Bukan Dipaksa, Lakukan 8 Tips Membuat Anak Semangat Belajar Ini Yuk Ma

Memaksa anak hanya akan membuatnya stres dan tidak kooperatif

20 April 2021

Bukan Dipaksa, Lakukan 8 Tips Membuat Anak Semangat Belajar Ini Yuk Ma
Pexels/Olia Danilevich

Pada masa pandemik seperti ini, sekolah-sekolah masih melakukan pembelajaran jarak jauh. Otomatis, orangtua harus mendampingi anak belajar lebih dari sebelumnya karena kegiatan belajar-mengajar yang diberikan oleh guru menjadi terbatas.

Sudah berlangsung selama setahun lebih, namun tetap ada kendala bagi banyak orangtua.

Mendampingi anak belajar bukanlah tugas yang mudah sehingga orangtua kerap merasa kewalahan. Anak kadang sulit fokus, kadang bahkan sulit diajak belajar.

Semakin muda usia anak, semakin sulit pula diajak belajar. Tak jarang orangtua harus mencari cara agar anak mau belajar.

Namun, orangtua harus mempertimbangkan usia dan kemampuan anak. Menciptakan suasana gembira ketika mengajak anak belajar adalah cara yang paling tepat. Anak dapat belajar dengan semangat.

Oleh karena itu, di bawah ini Popmama.com ingatkan untuk tidak memaksa atau memarahi anak agar giat belajar dan mengerjakan tugasnya. Hal itu hanya akan membuat anak stres dan semakin malas belajar.

Lakukan 8 tips membuat anak tetap semangat belajar di bawah ini yuk, Ma!

1. Jangan membandingkan pencapaian anak dengan anak lain

1. Jangan membandingkan pencapaian anak anak lain
Pexels/Jessica Lewis

Membandingkan anak dengan anak lain bukanlah cara yang bijak untuk memotivasi. Anak justru bisa jadi sedih, bahkan minder dan merasa kalah dari anak lain.

Yang lebih parah, anak bisa merasa bahwa dirinya bodoh. Bisa-bisa anak tidak mau belajar lagi karena sudah menyerah dengan keadaan.

Namun, terlalu memuji anak ketika ia berprestasi pun berbahaya. Salah-salah anak merasa sombong dan tidak mau belajar karena sudah merasa pintar.

2. Lebih baik belajar sebentar-sebentar, tapi fokus

2. Lebih baik belajar sebentar-sebentar, tapi fokus
Freepik/Prostooleh

Meminta anak untuk tetap belajar dengan tenang dalam jangka waktu lama memang sulit karena anak-anak cepat merasa lelah dan bosan. Tidak seperti orang dewasa yang dapat mengontrol diri untuk tetap fokus.

Maka, memaksa anak untuk melakukannya bukanlah hal yang tepat. Ketika anak sudah lelah atau bosan belajar, biarkanlah ia beristirahat sejenak hingga puas.

Jika sudah cukup beristirahat, Mama bisa mengajaknya belajar lagi. Untuk anak TK atau usia di bawahnya, 15-30 menit satu kali belajar sudah cukup. Semakin tinggi usianya, bisa ditambahkan sedikit-sedikit durasinya.

Lebih baik belajar sebentar-sebentar, tapi fokus dan rutin. Dibandingkan dengan belajar dalam jangka waktu lama, tapi bosan karena bosan dapat membuat anak tidak menyerap pelajaran dengan baik.

3. Buku bergambar dan berwarna-warni akan menarik perhatian anak

3. Buku bergambar berwarna-warni akan menarik perhatian anak
Pexels/Marta Wave

Ada orang yang tidak betah berhadapan dengan buku. Baru membaca sedikit saja sudah bosan, bahkan mengantuk. Orang-orang seperti itu biasanya lebih suka membaca sesuatu yang bergambar atau berwarna, seperti komik.

Begitu pula dengan anak-anak, bukan hanya anak balita saja yang lebih menyukai buku bergambar. Anak usia sekolah juga banyak yang lebih menyukai baca buku yang bergambar daripada semua halaman dipenuhi tulusan dengan paragraf yang tebal-tebal saja.

Apalagi, anak-anak memang lebih cepat merasa bosan dibanding orang dewasa. Tak ada salahnya Mama menyediakan buku-buku pengetahuan bergambar atau berwarna-warni untuk anak.

