapan, membawa bekal, dan sudah rapih. Saya juga mengantarkan mereka ke sekolah dan memastikan mereka sudah masuk ke dalam sekolah, sebelum saya meninggalkannya," kata Rob.
Rob adalah gambaran orangtua Australia pada umumnya. Mereka sangat khawatir jika membiarkan anak mereka sekolah sendiri, anak-anak itu bisa menjadi korban kejahatan atau mengalami kecelakaan.
"Anak-anak masih sangat perlu diawasi. Walaupun di lingkungan sekolah, mereka mungkin sekali menjadi korban kejahatan. Sangat mungkin mereka diculik atau menjadi korban pembunuhan. Saya tidak bisa membayangkan hal itu terjadi pada keluarga saya," kata Rob.
Emily yang juga diwawancara SBS Australia tampak tercengang ketika diberi tahu bahwa anak-anak di Jepang sudah berangkat sekolah sendiri sejak usia mereka 6 tahun. "Wow, itu hebat," komentar Emily singkat sambil membelalakan matanya.
Apakah hal seperti di Jepang mungkin terjadi di Indonesia? Popmama.com yakin, Mama pasti akan memberi jawaban, "Tidak!". Tetapi, inilah yang bisa Mama lakukan di rumah, mengombinasikan cara Jepang dengan cara ala Mama Indonesia. Ayo latih Si Kecil mandiri!
