Kapan Pertengkaran Orangtua Mulai Berbahaya pada Anak?

Cari tahu garis batasnya kapan pertengkaran mulai berbahaya pada anak

11 Februari 2022

Kapan Pertengkaran Orangtua Mulai Berbahaya Anak
Freepik/gstockstudio

Tak dapat dipungkiri bahwa menjalani kehidupan rumah tangga tak selamanya mulus. Salah satu hal yang mungkin sangat dikhawatirkan banyak orangtua adalah ketika ia dan pasangannya bertengkar.

Banyak orangtua mungkin berusaha sekuat tenaga untuk menyimpan percakapan ini karena ketika anak-anak pergi tidur, namun sayangnya itu tidak selalu memungkinkan. Kehidupan dan argumen dapat terjadi kapan saja.

Dampak yang terjadi pada anak seringkali menjadi kekhawatiran yang nyata. Tetapi penting untuk menguraikan momen-momen ini dan menemukan kapan pertengkaran orangtua benar-benar berbahaya bagi anak, atau apakah anak-anak dapat belajar sesuatu dari momen-momen ini.

Untuk mengetahui jawabannya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya di bawah ini:

1. Saat orangtua bertengkar, apakah yang anak pahami?

1. Saat orangtua bertengkar, apakah anak pahami
Freepik/gpointstudio

Bayi dan balita mungkin dianggap belum dapat memahami sepenuhnya apa yang terjadi saat orangtuanya bertengkar.

Namun dilansir dari Healthline, anak-anak (bahkan bayi) sangat selaras dengan orangtua dan emosi mereka. Sebuah penelitian di tahun 2011 dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry mengatakan bahwa bayi dan anak-anak mampu bereaksi ketika Mama nya mengalami stres.

Ini berarti bahwa anak-anak mungkin tidak memahami argumen, atau semua kata yang digunakan ketika orangtua sedang bertengkar. Tetapi mereka pasti dapat menangkap fakta bahwa kedua orangtuanya sedang marah dan stres.

Editors' Pick

2. Apakah bertengkar di depan anak adalah tindakan berbahaya?

2. Apakah bertengkar depan anak adalah tindakan berbahaya
Freepik/Yanalya

Menurut Parents, jawaban singkat tentang apakah berdebat di depan anak-anak berbahaya atau tidak, adalah tidak. Sebagian besar para ahli setuju bahwa bukan argumennya yang merusak, namun bagaimana orangtua memilih untuk berdebat yang dapat berdampak pada anak.

Penny Mansfield yang merupakan seorang pakar hubungan menyatakan bahwa, berdebat meskipun mungkin tidak positif, ini adalah bentuk komunikasi dan ada kebutuhan utama untuk menemukan resolusi melalui argumen.

Ketika pasangan berdebat, mereka tidak melihat hal-hal dengan cara yang sama, tetapi mereka mencoba untuk mencapai resolusi, dan ini dapat menjadi penting untuk disaksikan oleh anak-anak.

Menyaksikan dua orang yang mereka cintai dan percayai, memiliki perselisihan dan mengatasinya, dapat membantu membimbing mereka tentang apa yang harus dilakukan ketika nantinya memiliki argumen dan ketidaksepakatan dengan orang-orang dalam hidup mereka.

3. Apa yang dapat anak pelajari dari pertengkaran orangtua?

3. Apa dapat anak pelajari dari pertengkaran orangtua
Freepik/Pch.vector

Melalui jawaban di atas, itulah mengapa lebih penting untuk memerhatikan bagaimana Mama dan Papa memodelkan argumen, daripada mencoba menghindarinya bersama-sama.

Kesalahan yang dilakukan banyak orangtua adalah mereka memulai pertengkaran di depan anak-anak, tetapi anak-anak tidak melihat bagaimana akhir atau penyelesaian dari pertengkaran itu.

Ada juga cara untuk memastikan anak belajar dari argumen, terutama ketika Mama dan Papa dapat membuat argumen ini bermanfaat bagi keuntungan anak di masa depan.

Misalnya, bagaimana menyampaikan pendapat dengan sopan, saling mendengarkan, hingga cara mencapai solusi untuk kebaikan bersama. Anak merindukan kerja tim dan resolusi, dan itulah yang ia pelajari dari pertengkaran orangtuanya.

4. Kapan pertengkaran orangtua mulai berbahaya untuk disaksikan oleh anak?

4. Kapan pertengkaran orangtua mulai berbahaya disaksikan oleh anak
Freepik/prostooleh

Tak dapat dipungkiri bahwa akan selalu ada titik ketika berdebat berujung pada perkelahian di depan anak-anak, dan ini dapat merusak. Sehingga penting bagi orangtua untuk mengetahui di mana garis batas ini sehingga dapat mencoba menghindari perkelahian di masa depan.

Dilansir dari Gottman, jika pertengkaran lebih sering terjadi, ini bisa merusak anak. Ini terutama benar jika argumennya bermusuhan, fisik, agresif, atau termasuk penghinaan dan perlakuan diam. Anak-anak yang tinggal di lingkungan seperti ini terbukti lebih cemas, tertekan, sedih, marah, dan depresi.

Jika Mama dan Papa sedang bertengkar, dan merasa pertengkaran itu semakin tidak terkendali, adalah bijaksana untuk “beristirahat,” dan pergi.

Ini juga dapat mengajari anak-anak bahwa penting untuk mengenali kapan mereka membutuhkan beberapa saat untuk menenangkan diri dan mengatur emosi sebelum kembali berbicara.

Juga bijaksana bagi Mama dan Papa untuk melakukan percakapan lanjutan bersama dengan anak setelah ia menyaksikan pertengkaran. Tak perlu menceritakan permasalahan dengan detail, namun yakinkan anak bahwa orangtua telah menemukan solusi yang lebih baik untuk semuanya.

Cara ini dapat membantu anak untuk mengurangi perasaan cemas dan sedih ketika melihat kedua orangtuanya bertengkar.

Nah itulah jawaban seputar kapan pertengkaran orangtua mulai berbahaya pada anak? Dengan mengetahui hal ini, semoga dapat membantu orangtua lebih bijaksana dalam melalui sebuah argumen.

Karena baik di sadari atau tidak, sejak kecil, anak telah memerhatikan bagaimana orang-orang terdekatnya berbicara dan berperilaku. Alih-alih merusak, jadikanlah argumen dengan pasangan sebagai pembelajaran yang positif pada anak.

Baca juga:

The Latest