Isu polusi udara bukan hal yang baru bahkan di seluruh dunia pun ada polusi. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selaku Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan dampak polusi sudah terasa oleh masyarakat. Salah satunya adalah meningkatkan pasien anak yang mengeluhkan batuk-pilek (bapil).
Meskipun ia juga belum bisa memastikan apakah gangguan kesehatan itu terjadi karena polusi atau infeksi bakteri dan virus maupun faktor penyebab lainnya. Namun satu yang pasti jumlah pasien anak yang mengeluhkan batuk-pilek (bapil) terus meningkat signifikan.
Lebih lanjut, dr. Piprim mengungkapkan banyaknya pasien bapil di kalangan anak karena kita sudah terbiasa menghirup udara bersih ketika pandemi Covid-19. Saat itu, banyak kantor yang menerapkan sistem Work From Home sehingga tidak terjadi polusi yang tinggi. Ketika situasi menjadi normal, otomatis angka polusi kembali tinggi.
Belum lagi karena isu Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang turut sedikit banyaknya menyumbang kadar polusi. dr. Piprim mengatakan, "Kita tidak tahu pasti apa yang sebetulnya terjadi, yang jelas perlu adanya strategi untuk melindungi anak-anak supaya tumbuh-kembang mereka tetap optimal. Langkah tersebut juga sebagai langkah supaya si Kecil tetap bisa menjalani masa kanak-kanan dengan bahagia."
dr. Darmawan B. Setyanto, Sp.A(K) sebagai Dokter Spesialis Anak di RSCM menuturkan anak-anak termasuk kalangan yang paling terdampak akibat polusi udara. Selanjutnya adalah kalangan ibu-ibu dan pekerja lapangan. Selain bapil, Popmama.com mengulas dampak polusi udara terhadap kesehatan anak.
