5 Cara Penting Ajari Anak agar Tidak Jadi Pelaku Bullying

Berikan pemahaman pada anak agar tidak melakukan tindakan bullying

19 Oktober 2020

5 Cara Penting Ajari Anak agar Tidak Jadi Pelaku Bullying
Freepik

Berbicara tentang bully atau perundungan, hal paling utama yang dilkukan orangtua bukanlah tentang mencegah anak-anak menjadi korban bullying. Melainkan justru mencegah anak menjadi pelaku bullying.

Karena biasanya perundungan dilakukan secara berkelompok, jumlah mereka lebiih banyak daripada korbannya. Maka sebagai orangtua di rumah, Mama perlu mencegah anak menjadi perilaku perundungan.

Angka kasus perundungan di sekolah atau di lingkungannya, juga akan dapat ditekan. Bahkan bukan tidak mungkin bila ditiadakan sama sekali.

Berikut ini Popmama.com akan memberikan 5 hal dasar yang perlu anak pahami untuk mencegahnya menjadi pelaku bullying.

1. Tak hanya menjelaskan benar dan salah, namun jelaskan secara kontekstual

1. Tak ha menjelaskan benar salah, namun jelaskan secara kontekstual
Freepik

Setiap ajaran, maupun agama atau di sekolah pasti sudah diajarkan tentang perilaku mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi jika mengetahuinya secara tekstual sangat sulit bagi anak untuk memahaminya di kehidupan nyata.

Maka dari itu, Mama perlu bimbing anak untuk mengerti konteksnya. Misalnya, mencuri uang teman itu perbuatan yang salah, sehingga perlu ditegur, dinasihati, dan bahkan diberi sanksi. Namun jika anak melihat temannya yang mencuri, anak juga harus belajar mengetahui konteksnya.

Mengapa temannya sampai mencuri? Apakah temannya sangat terdesak dan tidak mendapat bantuan sehingga harus mencuri? Perbuatan mencuri uang memang tidak dapat dibenarkan. Akan tetapi, buatlah anak mengerti konteks dari perbuatan temannya, agar sikap anak tidak menjadi berlebihan.

Sehingga, jangan sampai ketika temannya sudah mengakui dan menyesali perbuatannya, sudah mendapatkan sanksi dari sekolah, tetapi anak Mama masih terus menghukumnya dengan sikap memusuhi, atau bahkan mengolok-oloknya, sehingga terjadilah perundungan.

Editors' Pick

2. Selain dari SARA, kenalkan pada anak perbedaan yang bisa ditemukan dalam setiap individu

2. Selain dari SARA, kenalkan anak perbedaan bisa ditemukan dalam setiap individu
Freepik/tirachardz

Perbedaan yang perlu diperkenalkan pada anak bukanlah hanya tentang SARA atau Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Namun sebanyak mungkin perbedaan yang bisa ditemukan antara satu orang dengan orang lainnya.

Misalnya, dari bakat dan minat. Mungkin ada dari teman anak yang kurang baik dalam nilai pelajaran, sehingga ajarkan pada anak untuk tidak menganggap temannya itu bodoh dan jangan memusuhi atau mengolok-oloknya.

Sebab sangat mungkin temannya memiliki kemampuan lebih di bidang yang lain, seperti bidang non akademik yang tidak dapat terwakili oleh pelajaran di sekolah. Anak juga perlu kenal perbedaan latar belakang dari setiap orang.

Seperti kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan aturan-aturan di dalamnya. Bahwa di dunia ini ada anak-anak yang kurang beruntung dengan kondisi fisik atau ekonominya. Namun hal ini bukan berarti bisa membedakan satu lebih baik daripada yang lain.

Sehingga tekankan pada anak bahwa ia dapat hidup berdampingan, berteman, dan saling membantu, serta menghargai perbedaan-perbedaan orang lain disekitarnya.

3. Ajak anak diskusi santai membahas tentang kasus kriminal

3. Ajak anak diskusi santai membahas tentang kasus kriminal
Freepik/bristekjegor

Menceritakan tentang kasus kriminal yang terjadi di sekitar anak atau yang diliput media, mungkin membuat beberapa orangtua khawatir jika anak terinspirasi untuk meniru perbuatan pelaku dalam kasus kriminal tersebut.

Namun kekhawatiran ini justru kurang tepat. Agar anak siap menghadapi kenyataan di dunia, Mama tidak bisa hanya memberitahu anak tentang kondisi-kondisi yang ideal atau hal-hal yang manis saja. Sehingga Mama bisa membuka diskusi bersama anak tentang kasus kriminal yang terjadi.

Seperti apa kesalahan pelaku, mengapa perbuatannya salah, serta bagaimana dampaknya pada korban. Dengan informasi yang jelas, anak bisa memiliki pemahaman yang baik tentang perbuatan yang tidak boleh ditiru, mengapa tidak boleh, dan membayangkan dirinya berada di posisi sebagai korbannya.

Buatlah percakapan ini menjadi diskusi yang santai tapi serius, tentunya menjelaskan pada anak dengan bahasa-bahasa yang mudah ia mengerti, dan jangan menghindari jika ada pertanyaan dari anak.

4. Ajarkan anak cara berkomunikasi dan bagaimana memperlakukan orang lain dengan tepat

4. Ajarkan anak cara berkomunikasi bagaimana memperlakukan orang lain tepat
Freepik

Sesuatu yang baik dan benar, jika disampaikan dengan cara yang kurang tepat bisa membuat orang lain jadi salah paham bahkan merasa sakit hati. Sehingga, Mama bisa ajarkan pada anak cara berkomunikasi yang tepat dan bagaimana memperlakukan orang lain.

Dalam hal ini, anak juga bisa mencontoh langsung dari Mama dan Papa dalam kehidupan sehari-hari. Saat berkomunikasi, anak juga harus belajar menahan diri. Seperti tidak semua yang dikatakannya perlu dikatakan, karena merasa bebas berpendapat.

Begitu pula dalam caranya memperlakukan orang lain. Kontrol cara berkomunikasi dan memperlakukan orang lain ini berlaku baik di dunia nyata maupun ketika anak berinteraksi di media sosial. Jangan hanya di media sosial, bukan berarti anak boleh berkomentar dengan negatif.

5. Dukung anak untuk berani melawan tindakan bullying dan melaporkannya pada guru atau orangtua

5. Dukung anak berani melawan tindakan bullying melaporkan guru atau orangtua
Freepik
Ilustrasi

Diamnya anak ketika melihat adanya bullying dapat menjadi dukungan pasif untuk terus terjadinya perundungan. Maka Mama harus terus memberanikan diri agar tidak meninggalkan korban bullying, melainkan justru mendekatinya dan mau menjadi temannya.

Dengan keberanian ini, diharapkan anak-anak lainnya yang semula pasif akan ikut mengambil peran untuk menghentikan perundungan. Selanjutnya, laporkan pada guru dan orangtua agar perundungan di sekolah atau dilingkungannya cepat dihentikan.

Bullying sudah selayaknya menjadi perhatian dan keprihatinan bersama, sebab sudah banyak korban yang menanggung trauma dalam waktu yang sangat lama. Bahkan juga tidak sedikit korban perundungan berujung hilangnya nyawa.

Mama sebagai orangtua memiliki tanggung jawab untuk terus memperbaiki cara mendidik anak agar menjauhi tindakan bullying dan menghentikan kasus perundungan yang terjadi disekitarnya.

Baca juga:

The Latest