9 Cara Efektif Membantu Anak Mengalami Kesulitan Belajar

Orangtua memiliki peran penting dalam mendukung dan membantu proses akademik anak

24 Juli 2021

9 Cara Efektif Membantu Anak Mengalami Kesulitan Belajar
Freepik

Adalah kondisi yang cukup umum jika seorang anak mengalami kesulitan belajar. Tantangan dapat berasal dari pribadi, perilaku, intelektual, dan sosial.

Ini tak hanya menjadi tanggung jawab guru dalam membantu siswa, namun orangtua memiliki peran untuk mendorong anak dengan nasihat, keterlibatan, dan komunikasi yang konstruktif namun empati.

Meskipun ini bukan jaminan bahwa anak dapat menerima nilai tertinggi atau mendapatkan ranking pertama, ketahuilah bahwa beberapa cara ini bisa mengurangi kesulitan anak dalam belajar dengan kepercayaan diri yang ditumbuhkan pada anak.

Simak beberapa tipsnya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini:

1. Tunjukkan kepedulian dan penanganan lebih awal

1. Tunjukkan kepedulian penanganan lebih awal
Freepik/Yanalya

Intuisi seorang Mama, yang seringkali disebut dengan firasat, bisa menjadi indikasi kuat yang memberi tahu Mama bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan anak.

Jika Mama merasa anak mungkin mengalami ketertinggalan, kurang bersosialisasi atau bermain secara berbeda dari anak-anak lain seusianya, atau tidak memenuhi tonggak perkembangan dengan harapan yang sesuai, penting untuk mengungkapkan kekhawatiran lebih awal, bahkan jika itu sebelum anak memasuki usia sekolah.

Ketika anak memiliki gangguan perkembangan seperti autisme atau keterlambatan komunikasi, pengobatan seperti terapi dapat memberikan peluang keberhasilan yang lebih tinggi jika ditangani pada usia dini.

2. Terlibat dalam kehidupan sekolah dan pembelajaran anak

2. Terlibat dalam kehidupan sekolah pembelajaran anak
Freepik/Tirachardz

Menunjukkan kepada anak bahwa Mama tertarik dengan kehidupan sekolahnya juga bisa sangat membesarkan hati seorang anak yang sedang mengalami kesulitan belajar.

Menjaga komunikasi yang terbuka dan konsisten dengan guru atau wali kelas anak juga dapat membantu Mama mengetahui kemajuan anak dalam belajar.

Menunjukkan minat dan terlibat di kehidupan sekolah anak, menunjukkan bahwa Mama siap memberikan dukungan. Ini juga membuktikan kepada anak bahwa Mama sebagai orangtua sangat memprioritaskan kebutuhan intelektual, emosional, dan mental anak.

3. Konsisten untuk memberi dukungan pada anak

3. Konsisten memberi dukungan anak
Freepik/User18526052

Tak dapat dipungkiri, bahwa tidak semua anak mendapatkan dukungan penuh yang dibutuhkan dari sekolah. Ini bisa disebabkan karena banyaknya murid yang kerap terjadi bersamaan dengan kurangnya guru dan bantuan pendidikan.

Dilansir dari Moms, di setiap kelas, diperkirakan setidaknya 2-3 anak memiliki kesulitan belajar tertentu, dan ini tidak termasuk anak-anak yang memiliki gangguan perkembangan dan perilaku.

Meskipun anak mama mengalami berjuang, sekolah mungkin mengabaikan fakta bahwa anak membutuhkan bantuan ekstra. Maka dari itu, penting bagi Mama untuk konsisten dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan anak untuk unggul di sekolah.

Editors' Pick

4. Memerhatikan kekuatan anak

4. Memerhatikan kekuatan anak
Freepik/Karlyukav

Kecerdasan tak hanya diukur dengan apa yang dapat anak capai secara akademis. Faktanya, ada sembilan jenis kecerdasan, naturalis, musik, logis-matematis, eksistensial, interpersonal, kinestetik-jasmani, linguistik, intrapersonal, dan spasial.

Oleh karena itu, ketika kekuatan anak mungkin tidak bersinar jika diukur berdasarkan kinerja akademik, Mama perlu yakinkan anak bahwa ia tetap memiliki keterampilan lain yang menjadi kekuatannya.

Hal ini bisa diterapkan dengan memberi anak kesempatan untuk mengembangkan dan mempraktikkan apa yang sudah ia kuasai sebelumnya untuk dapat mengembangkan kepercayaan diri. Misalnya, anak suka melukis, dukung anak dengan mendaftarkannya pada kelas lukis tambahan.

Kepercayaan diri dapat diperoleh ketika anak melakukan sesuatu yang ia sudah kuasai, dan ini dapat menjadi dorongan besar untuk membuatnya tetap tangguh di sekolah.

