7 Cara Membuat Anak Memiliki Jiwa Sportif Sejak Kecil

Menanamkan rasa jujur serta sportifitas pada anak sejak dini

31 Januari 2021

7 Cara Membuat Anak Memiliki Jiwa Sportif Sejak Kecil
Freepik/asierromero

Setiap orangtua pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, secara fisik maupun secara psikis dan mentalnya. Seiring bertambahnya usia anak, pasti anak akan memiliki sifat kompetitif mungkin di lingkungan pertemanan atau di sekolah.

Sifat kompetitif tersebut membawa anak selalu ingin menjadi yang terbaik di antara teman-temannya. Namun, sikap kompetitif juga perlu diimbangi dengan sikap sportif.

Dalam hal ini peran orangtua sangat penting untuk membantu mereka jadi anak yang kompetitif dan juga sportif.

Lalu cara-cara seperti apa yang dapat Mama lakukan untuk menumbuhkan jiwa sportif anak? Kali ini Popmama.com telah menyiapkan ulasannya di bawah ini, yuk disimak!

1. Menyampaikan pada anak konsep menang dan kalah merupakan hal yang biasa terjadi

1. Menyampaikan anak konsep menang kalah merupakan hal biasa terjadi
Freepik

Hal penting yang perlu disampaikan pada anak yaitu dalam setiap perlombaan atau kompetisi ada yang namanya menang dan kalah. Jelaskan bahwa konsep menang dan kalah dalam sebuah perlombaan merupakan hal yang sangat biasa terjadi.

Berikan pengertian pada anak, kalau setiap orang pasti pernah mengalami kemenangan dan juga kekalahan.

Jangan bosan untuk mengingatkan mereka tentang hal ini ya Ma, terutama ketika anak-anak akan menghadapi sebuah perlombaan atau kompetisi.

2. Berikan contoh yang baik dengan tidak menjatuhkan lawan saat menyaksikan sebuah kompetisi di televisi

2. Berikan contoh baik tidak menjatuhkan lawan saat menyaksikan sebuah kompetisi televisi
Freepik

Saat Mama dan Papa sedang menyaksikan sebuah kompetisi di televisi, lalu anak juga turut menyaksikan, berikan contoh yang baik pada mereka dengan tidak menjatuhkan, meremehkan, atau menghina lawan.

Berikan dukungan pada pihak yang disukai, tapi juga tetap menghargai lawan main.

Mama pun bisa menjelaskan, kompetisi itu ada bukan hanya untuk membuktikan siapa yang paling hebat, namun sebagai media belajar, rendah hati dan saling menghargai satu sama lain.

Editors' Pick

3. Jelaskan pada anak yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai, melainkan prosesnya

3. Jelaskan anak terpenting bukanlah hasil dicapai, melainkan prosesnya
Freepik/bristekjegor

Sebelum menghadapi pertandingan, ada baiknya Mama jelaskan pada anak bahwa yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai, namun prosesnya. Apapun hasilnya, selama anak sudah berusaha sebaik mungkin, maka hal itu sudah cukup.

Jelaskan juga bahwa hadiah di akhir kompetisi bukanlah segalanya. Melainkan pengalaman yang mereka dapatkan jauh lebih berharga karena dapat membantu mereka untuk menjadi motivasi lebih baik lagi di lain kesempatan.

Hal ini juga sangat penting agar anak tak terlalu terpaku pada kemenangan yang nantinya justru bisa mengakibatkan mereka melakukan segala cara, termasuk berbuat curang untuk bisa menang.

4. Hindari mematikan karakter anak saat ia kehilangan motivasinya ketika mengalami kekalahan

4. Hindari mematikan karakter anak saat ia kehilangan motivasi ketika mengalami kekalahan
Freepik/bearfotos

Hal yang perlu diingat adalah, hindari untuk mematikan karakter anak. Artinya jika anak mengalami kekalahan dalam sebuah pertandingan, biasanya ia akan mengalami penurunan motivasi dan semangat.

Saat kondisi tersebut, pilihlah kata-kata dengan sangat bijak, hindari bercanda yang dapat menyakitkan hatinya. Mengeluarkan perkataan yang justru semakin menghancurkan semangat anak seperti, “Kamu payah”, “kamu bodoh”, “kamu tak akan pernah paham”, “kamu tak pantas menang”, “kamu ditakdirkan kalah”.

Ganti kalimat dengan kalimat yang positif dan menghidupkan semangat anak sehingga membuatnya bisa menghargai diri sendiri.

5. Saat anak menang, ingatkan mereka untuk selalu rendah hati dan tak memandang lawannya rendah

5. Saat anak menang, ingatkan mereka selalu rendah hati tak memandang lawan rendah
Freepik

Ketika anak menang, ingatkan mereka untuk selalu rendah hati dan tidak memandang rendah lawan yang telah mereka kalahkan. Berikan anak pujian bukan hanya saat kemenangannya, melainkan karena kerja keras dan ketekunan mereka.

Selain itu, berikan apresiasi pada anak dengan tekankan betapa bangganya Mama dan Papa bahwa anak bisa berhasil dengan cara yang sportif dan jujur alias tanpa bertindak curang.

Dengan apresiasi seperti itu, pada anak akan tertanam konsep kemenangan yang baik dalam benaknya.

6. Tetap berikan semangat dan tunjukan rasa bangga disaat anak mengalami kekalahan

6. Tetap berikan semangat tunjukan rasa bangga disaat anak mengalami kekalahan
Freepik

Jika anak kalah dalam sebuah kompetisi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyemangati mereka. Katakan bahwa Mama dan Papa tetap amat bangga dengan anak meskipun mereka belum bisa memenangkan kompetisi tersebut.

Berikan semangat pada mereka dan ingatkan selalu ada kompetisi atau perlombaan lain yang nantinya bisa ia menangkan selama anak ma uterus berusaha dan tak menyerah.

Jangan lupa ajarkan anak untuk belajar menghargai lawannya yang menang dengan memberikan ucapan selamat.

7. Apresiasikan usaha anak dalam setiap aspek dan hindari membandingkan dengan rekan dan lawannya

7. Apresiasikan usaha anak dalam setiap aspek hindari membandingkan rekan lawannya
Freepik

Apapun hasil yang anak raih menang atau kalah, Mama perlu mengapresiasi usaha mereka dalam setiap aspek. Hindari membandingkan anak dengan rekan atau lawannya dalam sebuah kompetisi atau pertandingan.

Daripada membandingkan, Mama bisa membuat acara kecil-kecilan untuk merayakan apa yang sudah berhasil mereka raih.

Hal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan diri anak karena ia merasa lebih dihargai, terlepas dari hasil yang anak dapatkan.

Itulah 7 hal yang bisa membantu Mama sebagai cara membuat anak tumbuh dengan jiwa sportif sejak kecil. Semua cara di atas perlu dilakukan secara berkala, sehingga anak akan terbiasa bersikap sportif dalam berbagai macam kompetisi.

Baca juga:

The Latest