9 Cara Mendisiplinkan Anak dengan Efektif, Bukan Dihukum!

Menghukum anak tak membantunya memahami mengapa perilaku buruk itu tidak dibenarkan

15 Mei 2022

9 Cara Mendisiplinkan Anak Efektif, Bukan Dihukum
Freepik/Master1305

Tidak ada orangtua yang suka bila anak mereka berperilaku tidak baik, bukan?

Faktanya, banyak dari orangtua yang mencoba untuk secara aktif mencegah anak agar tidak berperilaku buruk, dengan memberikan aturan di rumah dan memberikan hukuman bila anak melanggar aturan tersebut.

Sayangnya, hukuman tak selalu menjadi cara pendisiplinan yang paling ideal terhadap perilaku buruk anak.

Hukuman tak menjelaskan mengapa perilaku anak tidak dibenarkan. Sedangkan hukuman fisik bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental anak dalam jangka panjang

Sebaliknya, ada tindakan yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi perilaku buruk anak tanpa harus menghukumnya. 

Berikut Popmama.com telah merangkum 9 cara mendisiplinkan anak dengan efektif, selain dengan menghukum.

1. Mengarahkan anak seperti apa perilaku yang diterima

1. Mengarahkan anak seperti apa perilaku diterima
Freepik/Racool-studio

Seperti yang kita ketahui, anak-anak berperilaku buruk karena berbagai alasan, tergantung pada usia mereka dan pelanggaran spesifik yang mereka lakukan.

Dalam banyak kasus, perilaku buruk ini bukan karena seorang anak mencoba untuk menjadi jahat, tetapi karena mereka tidak tahu apa-apa.

Ketika ini terjadi, anak-anak jarang memahami hukuman, dan mereka sering menganggapnya sebagai "orangtua yang kejam", bukan sebagai konsekuensi dari perilaku buruk mereka.

Untuk alasan ini, American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan untuk mengarahkan anak alih-alih menghukum mereka. Mama dapat melakukan ini dengan menunjukkan seperti apa perilaku yang benar dalam sebuah situasi,

Penting bagi Mama untuk memberi tahu cara lain yang lebih diterima, atau menunjukkan kepada anak mengapa perilaku yang dilakukan masih bermasalah.

Ini membantu anak mempelajari apa yang harus dilakukan secara berbeda ke depan, sehingga mengurangi frekuensi perilaku buruknya.

2. Melakukan "penyegaran" aturan setiap perilaku buruk muncul

2. Melakukan "penyegaran" aturan setiap perilaku buruk muncul
Pexels/Ketut Subiyanto

Setiap anak-anak membutuhkan aturan atau batasan yang jelas dan konsisten, ntuk membantu mereka mengelola perilakunya.

Terkadang ketika anak mama berperilaku tidak baik, itu bisa karena ia lupa aturan atau tidak memahaminya. Dalam hal ini, Mama dapat melakukan "penyegaran" aturan dengan anak.

Saat anak melanggar aturan, Mama perlu menjelaskan mengapa perilaku yang anak lakukan melanggar aturan, dan tanyakan pendapat anak. Misalnya seperti, "Kamu terdengar berteriak saat berbicara dengan kakak, ingat bahwa di rumah kita harus berbiacara dengan lembut?"

Kemudian Mama dapat membantu anak mencari solusi agar ia bisa kembali menaati aturan dan menghindari perilaku buruk di masa mendatang.

3. Penting untuk mencari tahu motif dari perilaku buruk anak

3. Penting mencari tahu motif dari perilaku buruk anak
Freepik/Senivpetro

Meskipun Mama mungkin tidak suka ketika anak berperilaku tidak baik, ingatlah bahwa biasanya ada motif di balik tindakannya tersebut.

Namun tentu saja, bahwa motif tersebut tidak selalu jelas bagi Mama sebagai orangtua. Sehingga Mama membutuhkan anak untuk mencari tahu apa alasannya dan menemukan solusi untuk perilakunya tersebut.

Oleh karena itu, akan sangat membantu jika Mama dapat mengajukan pertanyaan dengan tenang dan jelas setelah anak berperilaku tidak baik. Misalnya, "Bisa tolong kamu jelaskan, mengapa kamu merebut mainan temanmu?"

Kemudian, Mama dapat membicarakan tanggapannya dan membantunya memecahkan masalah, seperti "Jika kamu ingin meminjam mainan itu, kamu bisa memintanya dengan baik-baik, atau tunggu sampai dia selesai bermain."

Editors' Pick

4. Praktek komunikasi

4. Praktek komunikasi
Freepik

Terkadang anak-anak, terutama yang masih kecil, berperilaku tidak baik karena mereka tidak tahu bagaimana mengomunikasikan kebutuhan mereka kepada orangtuanya dengan cara yang lebih efektif.

Dalam hal ini, anak tidak membutuhkan hukuman, namun ia perlu belajar bagaimana mengomunikasikan kebutuhannya.

Sebagai orangtua, Mama juga perlu memberi contoh bagaimana melakukan ini, dan memberi anak kesempatan untuk berlatih.

Ini akan membantu anak untuk berkomunikasi dengan lebih efektif di masa depan, dan berharap akan mengurangi frekuensi perilaku buruk.