Terlebih lagi, gambar lebih mudah dipahami oleh anak daripada tulisan. Sehingga, ia dapat lebih mengerti maksud suatu kata atau kalimat ketika melihat gambarnya.

Editors' Pick

4. Alat peraga akan sangat membantu

4. Alat peraga akan sangat membantu
Pexels/Cottonbro

Adanya alat peraga dapat membuat anak lebih cepat menangkap yang ia pelajari. Itulah sebabnya di sekolah pun guru kadang menyiapkan alat peraga.

Contohnya, benda berbentuk persegi, segitiga, dan lingkaran untuk memperkenalkan macam-macam bentuk pada anak.

Untuk belajar bahasa pun Mama bisa menunjukkan bendanya. Misal, anak sedang belajar kata-kata benda dalam bahasa Inggris, Mama dapat membawakan buah apel untuk kata “apple” dan lain sebagainya.

5. Anak lebih senang dengan metode bermain sambil belajar

5. Anak lebih senang metode bermain sambil belajar
Pexels/Artem Podrez

Anak usia TK hingga SD kecil masih sangat suka bermain. Mama bisa memanfaatkan ini, lho! Cobalah untuk menanamkan pengetahuan dalam permainannya.

Jika anak bisa enjoy, pengetahuan yang Mama tanamkan sedikit demi sedikit dapat melekat dengan lebih kuat dalam ingatannya. Sebaliknya, memaksa anak untuk belajar terlalu serius justru akan membuatnya mengalami stres dan tidak kooperatif.

6. Tak semua anak berani bertanya, cobalah dekati sesekali

6. Tak semua anak berani bertanya, cobalah dekati sesekali
Pexels/Max Fischer

Memberi anak kesempatan untuk bertanya adalah langkah yang bagus ketika sedang belajar dengannya. Namun, tak semua anak berani bertanya. Perlu dibiasakan dulu perlahan-lahan.

Cobalah dekati anak terlebih dulu dan tanyai apakah ia mengalami kesulitan atau ada yang ia tidak pahami.

Jika ia masih enggan mengatakannya, cobalah untuk menebak apa kesulitannya. Mama juga bisa memeriksa pekerjaannya untuk mencari tahu.

7. Kecepatan anak berbeda-beda, jadi sabar, ya!

7. Kecepatan anak berbeda-beda, jadi sabar, ya
Pexels/August de Richelieu

Kecepatan setiap anak dalam menangkap pelajaran berbeda-beda. Ada yang sangat cepat, ada juga yang lambat.

Namun, ini adalah hal yang wajar karena perkembangan setiap anak itu unik. Jadi, sabarlah dalam menghadapinya.

Jika mengundang guru untuk mendampingi anak belajar di rumah, jangan lupa pastikan bahwa cara mengajarnya sesuai untuk anak Mama.

Jika anak merasa tidak nyaman ketika belajar, cobalah tanyakan apa yang membuatnya merasa seperti itu. Bisa jadi guru atau orangtua terlalu cepat ketika menjelaskan, kurang memberikan contoh, atau anak merasa terbebani dengan banyaknya tugas.

8. Beri penghargaan ketika anak berprestasi

8. Beri penghargaan ketika anak berprestasi
Pexels/Nicole Michalou

Tidak ada salahnya memberikan hadiah pada anak ketika ia berprestasi. Hadiah dapat membuat anak semangat belajar.

Namun, hati-hati, ya! Jangan sampai hadiah jadi motivasi utama anak untuk belajar. Salah-salah, anak jadi enggan belajar ketika tidak ad aiming-iming hadiah.

Mama perlu tahu saat yang tepat untuk memberi anak hadiah. Tidak setiap prestasinya Mama apresiasi dengan hadiah.

Sebaiknya, hadiah berupa barang diberikan ketika prestasi anak melebihi biasanya, misalnya saja saat ia memenangkan sebuah lomba. Untuk prestasi yang sudah sering ia terima, seperti nilai bagus dalam ulangan atau tes, Mama bisa mengapresiasinya dengan pujian dan pelukan hangat.

Itulah 8 tips membuat anak tetap semangat belajar yang bisa Mama lakukan. Bantuan dan pendampingan orangtua selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) sangatlah penting bagi anak. 

Tak dapat dipungkiri bahwa menanamkan rasa suka belajar pada anak merupakan tugas yang sulit, tapi bukan tugas yang tidak mungkin berhasil dilakukan. Tetap semangat, Ma!

Baca juga:

The Latest