5 Cara Menanamkan Sikap Kompetitif yang Sehat pada Anak

Sikap kompetitif yang sehat membuat anak bisa berkembang di dunia yang penuh persaingan ini

28 April 2022

5 Cara Menanamkan Sikap Kompetitif Sehat Anak
Freepik/Pressfoto

Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang kompetitif. Sikap ini diperlukan agar di masa dewasa nanti, anak mampu mengembangkan diri disekitar orang lain yang memiliki keunggulan masing-masing.

Anak yang kompetitif, akan memiliki keinginan untuk berhasil dan tidak membiarkan dirinya tenggelam oleh prestasi orang-orang di sekitarnya.

Namun menanamkan sikap kompetitif yang salah, justru bisa mengajarkan anak untuk menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keberhasilan, mulai dari bertindak curang hingga menyakiti orang lain.

Agar Mama tahu cara menanamkan sikap kompetitif yang sehat pada anak, kali ini Popmama.com telah menyiapkan lima hal yang bisa Mama lakukan. Yuk simak!

1. Temukan motivasi anak

1. Temukan motivasi anak
Pexels/Kampus Production

Setiap anak memiliki motivasi yang berbeda dalam setiap bidang dan kompetisi. Beberapa hanya ingin menang, sementara yang lain lebih fokus untuk bersenang-senang, mempelajari keterampilan baru, atau hanya bersama teman-teman mereka.

Sebagai langkah pertama, pastikan Mama mengetahui apa motivasi anak dalam bidang yang diminatinya. Mama dapat mengajukan pertanyaan seperti "Apakah itu menyenangkan?" atau "Apakah kamu belajar sesuatu?" untuk melihat apa motivasinya.

Secara umum, pertanyaan yang dijawab dengan paling bersemangat adalah letak motivasinya yang sebenarnya.

Misalnya, jika anak bersemangat untuk memberi tahu Mama betapa menyenangkannya kegiatan itu, tetapi tidak menanggapi pertanyaan tentang apa yang dia pelajari, kemungkinan besar motivasinya adalah bersenang-senang.

Editors' Pick

2. Dorong anak untuk menetapkan tujuan pribadi

2. Dorong anak menetapkan tujuan pribadi
Pexels/olia danilevich

Mengajari anak bahwa "menang dan kalah" adalah sesuatu yang kurang penting, dapat membantu mencegahnya merasa tidak berharga saat kalah.

Sehingga, dorong anak untuk lebih fokus pada persaingan dengan diri sendiri, daripada bersaing dengan pemain lain. Ini tidak hanya mengajarkan pelajaran hidup yang penting, tetapi juga membantu anak menghindari menjadi terlalu kompetitif.

Bicarakan dengan anak tentang menetapkan tujuan pribadi, dan periksa secara teratur untuk memeriksa kemajuannya.

Persaingan batin dapat menjadi kekuatan pendorong yang kuat yang dapat membantu perkembangan kepercayaan diri anak. Selain itu motivasi ini dapat diterapkan ke dalam kegiatan lain di luar sekolah.

3. Menumbuhkan beberapa persaingan di rumah dengan sehat

3. Menumbuhkan beberapa persaingan rumah sehat
Freepik/gpointstudio

Jika Mama memiliki anak lebih dari satu, persaingan saudara kandung adalah hal yang wajar. Anak-anak dengan saudara kandung, secara alami lebih kompetitif dalam kehidupan karena mereka selalu memiliki seseorang untuk bersaing.

Manfaatkanlah momen ini untuk mengajari anak seperti apa kompetitif yang sehat, dengan mendorong setiap anak untuk melakukan yang terbaik. Dorong mereka untuk memberi selamat kepada saudara mereka atas kemenangan dan keberhasilan.

Jika anak tidak memiliki saudara kandung, jangan khawatir, ini bukan berarti ia berada pada posisi yang buruk dalam hal persaingan.

Mama dapat mencari anak-anak lain, seperti teman, tetangga, atau sepupu, untuk membangun dan menunjukkan sikap kompetitif yang sehat dengan anak mama.

4. Belajar menerima kekalahan

4. Belajar menerima kekalahan
Freepik/Artfolio

Akan menjadi masalah besar jika seorang anak tidak disiapkan buat menerima kekalahan. Sekalipun anak atau orangtua sangat menginginkan kemenangan, seringkali anak menemukan lawan yang tak mudah untuk diungguli.

Ketidaksiapan anak dalam menerima kekalahan bisa membuatnya sangat malu, sedih, dan marah. Bisa-bisa, ia malah tidak mau lagi mengikuti kompetisi apa pun dan selalu berpikir orang-orang telah mencuranginya.

Meski kekalahan itu menyebalkan, penting bagi anak untuk belajar menerima kekalahan sebagai cara untuk meninjau kembali strateginya. Meski anak ingin menang, ia juga harus tahu bahwa di setiap kompetisi adalah kesempatannya untuk menjadi lebih baik.

5. Berfokus untuk mengembangkan kemampuan diri daripada membuat lawan menjadi lemah

5. Berfokus mengembangkan kemampuan diri daripada membuat lawan menjadi lemah
Pexels/Katerina Holmes

Cara terakhir yang tak kalah penting adalah anak harus fokus untuk mengembangkan kemampuan diri, daripada membuat lawan menjadi lemah. 

Berfokus hanya melemahkan lawan justru membuat anak lupa tentang bagian apa saja dalam dirinya yang harus ditingkatkan. Melemahkan lawan dengan cara pun tak menjamin kemenangan, terlebih lagi bila anak tak mempersiapkan dirinya dengan baik.

Lain halnya bila anak diajarkan buat terus mengasah kemampuannya. Ia tentu tak perlu repot-repot memikirkan cara untuk melemahkan lawan, karena anak bisa berjuang dengan kinerja maksimal untuk memenangkan kompetisi.

Nah itulah 5 cara menanamkan sikap kompetitif yang sehat pada anak. Sikap kompetitif yang sehat sangat diperlukan agar anak bisa berkembang dengan baik di kehidupan yang penuh persaingan ini.

Yuk, segera tanamkan sikap kompetitif yang sehat pada diri anak. Jangan sampai telat!

Baca juga:

The Latest