Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Ilustrasi - indiatimes.com
Ilustrasi - indiatimes.com

Kereta kelinci atau odong-odong jadi salah satu wahana ramah di kantong. Jadi, tak heran odong-odong jadi favorit anak-anak dan orangtua sebagai sarana hiburan murah. Wahana merakyat ini akan membawa si Kecil dan Mama berkeliling lingkungan sekitar tempat tinggal.

Jaraknya tidak terlalu jauh dan tidak begitu dekat. Cukup worth it dengan biaya yang dikeluarkan, yakni a Rp 3-5 ribuan saja.

Namun, ketika anak hendak menaiki kereta kelinci ini ada baiknya ada orang dewasa yang ikut untuk mengawasinya. Pasalnya, odong-odong akan berjalan di jalan yang ramai kendaraan bermotor. Sehingga perlu ada yang menjaga keamanan si Kecil selain sang Sopir.

Lantaran, sopir tidak 100 persen memantau pergerakan anak karena Pak Sopir harus berkonsentrasi mengendalikan kereta kelinci ini.

Belum lama ini terjadi tragedi anak 7 tahun di Malang jatuh dari odong-odong. Anak tersebut meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit. Inilah ulasan Popmama.com terkait kabar duka tersebut.

Kronologi Peristiwa Anak Tersungkur dari Kereta Kelinci

Freepik/rawpixel.com

Kejadian ini terjadi di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, sekitar pukul 12.00 WIB. Video rekaman kamera pengawas (CCTV) yang berada di sekitar lokasi kejadian memperlihatkan seorang anak terjatuh dari odong-odong itu viral di media sosial.

Rute kereta kelinci yang dinaiki korban adalah berkeliling melewati area Kecamatan Kepanjen dan Kanigoro. Semua penumpang adalah anak-anak. Korban bernama Aidan Syam Julian yang berusia 7 tahun dan masih berstatus sebagai murid kelas 1 Sekolah Dasar (SD).

Peristiwa korban terjatuh dari odong-odong ini terjadi saat perjalanan menuju arah pulang. Berdasarkan pengakuan teman-teman korban, Aidan terjatuh ketika menunduk untuk membetulkan sandalnya yang terlepas. Diduga karena tubuh korban tak seimbang sehingga limbung yang menyebabkan tersungkur ke jalan.

Korban diketahui duduk di gerbong tengah. Setelah terguling, kepala anak ini pun sempat terlindas roda belakang odong-odong. Melihat kejadian naas tersebut, pengemudi roda empat yang tepat berada di belakang kereta kelinci ini langsung menghentikan mobilnya. Ia langsung menolong korban.

Pengemudi mobil bersama sopir odong-odong segera melarikan bocah 7 tahun itu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepanjen. Tidak ditemukan luka berat pada fisik korban tetapi hanya luka ringan di kedua lutut korban. Meskipun begitu, nyawa anak itu tak bisa diselamatkan karena diduga alami cedera di bagian kepala. alhasil, Aidan diduga telah meninggal di tengah perjalanan menuju rumah sakit.  

Korban Baru Pertama Kali Naik Odong-Odong

Youtube.com/Zafi Yosip

Kereta kelinci ini selalu hilir mudik di depan rumah korban. Biasanya datang sebanyak 2-3 kali dalam sepekan. Nah, korban memang tidak pernah sama sekali mencoba odong-odong ini dari kecil. Korban selalu patuh akan omongan orangtuanya untuk tidak naik odong-odong meskipun teman sebayanya banyak yang naik.

Menurut pengakuan paman korban, Budi Santoso, ini merupakan kali pertama keponakannya naik kereta kelinci. Pasalnya, orangtua korban selalu melarang putranya karena tak bisa menemani untuk memantau Aidan selama naik odong-odong. Selain itu, orangtua juga khawatir terkait keamanan odong-odong ini.

Namun, pada momen itu akhirnya Mama korban mengizinkan putranya untuk mencoba kereta kelinci ini. Lantaran tak tega melihat korban merengek minta naik odong-odong. Saat itu, Mama dan Papa korban tak bisa menemaninya. Alasannya karena Papanya sedang bekerja sementara Mamanya sedang mengandung adik korban.

Jadi, korban naik odong-odong sendirian dan tak ada sanak keluarga lainnya. Sayangnya, semua penumpang odong-odong juga tidak ada orang dewasa.

Sopir Siap Bertanggung Jawab Tetapi Keluarga Anggap sebagai Musibah

Freepik/minervastudio

Sebenarnya, keluarga tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian Aidan. Keluarga hanya mendapat kabar bahwa korban jatuh dan dilarikan ke rumah sakit. Ketika di rumah sakit, keluarga terkejut karena Aidan sudah lemas tak bernyawa.

Budi mengungkapkan bahwa sang Sopir sudah bertemu dengan pihak keluarga. Sopir kereta kelinci juga siap bertanggung jawab. Orangtua korban tidak meminta ganti rugi apa pun kepada sopir odong-odong. Lantaran, keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban dan menganggap insiden tersebut sebagai musibah.

Meskipun begitu, pihak keluarga berharap supaya ada evaluasi mengenai keamanan kereta kelinci itu. Tujuannya guna mengantisipasi peristiwa serupa agar tidak terulang di kemudian hari.

Odong-Odong Tak Kantongi Izin Operasional

Freepik/satndret

Pihak kepolisian setempat yang mengetahui kejadian tersebut lantas terjun ke lapangan untuk menindaklanjuti kasus bocah terjatuh dari odong-odong ini. Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik menyampaikan kasus ini sedang ditangani oleh jajaran Polres Malang.

Ia mengungkapkan akan mengunjungi rumah korban guna meminta keterangan atas insiden yang menimpa bocah SD itu. Polisi juga akan mencari sopir untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Setelah pemeriksaan singkat, ternyata kereta kelinci itu tidak memiliki izin operasional.

"Kereta odong-odong ini tidak ada izin. Semua kendaraan bermotor, apa pun bentuknya harus terdaftar secara resmi di Samsat," tambahnya.

Demikian paparan informasi mengenai bocah 7 tahun di Malang jatuh dari odong-odong. Kejadian ini dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi orangtua agar selalu mengawasi anak-anak. Hal ini semata-mata demi keamanan dan keselamatan si Kecil. Mama juga bisa memberikan wejangan kepada anak untuk duduk manis dan berpegangan saat naik kereta kelinci. 


 

Editorial Team