Demi Uang, Bocah Ditinggal Orangtuanya di Stasiun Bekasi dan Bogor

Diduga ini modus baru eksploitasi anak. Duh, sedihnya

31 Januari 2019

Demi Uang, Bocah Ditinggal Orangtua Stasiun Bekasi Bogor
Dok. Humas Kereta Commuter Indonesia

Sejak Jumat, (25/1) media sosial dan grup whatsapp ramai membicarakan seorang anak yang ditinggal orangtuanya di stasiun Bekasi. Foto seorang anak berseragam sekolah batik dengan wajah agak kebingungan beredar luas. Pengguna media sosial membagikan foto itu dengan tulisan, kalau ada yang mengenal anak ini harap memberi informasi kepada orangtuanya.  

Namun, seiring berkembangnya informasi diketahui kalau kejadian ini hanyalah modus dalam mendapatkan uang. Menurut informasi dari media sosial dan whatsapp grup, anak yang ditinggal di sekitar stasiun ini bernama Rafi. Dirinya ditinggalkan di stasiun untuk menarik iba dari para penumpang agar bisa mendapatkan uang serta makanan. 

Dengan tersebarnya berita mengenai Rafi yang ditinggal oleh orangtuanya di stasiun membuat banyak orang bertanya-tanya mengenai cerita sesungguhnya. 

Untuk Mama yang ingin mengetahui kronologis dan langkah yang diambil oleh PT Kereta Commuter Indonesia, berikut beberapa rangkuman dari Popmama.com yang tidak boleh terlewatkan. 

1. Kronologis awal penemuan anak di sekitar stasiun

1. Kronologis awal penemuan anak sekitar stasiun
Dok. Istimewa

Pada hari Jumat (25/1) lalu petugas di Stasiun Bekasi menemukan anak kecil yang berpakaian seragam sekolah sedang bermain-main di sekitar stasiun. Pemandangan seperti ini dianggap asing karena tidak didampingi oleh orangtuanya. Hal ini membuat petugas yang melihatnya berusaha mengamankan si Anak sekaligus menanyakan keberadaan orangtuanya.

“Namun, saat ditanyakan sang Anak terus berkelit tidak mau menjawab hingga akhirnya di antar petugas keluar dari stasiun. Ini dikarenakan sang Anak mengaku akan bertemu dengan orangtuanya di luar stasiun,” kata Eva Chairunisa, Vice President (VP) Communication PT Kereta Commuter Indonesia kepada Popmama.com

Setelah kejadian yang terjadi di Stasiun Bekasi, Rafi yang sama kembali terlihat di sekitar Stasiun Bogor pada Minggu (27/1). Mengacu pada data kejadian yang sepat terjadi sebelumnya di Stasiun Bekasi, kemudian petugas kembali mengamankan si Anak karena mulai curiga terhadap perilaku bermain di stasiun yang berbeda-beda tanpa didampingi orangtuanya. 

2. Rafi sengaja ditinggal orangtuanya untuk meminta-minta

2. Rafi sengaja ditinggal orangtua meminta-minta
Dok. Humas Kereta Commuter Indonesia

Saat ditemui di sekitar Stasiun Bogor pada hari Minggu (27/1) lalu, akhirnya proses pengamanan tetap dilakukan sekaligus berusaha untuk interogasi si Anak. 

“Pada proses pengamanan setelah dilakukan interogasi oleh petugas pengamanan stasiun,anak tersebut akhirnya mengakui bahwa dirinya memang sengaja di tinggal orangtuanya di area stasiun. Setelah itu akan bertugas meminta uang dan makanan dengan modus sebagai anak yang ditinggal orangtuanya,” ucap Eva Chairunisa. 

Berdasarkan pengakuan setelah menginterogasi Rafi, petugas seolah tidak melepas si Anak sampai orangtuanya benar-benar datang mencari. 

“Setelah berhasil ditemukan petugas keamanan stasiun langsung memberikan teguran dan pembinaan kepada orangtua dari anak tersebut agar tidak melakukan hal yang sama ke depannya,” tutup Eva Chairunisa. 

Itulah yang langkah yang diambil oleh PT Kereta Commuter Indonesia dalam mengamankan anak dan orangtuanya ini. Keduanya mendapatkan teguran serta pembinaan agar tidak melakukannya kembali. Usai kejadian tersebut, belum ada lagi laporan dari kehadiran Rafi yang seolah melakukan modus dalam meminta uang serta makanan. 

3. Pendapat psikolog mengenai kasus eksploitasi anak 

3. Pendapat psikolog mengenai kasus eksploitasi anak 
Dok. Humas Kereta Commuter Indonesia

Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht mengatakan bahwa kasus Rafi ini sangat disayangkan karena seharusnya anak-anak masih belajar, bermain serta eksplorasi banyak hal bukan justru dieksploitasi. 

“Anak ini dituntut dan dipaksa dewasa lebih cepat dari umur karena harus mendapatkan uang hasil belas kasihan orang lain. Karena pola pikirnya belum berkembang sempurna, jadi nggak bisa mempertimbangkan apa yang bahaya atau tidak untuknya. Dia mudah percaya akan sesuatu hal termasuk perkataan orangtuanya padahal lebih menjurus ke sisi negatif. Selain itu, secara mental pun akan terbentuk pola untuk selalu meminta-minta bahwa dirinya ini seolah tidak mampu. Bahkan si anak ini akan menganggap dirinya tidak berdaya dan perlu dikasihani orang lain,” kata Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht. 

Selain itu, disaat anak-anak lain belajar untuk memecahkan sebuah masalah yang lebih luar di sekolah. Sosok Rafi jika dibiarkan dengan kondisi seperti ini dapat membuat pola pikirnya kurang terstimulasi dengan baik. 

“Dirinya hanya mengetahui bagaimana meminta atau seolah ingin mendapatkan perasaan iba dari orang lain untuk bertahan hidup. Kalau sang Mama tega membiarkan dia mengemis atau meminta minta seperti ini, entah bagaimana sikap dan cara bicara orangtuanya terhadap anak jni saat berada di rumah,” tutup Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht. 

Semoga dengan beberapa pengarahan dan pembinaan dari para petugas untuk Rafi serta orangtuanya beberapa waktu lalu membuat kejadian ini tidak terulang kembali ya, Ma! 

Baca juga: 

The Latest