Di usia-usia ini, pemikiran kritis anak mulai berkembang. Tak menutup kemungkinan mereka punya rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap seksualitas yang seringkali membuat orangtua terkejut. Alih-alih mengalihkan pembicaraan atau menyuruh mereka berhenti bertanya, justru ini menjadi momen yang tepat memberikan edukasi yang tepat pada mereka. Ketahuilah, Ma, anak-anak kita mungkin terlihat masih kecil, tetapi sesungguhnya mereka sudah cukup memahami apa yang terjadi.
Berikan penjelasan sesuai dengan usianya, tak perlu terlalu mendetil asalkan mereka mendapatkan jawaban yang diinginkan. Akhiri dengan, "Nanti kalau kamu sudah besar, Mama akan jelaskan lagi supaya kamu lebih mengerti." Jangan takut pula meminta waktu untuk mencari jawaban yang tepat, misalnya dengan mengatakan, "Wah, Mama terkejut kamu menanyakan ini. Bagaimana kalau besok kita obrolkan tentang hal ini setelah makan malam?"
Pastikan pula memberikan ruang untuk berdiskusi pada anak dan akhiri pembicaraan dengan pernyataan yang suportif, misalnya, "Makasih ya, Kakak sudah mau bertanya tentang hal ini ke Mama." Buatlah situasi di mana orangtua dapat menjadi sahabat dan tidak membuat anak enggan bertanya yang mengakibatkan ia mencari jawaban atas pertanyaannya ke sumber yang salah.
Menjadi tugas penting bagi orangtua untuk menerjemahkan, menjelaskan, menyanggah dan menyampaikan pesan-pesan sexual consent ini sebagai bekal dasar anak akan keterbukaan soal edukasi seksual. Hal ini penting demi menjaga anak kita dari kekerasan seksual yang mungkin saja dialaminya di dunia luar.
Semoga informasi ini menginspirasi ya, Ma!