7 Aktivitas Sensorik Sederhana untuk Anak Usia Praremaja

Aktivitas sensorik menjadi komponen penting untuk menjaga kesehatan mental anak praremaja

22 Februari 2022

7 Aktivitas Sensorik Sederhana Anak Usia Praremaja
Freepik/Victoria Borodinova

Ketika anak-anak masih berusia balita, ada banyak aktivitas sensorik yang tersedia. Mulai dari box sensorik, bermain air, bermain adonan, dan sejenisnya, yang akan membuat balita sibuk selama berjam-jam.

Tetapi bertambahnya usia anak, aktivitas sensorik ini sudah mulai ditinggalkan. Padahal penting bagi semua kelompok usia untuk terlibat dalam aktivitas sensorik, terutama ketika hidup anak menjadi semakin penuh tantangan di sekolah hingga membuatnya stres.

Semua remaja berbeda dalam hal aktivitas sensorik, karena aktivitas mental yang merangsang remaja juga berbeda. Dengan demikian, penting untuk mendorong remaja agar mencoba beberapa kegiatan yang menantangnya untuk menggunakan indra dengan cara menarik.

Karena itu, semakin cepat Mama menemukan aktivitas sensorik untuk praremaja, semakin baik kesehatan mentalnya. Ada beberapa aktivitas sensorik sederhana untuk anak usia praremaja yang bisa dicoba, yuk simak aktivitasnya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!

1. Berjalan-jalan singkat

1. Berjalan-jalan singkat
Freepik/teksomolika

Ketika anak praremaja mama sedang stres atau mengalami hari yang berat, cobalah untuk mengajaknya berjalan kaki singkat. 

Dilansir dari UCLA Transportation, jalan-jalan singkat ini tak hanya untuk merangsang indra dan menurunkan jumlah kortisol dalam sistem, tetapi juga memicu sel-sel saraf di otak yang mengendurkan indra. Menurut publikasi, saat tubuh bergerak, terjadi pertumbuhan saraf.

Ketika ini terjadi, perasaan tenang dan sejahtera dialami sebagai akibat dari pelepasan endorfin. Selain itu, berjalan-jalan di alam terbuka menjadi aktivitas sensorik yang sangat mudah bagi remaja, dan tidak membutuhkan banyak waktu.

2. Mendengarkan lagu menggunakan headphone

2. Mendengarkan lagu menggunakan headphone
Freepik

Mendengarkan musik dapat membantu mengatur pikiran dan tubuh. Dan karena sebagian besar anak praremaja senang mendengarkan musik, itu membuat aktivitas sensorik yang satu ini mudah baginya.

Dilansir dari The Kennedy Center, ketika mendengar musik, otak mendapatkan latihan yang cukup. Ini karena musik dapat mengubah suasana hati dengan membuat orang lebih energik, lebih tenang, sedih, atau gembira.

Saat digunakan sebagai aktivitas sensorik, musik harus didengarkan di headphone. Ini tidak hanya akan memblokir kebisingan yang terjadi di lingkungan sekitar, tetapi juga akan memungkinkan anak untuk fokus dan mengatur pikiran.

Selain itu, mendengarkan lagu juga membuat tubuh merasakan ketenangan, sehingga anak lebih siap mengatasi masalah apa pun yang ada di hadapannya.

Editors' Pick

3. Membuat proyek seni

3. Membuat proyek seni
Freepik

Seni dapat memberikan anak banyak manfaat. Dan karena dapat menggunakan beberapa indra, anak praremaja dapat dengan mudah menjadikan seni sebagai aktivitas sensorik.

Ketika anak menangani seni, ia harus menentukan indra mana yang paling memengaruhinya, agar membuat waktu berkreasinya menjadi terapi.

Misalnya, anak dapat menggunakan indra perabanya untuk membuat patung menggunakan lilin. Atau, anak dapat menggunakan indra visual untuk fotografi. Jika anak bisa bermain musik, ia bisa menggunakan indra pendengaran untuk membuat musik.

Apa pun pilihannya, anak dapat memanfaatkan emosi dan energinya untuk fokus pada proyek seninya, yang merupakan tujuan positif dari setiap aktivitas sensorik.

4. Memasak

4. Memasak
Pexels/August de Richelieu

Tahukah Mama bahwa memasak adalah aktivitas sensorik yang menggunakan sebagian besar indra di tubuh kita? Inilah sebabnya mengapa anak praremaja harus mencoba memasak, karena ini menjadi pengalaman terapeutik yang harus dilakukan.

