Kenapa Orangtua Tidak Mengerti Perasaan Anak?

Ada beberpa alasan yang membuat Mama dan Papa tidak mengerti dengan perasaan anak

19 Oktober 2021

Kenapa Orangtua Tidak Mengerti Perasaan Anak
Freepik/Bearfotos

Ada banyak hal yang dibutuhkan oleh anak-anak dari Mama dan Papanya. Salah satunya yakni dimengerti perasaanya. Namun, sayangnya beberapa orangtua mungkin tidak mengerti perasaan anak-anaknya. 

Hal itu bisa dibilang suatu hal yang wajar karena perasaan berada di dalam hati dan tidak terlihat. Terapi bukan berarti mengerti perasaan anak tidak dapat dipelajari lho.

Untuk mempermudah Mama dan Papa mengerti perasaan anak, cobalah mencari tahu alasannya. 

Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa hal yang menjadi alasan kenapa orangtua tidak mengerti perasaan anaknya. Simak yuk, Ma!        

1. Tidak memahami diri sendiri

1. Tidak memahami diri sendiri
Freepik/tirachardz
ilustrasi

Alasan pertama Mama dan Papa tidak mengerti perasaan anak yakni karena tidak mengerti perasaan diri sendiri. 

Kini, cobalah mengerti perasaan diri sendiri terlebih dahulu dengan mendengarkan isi hati. Jika Mama dan Papa sudah paham dengan perasaan sendiri dan mampu mengatasi segala rasa tersebut, secara perlahan Mama akan mampu mengerti perasaan orang lain. 

Sebab, proses tersebut mengajarkan Mama dan Papa untuk lebih berempati dan peka terhadap suatu hal sehingga bisa mengerti perasaan orang lain. 

Jadi, nanti ketika anak bercerita, orangtua dapat mengerti dengan benar apa yang dirasakan oleh anak dan memberikan respon yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mereka.

2. Cuek dan terlalu sibuk bekerja 

2. Cuek terlalu sibuk bekerja 
Freepik/User16285795

Untuk beberapa orangtua yang bekerja di sebuah perusahaan mungkin akan memiliki tuntutan pekerjaan yang tinggi. Hingga akhirnya saat pulang sudah merasa sangat lelah. Hal itu membuat Mama dan Papa langsung beristirahat ketika sampai di rumah. 

Jika seperti itu bagaimana bisa Mama dan Papa mengerti perasaan anak-anak?

Agar mengerti perasaan anak, Mama perlu meluangkan waktu untuk mereka. Bisa dengan cara menemaninya belajar, mengobrol ringan, bermain bersama dan lain-lain. 

Mama dapat meluangkan waktu setidaknya 30-60 menit setelah kerja sebelum istirahat malam. Kemudian, bisa juga dengan menghabiskan akhir pekan untuk family time dengan anak. 

Editors' Pick

3. Kurang komunikasi antara orangtua dan anak

3. Kurang komunikasi antara orangtua anak
Freepik/Zinkevych

Seperti yang sudah dibahas pada poin sebelumnya, jika ingin mengerti perasaan anak-anak cobalah luangkan waktu untuknya.

Dengan meluangkan waktu untuk anak, Mama dan Papa jadi bisa lebih dekat secara fisik sekaligus dapat membangun komunikasi. Jika sudah ada kedekatan yang terjalin dengan baik, perasaan anak pun bisa mengerti oleh Mama dan Papa sekalipun mereka tidak bercerita.

Selain itu, jika kedekatan sudah terbangun, nantinya Anak menjadi tidak sungkan untuk bercerita tentang segala permasalahan yang dirasa. 

4. Merasa selalu benar

4. Merasa selalu benar
Freepik/Master1305

Merasa di usia yang lebih tua dari Anak, membuat Mama dan Papa beranggapan posisinya lebih tinggi dan selalu benar. Jadi, apa yang dikatakan oleh keduanya merupakan mutlak dan harus diikuti oleh anaknya. 

Sebagai orangtua, Mama dan Papa berkewajiban membimbing dan mendidik anak dalam menjalani hidup. Dalam proses tersebut Mama tak boleh mengekang kebebasan Anak dan selalu mengaturnya. Cobalah bebaskan Anak mengambil keputusan sesuai perasaannya selagi itu merupakan hal yang positif. 

Misalnya, Mama ingin sekali anak mengikuti les untuk pelajaran, namun sang Anak merasa belajar di sekolah saja sudah cukup. Mama harus pahami, mungkin sang anak terlalu lelah. 

Akan tetapi, Mama juga boleh memberi kesepakatan, jika nyatanya saat anak  di rumah terlalu banyak bermain hingga tak belajar apapun, maka ia harus menuruti apa  yang telah Mama tentukan yakni mengikuti les.

Dengan mengajak membuat aturan secara berunding seperti di atas, orangtua dan Anak jadi saling mengerti perasaan dan kebutuhan satu sama lain. 

5. Pengalaman masa kecil

5. Pengalaman masa kecil
Freepik

Pengalaman merupakan guru terbaik. Apa yang orangtua rasakan saat menjadi anak-anak bisa saja diterapkan kembali saat mereka memiliki anak. Walaupun hal itu tidak mutlak, namun kebanyakan orangtua seperti itu.

Jadi, biasanya ketika Mama dan Papa tidak dimengerti perasaannya ketika kecil, maka ia akan bersikap sama pada Anaknya.

6. Pola asuh yang turun temurun 

6. Pola asuh turun temurun 
verywellfamily.com

Banyak masyarakat di Indonesia melakukan pola asuh yang turun temurun. Dari pengalaman masa kecil, pola asuh itu digunakan kembali oleh Mama dan Papa pada saat ini. Padahal, itu belum tentu hal yang baik. Sebab, anak memiliki karakter yang berbeda-beda.

Misalnya, Mama memiliki karakter yang lembut, penurut, tidak memberontak sehingga apapun yang sudah diatur oleh orangtua Mama tidak membuat Mama kesal. Namun, belum tentu dengan anak mama merasakan hal yang sama

Selain itu, Mama dan Anak pun hidup di masa kecil dengan zaman yang berbeda. Jadi, pola asuh orangtua mama saat dulu belum tentu cocok untuk dilakukan pada saat ini. 

Jadi, alangkah baiknya Mama menyesuaikan pola asuh dengan karakter anak-anak serta ikuti perkembangan zaman ya. 

Nah, itu lah beberapa alasan yang membuat Mama dan Papa menjadi tidak mengerti perasaan anak. Kini, coba kikis satu per satu alasan itu dan jadilah orangtua yang mengerti dengan perasaan anak. Semangat terus memberikan hal baik untuk anak ya!

Baca juga:

The Latest