5. Fokus pada anak, bukan pada nilainya dan peringkatnya

5. Fokus anak, bukan nilai peringkatnya
Freepik/Pch.vector

Kartu rapor dan peringkat di sekolah menilai berdasarkan 'penilaian normatif', yang bisa membuat anak membandingkan dirinya dengan anak yang lain.

Namun ingatlah kata-kata dari Albert Einstein, “Setiap orang adalah jenius. Tetapi jika kamu menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, seumur hidupnya ia akan percaya bahwa ia bodoh.”

Bahkan jika anak tidak mendapatkan nilai tertinggi di sekolah, penting bagi Mama sebagai orangtua untuk tetap memerhatikan seberapa jauh kemajuan anak.

Berfokus pada anak, alih-alih nilai dan juga peringkatnya, ini bisa menjadi jaminan besar bagi anak. Ketika anak selama ini sudah berusaha, mencoba yang terbaik, dan bertahan melalui kesulitan akademis, Mama tidak akan kecewa.

6. Menghargai bentuk ekspresi anak

6. Menghargai bentuk ekspresi anak
pixabay.com/nightowl

Beberapa anak mungkin berjuang untuk mengidentifikasi perasaan seperti ketakutan, kecemasan, atau perselisihan. 

Jika Mama mengakui bahwa anak mungkin mengalami kesulitan di sekolah, dan membicarakannya tampak tidak membantu, mungkin ekspresi perlu dicoba dengan metode lain.

Beberapa contoh yang dapat membantu untuk meluapkan ekspresi anak adalah musik, menyanyi, menari, seni, atletik, menulis, dan menjelajahi alam.

Jika anak memiliki cara menyalurkan perasaan yang menumpuk, seperti kecemasan dan kesulitan terkait sekolah, ke dalam metode ekspresi tersebut, ini akan membantu meringankan perjuangan anak dalam dunia sekolahnya.

7. Jelaskan pada anak manfaat sekolah dan bukan sekedar akademis

7. Jelaskan anak manfaat sekolah bukan sekedar akademis
Freepik/Mego-studio

Ada begitu banyak manfaat untuk sekolah selain hanya nilai. Tentunya, Mama ingin anak mempelajari keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan, bukan? Seperti belajar bersosialisasi, berkomunikasi, negosiasi yang akan banyak diterapkan di masa dewasa.

Anak juga perlu mengetahui manfaat lain tentang sekolah di luar akademis, namun ini tentang dirinya sendiri, bagaimana bersosialisasi dengan anak-anak lain yang berbeda usia, dan menghargai pentingnya kelompok.

Guru dan tenaga kependidikan di sekolah menjadi tambahan dukungan emosional dan mental bagi anak. Teman sebaya juga memainkan peran penting dalam mengembangkan kepribadian anak.

8. Ingatkan bahwa selalu ada pelajaran terbaik di balik perjuangan anak

8. Ingatkan bahwa selalu ada pelajaran terbaik balik perjuangan anak
Freepik/Karlyukav

Sekolah tidak berlangsung selamanya, meskipun kita tahu bahwa manusia tidak pernah berhenti belajar dalam hidup, pengetahuan yang diperoleh tidak selalu diukur dengan nilai atau kualitas.

Terkadang, satu-satunya cara agar anak kembali percaya diri dalam hal akademik adalah ketika ada seseorang yang memiliki satu pemikiran dengannya dan tidak memihak pada penilaian.

Mengingatkan anak bahwa selalu ada cahaya di ujung terowongan dapat membantu anak ketika berjuang di sekolah. Semua pengalaman yang ia peroleh di sekolah, baik dan buruk, akan memperkuat keterampilannya, terutama dalam menghadapi pemicu stres di masa depan.

Mengembangkan pola pikir yang sehat pada anak sejak usia dini akan mendorong pandangan hidup yang lebih bahagia.

9. Berhati-hatilah dengan apa yang Mama katakan

9. Berhati-hatilah apa Mama katakan
Freepik/Pch.vector

Kata-kata yang orangtua ucapkan dapat tertanam dalam hati anak. Karena apa yang Mama katakan sangat berpengaruh pada rasa diri anak, ini dapat dengan mudah meningkatkan atau melumpuhkan harga dirinya.

Orangtua tentu tidak akan berniat untuk menyakiti perasaan anak, tetapi anak mama hanya memerhatikan apa yang Mama katakan, terutama ketika membahas mata pelajaran yang sudah sensitif baginya.

Meskipun Mama ingin anak berprestasi, penting untuk memerhatikan kata-kata dan nada suara yang diucapkan saat berbicara tentang sekolah, karena sekali lagi, ini dapat memberikan dampak yang besar.

Ingatlah bahwa Mama adalah seorang panutan, pendukung, dan suara hati terbesar anak. Sehingga perhatikan setiap tindakan dan kata-kata Mama dengan bijak, terutama ketika anak mengalami kesulitan dalam sekolah.

Baca juga:

The Latest