Seorang Ibu di Medan Pukul Anak Angkatnya dengan Penggaris 1 Meter

Tulang bahu anaknya sampai bergeser setelah dipukul sang ibu

14 Januari 2022

Seorang Ibu Medan Pukul Anak Angkat Penggaris 1 Meter
Freepik/rawpixel.com
Ilustrasi

Setiap orangtua wajib memberikan kasih sayang dan perlakuan yang baik untuk anak-anaknya. Supaya mereka bahagia dan dapat menjalani masa pertumbuhan dengan baik. 

Namun, sayangnya hal itu tak didapat oleh anak berinisial T (8) di Jalan Medan - Binjai, KM 13,8, Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang. Ia sering kali dipukuli oleh ibu tirinya. Terakhir, ia dipukul menggunakan penggaris 1 meter hingga tubuhnya terluka parah. 

Kini sang ibu telah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan anak dan ditahan di kepolisian. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait peristiwa penganiayaan anak di Medan oleh ibu tirinya ini. Simak yuk, Ma! 

1. Kekerasan yang dialami korban ternyata sudah terjadi berkali-kali

1. Kekerasan dialami korban ternyata sudah terjadi berkali-kali
Pexels/Mikhail Nilov
Ilustrasi

Korban T selama ini tinggal bersama orangtua angkatnya. Papa berinisial SG (37) dan perempuan berinisial LS (33). Di sana T merupakan anak angkat dari SG dan LS. 

T menjadi anak angkat SG dan LS sejak ia belum lahir. Kala itu, orangtua kandung T bersahabat dengan dengan SG dan istri pertamanya yang telah meninggal empat tahun lalu. 

Di tahun yang sama LS pun menikahi SG yang telah memiliki anak berusia 7 tahun. 

Sayangnya, kehidupan menjadi anak angkat tidak menyenangkan untuk T. Ia mendapat siksaan berkali-kali dari LS.

"Penganiayaan itu bukanlah yang pertama kali namun ini yang paling parah," Jendrial Siregar, kuasa hukum korban dari Lembaga Perlindungan Anak ( LPA) saat ditemui di Polrestabes Medan pada Rabu (12/1/2022) siang. 

Jendrial pun menjelaskan kalau penganiayaan kali ini dilakukan oleh sang ibu menggunakan penggaris sepanjang 1 meter pada korban. Saat ini menda itu menjadi barang bukti di persidangan. 

Tak hanya itu, Jendrial pun memberitahu kalau kasus ini pertama kali terungkap ketika SG, Papa angkat korban membuat laporan kepadanya. 

Editors' Pick

2. Alasan pelaku sering memukuli korban berkali-kaliĀ 

2. Alasan pelaku sering memukuli korban berkali-kaliĀ 
Pexels/Musa Artful
Ilustrasi

Berdasarkan informasi dari Jendrial, T dipukul karena melawan dan memaki LS. 

Namun bagaimana juga pemukulan yang dilakukan oleh LS pada T tak bisa dibenarkan. Sebagai orangtua, LS seharusnya tak memukul seorang anak ketika tidak dapat dinasihati, apalagi memukulnya hingga terluka parah. 

Penganiayaan ini pula dilakukan LS diam-diam. Ia melakukannya dikala sang suami SG tidak berada di rumah. 

3. Keadaan korban terkini

3. Keadaan korban terkini
Freepik/Jcomp
Ilustrasi

Atas kekerasan yang dilakukan LS, saat ini T mengalami memar di bagian wajah, leher, tangan dan tulang bahunya bergeser.

Tak hanya itu, ia pun mengalami traumatis berat. Namun saat ini ia sudah mendapat perawatan dan kian membaik. 

"Kondisi anak, tentunya traumatis. Tapi sekarang sudah membaik. Sementara ini, dia tinggal di rumah penasihat kami, Mayor Mardiyanto, yang anaknya kebetulan satu sekolah dengan korban," katanya. 

4. Hukuman yang diterima oleh pelaku kekerasan pada anak

4. Hukuman diterima oleh pelaku kekerasan anak
Pixabay/Succo
Ilustrasi

Berdasarkan informasi dari Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Medan, AKP M. Ginting, LS telah diperiksa pada Selasa (11/1/2022). 

"Sudah kita periksa dari kemarin. Sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan," katanya.

LS akan dijerat dengan UU RI No. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman di atas lima tahun penjara.

"Kita kenakan dua UU itu, karena korban dianiaya di dalam rumahnya, dan korbannya masih anak-anak," jelas Ginting.

Dari kejadian di atas, semoga Mama dapat mengambil hikmahnya, ya. Apapun kondisinya, semarah apapun Mama terhadap anak, janganlah buat ia terluka, Ma. 

Selain itu, harus selalu ingat, perilaku anak pada orangtua sebagaimana orangtua memperlakukan mereka. Jadi, selalu contohkan perilaku baik, agar anak pun berbuat pada Mama, Papa, dan orang sekitarnya. 

Baca juga:

The Latest