5 Tanda Stres yang Memengaruhi Kesehatan Anak Usia 5-7 Tahun

Tahun-tahun awal pertama anak masuk sekolah, bisa menimbulkan stres dan kecemasan

12 Desember 2021

5 Tanda Stres Memengaruhi Kesehatan Anak Usia 5-7 Tahun
Freepik/gpointstudio

Ketika hari tak seindah yang digambarkan dalam buku cerita, sulit bagi anak untuk benar-benar merasa bahagia. Anak usia awal sekolah, juga mengalami banyak perubahan dalam kehidupannya yang dapat menyebabkannya merasa cemas.

Seperti orang dewasa, anak juga bisa stres. Menurut Anxiety and Depression Association of America, satu dari delapan anak dapat menderita gangguan kecemasan. 

Dilansir dari PSYCOM, stres dapat terwujud dalam berbagai cara, dan sayangnya, stres dan kecemasan ini juga dapat memengaruhi banyak faktor dalam kehidupan anak, mulai dari masalah fisik, perilaku, dan pola tidur. 

Sehingga penting bagi orangtua untuk mengetahui apa yang harus diperhatikan ketika anak mengalami kecemasan atau stres.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya seputar lima tanda stres yang memengaruhi kesehatan anak usia 5-7 tahun.

1. Nafsu makan menurun

1. Nafsu makan menurun
Freepik

Dilansir dari Mayo Clinic, kecemasan dan masalah kebiasaan makan pada anak-anak berjalan beriringan. Stres dan kecemasan dapat menyebabkan anak pada akhirnya kehilangan nafsu makan. Akibatnya, beberapa masalah sistem pencernaan dipicu, seperti:

  • Gangguan makan (misalnya bulimia, anoreksia)
  • Sembelit
  • Kembung berlebihan
  • Sakit perut yang tidak jelas
  • Maag
  • Radang perut
  • Metabolisme lebih lambat
  • Perubahan lain dalam kebiasaan makan mereka (misalnya tiba-tiba mengidam junk food)

Temuan ini juga didukung oleh makalah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Psychiatric Neuroscience and Therapeutics.

Para peneliti menemukan bahwa ketika anak mengalami satu pemicu stres seperti perselisihan dengan teman sebaya atau pertengkaran dengan anggota keluarga, ini dapat menyebabkan tubuh membakar sekitar 100 kalori lebih lambat, bahkan setelah makan berat dan tinggi lemak.

Dengan kata lain, stres bisa menyebabkan berat badan anak bertambah secara berlebihan.

Editors' Pick

2. Mengalami sakit pada fisik

2. Mengalami sakit fisik
Freepik

Stres juga dapat berdampak secara fisik pada anak-anak dalam banyak cara yang berbeda, seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini karena stres dapat membuat otot anak tidak rileks.

Dilansir dari American Psychological Association mengatakan, bahwa jika orangtua atau guru di sekolah melihat seorang anak sering pergi ke klinik sekolah karena sering sakit perut, sakit kepala, dan nyeri tubuh lainnya, ini bisa menjadi tanda stres yang signifikan.

Untuk memeriksa anak, orangtua dan guru dapat bertanya kepada anak apa yang terjadi untuk melihat apakah ada sesuatu yang mengkhawatirkan yang terjadi.

Kemudian dilansir dari WebMD, ada beberapa contoh masalah fisik yang dapat dialami anak karena stres, seperti:

  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Sakit punggung dan bahu
  • Nyeri dada
  • Masalah kandung kemih (misalnya sering buang air kecil)
  • Detak jantung cepat
  • Energi rendah
  • gugup
  • Berdenging di telinga
  • Tangan dan kaki berkeringat dan dingin
  • Mulut kering
  • Gelisah, menggigit kuku

3. Masalah tidur

3. Masalah tidur
Freepik/wayhomestudio

Dilansir dari Medline Plus mengatakan, bahwa masalah tidur yang berulang pada anak juga bisa menjadi tanda stres, Jika disertai dengan gejala yang memburuk, ini dapat menandakan peningkatan tingkat stres. Beberapa contoh masalah tidur ini adalah:

  • Mengompol secara tiba-tiba atau berulang di malam hari atau saat tidur siang
  • Mengalami mimpi buruk
  • Gangguan tidur (yaitu terbangun secara acak di tengah malam dan sulit untuk tidur lagi)
  • Insomnia
  • Kelelahan bahkan setelah tidur

4. Perilaku agresif dan keras kepala

4. Perilaku agresif keras kepala
Freepik/freepik

Stres yang berlebihan juga dapat memengaruhi bagaimana seorang anak bereaksi terhadap berbagai peristiwa dalam hidup.

Karena stres, perubahan dan masalah kecil mampu membuat anak merasa tidak aman dan tidak aman. Selain agresivitas dan keras kepala yang tiba-tiba, stres juga dapat menyebabkan masalah perilaku, seperti berikut:

  • Ketakutan baru atau berulang secara tiba-tiba (misalnya takut pada orang asing, takut tidur sendirian di malam hari)
  • Keterikatan yang tiba-tiba (misalnya mengikuti ke mana pun Mama pergi)
  • Ledakan dan kemarahan emosional yang sering terjadi
  • Mudah tersinggung dan marah
  • Merasa takut dan cemas
  • Tiba-tiba menjadi pendiam dan tidak responsif dalam percakapan
  • Mengatakan hal-hal negatif tentang diri mereka sendiri atau situasinya
  • Kekurangan energi

Masalah perilaku mungkin merupakan gejala besar dari stres pada anak. Jadi, sangat penting bagi Mama untuk mewaspadai setiap perubahan dalam sikap anak.

Ketika Mama menemukan perilaku yang tidak menentu, terus pantau anak untuk melihat apakah ada masalah yang lebih dalam yang harus diatasi untuk mengurangi stres.

5. Menarik diri dari lingkungan atau temannya

5. Menarik diri dari lingkungan atau temannya
Freepik/Gpointstudio

Jika seorang anak tampak bertingkah memisahkan diri di sekolah atau di sekitar teman-temannya, itu mungkin pertanda bahwa ia sedang merasa tidak aman. Ini mungkin karena stres sekolah, pertengkaran dengan teman, dan bahkan bullying.

Anak yang merasa putus asa untuk menghadapi emosinya dan mengungkapkan rasa frustrasinya, cenderung menutup diri dan menghindari bersosialisasi.

Emosi yang tersembunyi dapat tumbuh lebih besar di dalam diri, sampai suatu hari emosinya bisa meledak karena begitu banyak stres.

Jika Mama melihat ada perubahan dalam cara anak berinteraksi dengan orang lain, tetap waspada dan terus pantau. Selalu tanyakan pada anak untuk melihat apa yang salah. Mama juga dapat meminta pendapat dan pengamatan gurunya di sekolah.

Jika anak tampak tidak ada dan terlalu pendiam untuk membicarakan emosinya, teruslah meyakinkan anak bahwa apa pun yang terjadi, Mama selalu ada untuknya dan bisa dibicarakan bersama.

Itulah beberapa gejala stres yang dapat memengaruhi kesehatan anak usia 5-7 tahun. Untungnya, ada banyak cara untuk mengatasi stres pada anak. Salah satu cara untuk membantunya adalah dengan mengajarinya kata-kata baru yang dapat digunakan untuk menggambarkan perasaannya.

Apakah anak merasa sedih di sekolah? Ajari anak bahwa kesedihan ini bisa berarti kesal, frustrasi pada pelajaran, atau bahkan cemburu pada teman sekelas. Lalu, selesaikan penyebab ini bersama-sama.

Baca juga:

The Latest