Sebagai orangtua, Mama memastikan bahwa anak selalu mendapatkan nutrisi yang cukup. Namun seringkali ini berujung pada memaksa anak memakan beberapa jenis makanan yang tidak disukainya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa orangtua memaksa anak untuk makan:
- Menghabiskan apa yang ada di piring
Sebagian besar dari kita memiliki anggapan bahwa jika itu ada di atas piring, akhirnya akan mendarat di perut kita. Oleh karena itu harus dihabiskan. Tetapi lain halnya dengan anak, anak hanya makan sejumlah makanan yang diizinkan oleh perutnya. Jika mereka merasa kenyang walau masih ada sisa, mereka akan berhenti makan.
- Kekhawatiran anak tidak cukup makan
Anak kecil makan lebih sedikit tetapi sering makan. Kita sebagai orangtua berpikir bahwa anak kita mungkin tidak makan atau mendapatkan nutrisi yang cukup dari makanan kecil, sehingga makan berlebihan.
- Tidak memahami kebutuhan anak
Sebagai orangtua, Mama sering berpikir bahwa orangtua lebih mengetahui apa yang dibutuhkan anak. Hal ini berlaku juga dengan makanan. Oleh karena itu, ketika anak menolak untuk makan, Mama cenderung memaksa karena mengira anak tidak mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya.
- Memperkenalkan makanan baru
Orangtua sering memaksa anak untuk makan ketika mereka memperkenalkan buah, sayuran, atau makanan baru. Pemikiran ini didukung oleh gagasan bahwa anak perlu diberi makanan terus menerus sehingga mereka bisa memahami rasanya.
- Membandingkan dengan anak lain
Jika teman atau sepupu anak yang seumuran mengonsumsi lebih banyak makanan, orangtua mungkin merasa bahwa mereka tidak melakukan hal yang benar sehingga memaksa anak untuk makan lebih banyak lagi.
- Untuk menanamkan kebiasaan baik
Hanya karena makanan tertentu itu sehat, bukan berarti Mama harus memaksa anak untuk memakannya. Orangtua sering berpikir bahwa untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik, anak harus mengonsumsi makanan tertentu bahkan jika ia tidak menyukainya.