Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels/Andrea Piacquadio
Pexels/Andrea Piacquadio

Mama mungkin bertanya-tanya, apa itu fungsi eksekutif?

Fungsi eksekutif adalah proses di otak yang membantu manusia berfungsi. Ini membantu mengatur berbagai keterampilan manusia, seperti berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, motivasi diri, kontrol diri, mengatur dan membuat keputusan, dan masih banyak lagi.

Orang dengan keterampilan fungsi eksekutif yang rendah, akan lebih sulit untuk bersosialisasi, menyelesaikan tugas, dan mengendalikan impuls dasar mereka.

Sayangnya, kita tidak dilahirkan dengan keterampilan fungsi eksekutif.

Namun metode pengasuhan yang baik dapat membantu keterampilan ini berkembang sejak usia kanak-kanak hingga dewasa.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum 7 cara mengembangkan keterampilan eksekutif pada anak. Yuk simak! 

1. Membuat rutinitas harian

Freepik

Rutinitas harian dapat membantu membangun keteraturan dan prediktabilitas. Anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun, mendapat manfaat dari rutinitas yang membentuk kebiasaan sehari-hari yang baik.

Misalnya, di pagi hari beberapa kebiasaan baik anak-anak yang harus dibangun dan diharapkan adalah berpakaian, menyikat gigi, memakai sepatu, menyisir rambut, dan menyiapkan ransel.

Merapikan tempat tidur, membereskan kamar, dan tugas lainnya juga merupakan tugas harian yang baik untuk ditambahkan ke rutinitas anak. 

Jika anak mengalami kesulitan menyelesaikan sesuatu di pagi hari, Mama dapat membuat bagan agar ia bisa memeriksa tugas-tugas dan menyelesaikannya setiap hari. 

2. Mengerjakan PR segera setelah sekolah

Freepik/user21856044

Sebagian besar anak perlu diingatkan tentang Pekerjaan Rumah (PR), terutama pada hari-hari awal ketika mereka pertama kali mulai menerima PR. Maka, akan sangat membantu jika Mama menetapkan konsekuensi dalam mengatur kebiasaan anak mengerjakan PR sehari-hari.

Misalnya, menetapkan aturan bahwa anak harus mengerjakan PR segera setelah sekolah. Atau tidak, ia tidak dapat menggunakan elektronik atau bermain sampai selesai.

Membiasakan anak mengerjakan pekerjaan rumahnya lebih cepat daripada nanti, dapat membantu keterampilan perencanaan. Selain itu, jangan biarkan anak menjadi orang yang suka menunda-nunda.

Mulailah mengajarinya keterampilan manajemen waktu dan perencanaan sejak dini, akan membantu anak menuai keuntungan.

Selain itu, menyelesaikan PR sebelum bermain mengajarkan anak untuk mengembangkan kontrol diri, karena ia harus menyelesaikan PR sebelum melakukan sesuatu yang menyenangkan. 

3. Memberikan kalender atau buku agenda

Freepik

Mama juga perlu membiasakan anak menggunakan kalender atau buku agenda sejak usia dini. 

Mintalah anak mencatat PR di buku agendanya, atau menempatkan tugas utama di kalender juga membantu. Menggunakan kalender atau buku agenda dapat membantu membangun keterampilan perencanaan anak.

Jika anak melihat kalendernya di pagi hari, ia mungkin menyadari ada tugas akhir semester yang harus dikumpulkan atau latihan basket sepulang sekolah. Sehingga, anak dapat berangkat sekolah dengan tugas yang sudah selesai atau pakaian untuk latihan.

Membantu anak mempersiapkan hari, minggu, dan bulannya menjadi lebih mudah jika terlihat di kalender.

4. Menetapkan aturan

Pexels/Joshua Miranda

Aturan adalah tulang punggung agar rumah tangga berfungsi dengan baik. Jika anak tidak tahu jam berapa ia seharusnya berada di rumah, tugas apa yang diharapkan, atau kapan harus tidur, maka ia tidak mempelajari keterampilan perencanaan di rumah.

Anak membutuhkan aturan yang jelas. Aturan ini juga perlu disampaikan dengan jelas kepada setiap anggota rumah tangga. Menempatkannya secara tertulis pasti akan membuatnya jelas.

Menetapkan aturan yang jelas seperti dilarang memakai sepatu di rumah, dilarang berteriak di dalam rumah, dilarang makan di ruang tamu, dll. dapat membantu anak memahami batasan perilakunya di dalam rumah.

Menetapkan aturan adalah menetapkan harapan. Ini membantu anak meningkatkan keterampilan fungsi eksekutif, termasuk perencanaan, organisasi, manajemen waktu, perhatian, dan pengendalian diri.

5. Tetapkan konsekuensi

Freepik/bearfotos

Di mana ada aturan, pasti selalu ada konsekuensi yang menyertainya. Konsekuensi pasti membantu perkembangan pengendalian diri.

Jika anak mengetahui bahwa tidak merapikan mainan selalu mengarah pada tidak boleh bermain selama beberapa jam atau hari, maka ia akhirnya memahami bahwa merapikan mainan setelah bermain adalah hal yang penting, dan itu sepadan dengan apa yang dilakukannya.

Tentu saja dalam menetapkan konsekuensi, pastikan harus wajar dan sesuai usia anak.

6. Buat tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil

Freepik/tirachardz

Anak yang kesulitan memulai tugas besar, tentu akan merasa kewalahan dan membeku. Sehingga bantu anak keluar dengan memecah tugas yang lebih besar.

Memecah tugas dapat membantu anak untuk melihat tugas besar sebagai serangkaian tugas kecil yang dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat.

Selain itu, memecah tugas juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan perencanaan, pengorganisasian, dan tindak lanjut.

Ini semua adalah keterampilan fungsi eksekutif yang bagus untuk dikembangkan lebih awal dalam kehidupan daripada nanti.

7. Jadilah teladan

Pexels/Ron Lach

Untuk mewujudkan keterampilan eksekutif yang baik, Mama juga harus menjadi contoh dalam kehidupan anak. Misalnya, jika Mama ingin anak mengikuti aturan, maka Mama juga harus mengikuti aturan yang ditetapkan.

Jika Mama ingin anak tidak terlambat ke sekolah, maka Mama harus memberi contoh rutinitas pagi dan berangkat lebih awal untuk sampai ke tempat tujuan.

Kebiasaan Mama seperti keterampilan organisasi, manajemen waktu, mengikuti aturan, keterampilan perencanaan, dan menyelesaikan tugas, akan selalu diamati oleh anak setiap hari.

Ia belajar melalui tindakan Mama daripada kata-kata. Sehingga motto hidup "Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata" perlu dijalani.

Kini Mama telah mengetahui 7 cara mengembangkan keterampilan eksekutif pada anak. Bahkan jika anak tidak mengembangkan keterampilan eksekutif dengan baik sejak dini, semua harapan tidak boleh hilang.

Karena keterampilan ini masih bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak akhir dan bahkan hingga dewasa. Bagaimana pola asuh, lingkungan rumah, dan perilaku orangtua, memainkan peran besar dalam mengembangkan keterampilan fungsi eksekutif.

Editorial Team