5. Biarkan konsekuensi alami bekerja

5. Biarkan konsekuensi alami bekerja
Pixabay/publicdomainpictures

Seperti yang disebutkan sebelumnya, anak-anak tidak selalu menghubungkan hukuman dengan perilaku, terutama jika hukuman datang belakangan atau tidak mencerminkan perilaku buruk yang melekat padanya.

Dilansir dari WebMD, untuk alasan ini menyarankan bahwa seringkali ada kebenaran dalam konsekuensi, bukan hukuman.

Jika perilaku buruk anak dapat menyebabkan konsekuensi alami, Mama dapat membiarkannya terjadi alih-alih mencoba campur tangan.

Misalnya, ketika anak malas belajar dan memilih untuk bermain game, tak menutup kemungkinan ia akan kesulitan saat ujian hingga mendapatkan nilai buruk di rapot, yang dapat memengaruhi peringkatnya di kelas.

Dengan melakukan ini, Mama akan membantu anak belajar bahwa tindakannya menimbulkan konsekuensi. Selanjutnya, anak akan menghindari perilaku yang sama, karena telah merasakan konsekuensinya.

6. Ajarkan anak tentang teknik menenangkan diri

6. Ajarkan anak tentang teknik menenangkan diri
Pexels/pavel danilyuk

Terkadang anak-anak berperilaku buruk karena mereka terlalu bersemangat, stres, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan energi dan emosi berlebihan yang mereka rasakan.

Dalam hal ini, akan sangat membantu bila anak mengetahui beberapa teknik menenangkan diri. Ia tentu bisa menggunakannya saat muncul perasaan yang sama menjalar ke tubuhnya di lain waktu.

Mama dapat mengajarkan anak latihan pernapasan atau aktivitas perhatian lainnya yang menenangkan dan mudah dilakukan sendiri.

Menariknya lagi, Mama dapat melatih keterampilan ini kapan saja, tak hanya pada saat anak merasa marah atau kesal.

7. Memberikan contoh bagaimana Mama memperbaiki kesalahan sendiri

7. Memberikan contoh bagaimana Mama memperbaiki kesalahan sendiri
Freepik/Kuprevich

Tergantung pada spesifik dari perilaku buruk anak, dilansir dari Aha! Parenting mengatakan bahwa memodelkan perbaikan atau memberikan contoh perbaikan perilaku buruk, bisa sangat membantu.

Untuk memodelkan perbaikan, Mama dapat akan menunjukkan kepada anak bagaimana cara Mama "memperbaiki" perilaku Mama yang salah, seperti meminta maaf ketika Mama tidak sengaja menabrak seseorang.

Kemudian, ketika anak berperilaku tidak baik, Mama dapat mendorongnya untuk mencari tahu bagaimana cara untuk bisa memperbaiki situasi dan mendorongnya untuk melakukan tindakan itu.

Ini mengajarkan anak tentang menilai kesalahannya, dan membantunya belajar memperbaiki kesalahan sendiri.

8. Tekankan pada anak bahwa perilaku buruknya tak akan mendapatkan perhatian

8. Tekankan anak bahwa perilaku buruk tak akan mendapatkan perhatian
Pexels/Alex Green

Sayangnya, tak sedikit anak-anak yang berperilaku buruk karena mereka menginginkan perhatian orangtuanya.

Dalam kasus ini, yang terbaik adalah memberi tahu anak bahwa apa yang ia lakukan salah, dan cukup sampai disitu.

Ini akan mengirimkan pesan yang jelas kepada anak bahwa perilaku buruknya tidak akan mendapatkan perhatian yang ia cari. Sehingga diharapkan akan menghilangkan masalah tersebut.

Namun jika anak telah menunjukkan perilaku yang mengarah pada melukai diri sendiri atau orang lain, pastikan Mama langsung mencegah perilaku ini dengan membawa anak jauh dari situasi.

9. Berikan pujian pada perbaikan perilaku anak

9. Berikan pujian perbaikan perilaku anak
Freepik/Olganosova

Meskipun tidak memberikan perhatian dapat membantu mengekang perilaku buruk dengan segera, Mama juga perlu mengambil tindakan lain untuk membantu mengimbanginya.

Dilansir dari Verywell Family, Mama perlu mencari cara untuk tetap memberikan perhatian positif dan memberikan pujian pada perilaku yang dianggap tepat. Dengan memuji perilaku positif, Mama memperkuat perilaku yang sesuai pada anak.

Ini juga akan mendorong anak untuk "melakukan hal yang benar" ketika ia menginginkan perhatian orangtuanya, yang kemudian akan membatasi perilaku buruk di masa depan.

Nah itulah 9 cara mendisiplinkan anak dengan efektif, selain dengan hukuman. Meskipun Mama dapat merasa frustrasi ketika anak-anak berperilaku tidak baik, hukuman tidak selalu menjadi cara yang tepat untuk menanganinya.

Sebaliknya, Mama perlu mengambil langkah mundur dan mencoba sesuatu yang lain, sehingga anak-anak dapat belajar dari situasi tersebut dan mengurangi perilaku buruknya.

Baca juga:

The Latest