10 Anak di Solo Merusak Makam, Ini Pelajaran yang Bisa Orangtua Petik

Perusakan ini diduga berbau intoleransi, ini yang perlu Mama dan Papa ketahui dalam mendidik anak

23 Juni 2021

10 Anak Solo Merusak Makam, Ini Pelajaran Bisa Orangtua Petik
Pexels/Brett Sayles
Ilustrasi

Mengajarkan toleransi kepada anak sejak dini sangat penting supaya nantinya ia bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan antar manusia. 

Salah satu hal paling penting dan utama yang perlu diajarkan pada anak yakni tentang toleransi beragama. Dengan mengajarkan toleransi beragama sejak dini, anak mama akan saling menghargai dan tidak membenci agama lain. 

Namun, jika toleransi beragama tersebut tidak diajarkan, nantinya anak mama akan membenci bahkan melakukan perbuatan anarkis terhadap agama lain, salah satunya seperti yang terjadi di Solo, Jawa Tengah.

Anak-anak sekolah dasar diduga melakukan perusakan 12 makam. 

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi tentang anak-anak yang  merusak 12 makam. Simak yuk, Ma!

1. Perusakan makam di Solo, Jawa Tengah

1. Perusakan makam Solo, Jawa Tengah
Freepik/Wirestock

Sebanyak 12 makam di kompleks permakaman umum Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon, Solo, rusak. Diduga makam itu dirusak oleh segerombolan anak-anak yang bermain di sekitar makam. Aksi perusakan makam itu juga diduga berkaitan dengan praktik intoleransi.

Margono selaku Lurah Mojo mengatakan, salah seorang warga melihat anak-anak tengah malam merusak makam.

Menurutnya, anak-anak tersebut merupakan murid pendidikan informal di kawasan itu dengan prediksi usia sekolah dasar. 

Kejadian tersebut dilaporkan ke kepolisian untuk diproses dan diselesaikan. 

Editors' Pick

2. Kini, sedang dilakukan proses penyelidikan

2. Kini, sedang dilakukan proses penyelidikan
Freepik/kjpargeter

Margono selaku Lurah Mojo memberikan keterangan bahwa kasus perusakan makam ini tidak dilanjutkan, namun karena mengandung intoleran maka perusakan 12 makam masuk ke ranah kepolisian. 

Kapolsek Pasar Kliwon, Iptu Achmad Riedwan Prevoost menjelaskan, pihaknya melakukan proses mediasi antara pihak yang dirugikan dengan pihak pelaku atau orangtua pelaku.

Kini, proses mediasi tersebut sudah menemukan titik temu. 

"Namun kami dari pihak kepolisian masih sesuai prosedur akan melakukan pemeriksaan, penyeledikan dalam kasus ini,” ucap Iptu Achmad.

Penyelidikan tersebut tetap dilakukan karena kejadian perusakan makam di Mojo, Solo, itu melibatkan anak di bawah umur. Kapolsek akan memeriksa orangtua wali dan pengajar di tempat mereka belajar untuk mencari penyebab utama perusakan makam. 

“Dugaan awal masih kami dalami, apakah ada doktrin yang salah. Masih kami periksa, kami dalami sampai tuntas. Jumlah pelaku 10 orang dari tempat belajar yang sama,” paparnya.

Sambil mendalami kasus ini, Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengajak seluruh elemen masyarakat bergandeng tangan menjaga toleransi di Kota Solo. 

3. Kejadian itu membuat Gibran menutup sekolah anak-anak yang diguga melakukan perusakan makam

3. Kejadian itu membuat Gibran menutup sekolah anak-anak diguga melakukan perusakan makam
Freepik/Jcomp

Kejadian perusakan makam di Mojo membuat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan menutup sekolah anak-anak yang diduga melakukan perusakan tersebut. 

“Tidak bisa dibiarkan seperti itu. Mendirikan sekolah tanpa izin. Segera kami proses, pengasuh dan anak-anak juga perlu pembinaan. Ini sudah ngawur banget, melibatkan anak-anak,” ujar Gibran. 

“Tutup saja, sudah gak bener,” lanjutnya. 

Selain itu, ternyata selama ini sekolah tersebut pun melakukan pembelajaran tatap muka.

Hal tersebut melanggar Surat Edaran No 067/1869 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Peran Satuan Tugas Tingkat Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Solo. 

Padahal untuk melakukan tatap muka sudah dijelaskan pada SE nomor 7 huruf b poin 4 bahwa sekolah yang ingin menggelar tatap muka harus memdapatkan izin dari wali kota sesuai kewenangannya melalui rekomendasi dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Solo.

Semua pelanggaran itulah yang membuat Gibran menutup sekolah tersebut. 

Langkah Gibran menutup atau membubarkan sekolah tersebut mendapat dukungan berbagai pihak, di antaranya GP Ansor dan Kanwil Kemenag Jateng.

“Mau ditutup bagaimana, diizinkan saja tidak. Artinya itu dibubarkan atau dihentikan. Itu juga baru beberapa bulan saja dan tidak mengikuti sistem yang ada,” ucap Mustain, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Selasa (22/6/2022).

4. Tips melindungi anak dari perilaku merusak karena intoleransi umat beragama

4. Tips melindungi anak dari perilaku merusak karena intoleransi umat beragama
Freepik/user23443555

Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu Mama untuk bisa melindungi anak dari hal-hal buruk di sekolah atau pada saat anak tidak di rumah: 

  1. Mama harus mencari tahu terlebih dahulu tentang sekolah formal atau informal tempat anak belajar. Misal mengajarkan agama atau tempat mengaji, pastikan lembaga tersebut mengajarkan paham islam yang baik. Mama perlu memahami seperti apa yang diajarkan ke anak-anak oleh guru di sekolah tersebut. 
  2. Kini kasus Covid-19 sedang meningkat, anak seharusnya melakukan semua kegiatan secara daring. Ini termasuk untuk sekolah dan mengaji serta kursus keterampilan lainnya.
  3. Jika terpaksa harus belajar secara tatap muka, pastikan jumlah terbatas. Ingatkan anak untuk tidak berkerumun dan tetap melaksanakan protokol kesehatan. 
  4. Ajarkan anak untuk belajar disiplin. Batasi waktu anak keluar dari rumah. Pastikan anak juga langsung pulang dan meminimalisir kontak dengan orang lain.
  5. Ajarkan anak tentang makna toleransi. Anak harus bisa menghargai sesama dan antar umat beragama. Anak juga mesti memahami walau berbeda, kita tetap harus saling mengasihi dan saling melindungi.

Nah itulah kronologi perusakan makam oleh 10 anak SD di Solo beserta tips menjaga anak agar terhindar dari hal-hal berbau intoleransi. 

Terkadang Mama dan Papa sudah mengajarkan tentang toleransi dengan baik namun ternyata  anak berada di ligkungan berlajar yang mengajarkan intoleransi. Hal tersebutlah yang berbahaya dan perlu Mama perhatikan. Semangat terus dalam menjaga anak, Ma!

Baca juga:

The Latest