Dilansir dari Language During Mealtime, ada berbagai cara untuk melibatkan indra saat memasak. Dari menggunakan rempah-rempah hingga tekstur makanan yang berbeda, rasa yang kuat, suhu makanan yang berbeda, dan banyak lagi. Mata, lidah, hidung, dan tangan semuanya terlibat.

Jika ada pekerjaan berat yang perlu dilakukan, seperti menggulung adonan atau memotong makanan yang renyah, itu lebih baik lagi, karena ini akan membantu menjaga otak tetap terlibat dalam aktivitas. Dan ketika ini terjadi, anak akan tetap pada tugas dan fokus saat mengerjakan aktivitas sensoriknya.

5. Membuat slime

5. Membuat slime
Pinterest.com/atsimbom allo

Bermain slime menjadi aktivitas yang banyak digandrungi anak-anak hingga remaja akhir-akhir ini. Namun, daripada membeli slime yang sudah jadi, anak juga bisa membuatnya sendiri di rumah lho!

Meskipun membuat slime dapat dilihat sebagai aktivitas anak yang lebih kecil, anak praremaja masih dapat memperoleh manfaat sensorik dengan membuat bahan yang lengket dan berlendir ini.

Dilansir dari Super Simple, slime adalah aktivitas sensorik karena mendorong permainan taktil. Melalui proses pembuatan slime, anak akan menggunakan indra perabanya.

Meskipun keterampilan motorik bukan fokus utama pada usia ini, efek menenangkan yang sama pada anak-anak  kecil masih bisa dirasakan oleh anak praremaja. Dengan demikian, anak akan merasa lebih tenang dan mengurangi stres saat bermain slime.

6. Membuat DIY botol sensorik

6. Membuat DIY botol sensorik
babyvine.com.au

Botol sensorik adalah botol bening berisi barang-barang yang menciptakan pengalaman sensorik menyenangkan bagi anak-anak hingga remaja. Ketika anak mengocok botol, benda-benda di dalamnya bergerak atau berubah warna. Anak bisa mengalami efek menenangkan dan relaksasi dari botol sensorik

Anak dapat menggunakan botol air dalam bentuk atau jenis apa pun, meskipun botol air yang tinggi dan ramping akan memberikan nilai artistik terbaik. Untuk membuatnya, anak cukup menyiapkan botol plastik, corong, minyak jenis apa pun, dan pewarna makanan.

Pertama, isi setengah botol dengan air menggunakan corong. Kemudian, isi setengahnya lagi dengan minyak. Selanjutnya, tambahkan beberapa tetes pewarna makanan. Karena minyak lebih kental dari air, mereka tidak akan bercampur.

Minyak akan mengapung di atas air, dan pewarna makanan tidak akan bercampur dengan minyak. Begitu tetesan pewarna makanan bersentuhan dengan minyak, mereka bergerak melalui air dan membuat jalur yang indah sebelum menjadi encer dan mengubah warna air.

7. Mainan fidget

7. Mainan fidget
Pexels/Stas Knop

Mainan fidget telah menjadi sangat populer akhir-akhir ini. Mengingat kemampuannya untuk membantu mengatur suasana hati, tidak mengherankan jika para remaja tertarik pada mainan ini seperti halnya anak-anak yang lebih muda.

Dilansir dari Adapt & Learn, fidget toy memungkinkan remaja untuk menyaring informasi sensorik asing. Karena itu, tingkat stres dan kecemasan dapat dikurangi. Dan ketika ini terjadi, tubuh mulai mengalami pengaturan diri.

Ketika kecemasan anak mulai berkurang, ia tidak akan lagi membutuhkan penggunaan alat fidget karena pengaturan dirinya sudah tertanam secara otomatis dalam diri.

Nah itulah beberapa aktivitas sensorik sederhana untuk anak usia praremaja. Ketika kesehatan mental menjadi hal yang sangat dijaga di masa-masa pandemi ini, kegiatan sensorik menjadi komponen penting dari kesehatan mental anak-anak.

Kegiatan sensorik di atas membantu praremaja untuk menghubungkan diri dengan tubuh dan lingkungannya. Dari 7 aktivitas di atas, mana yang paling sering dilakukan anak mama?

Baca juga:

The Latest