Perawatan untuk gangguan pengelupasan kulit tergantung pada motivasi dan kesiapan anak untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut ini beberapa tindakan perawatan yang dapat dilakukan:
1. Pencegahan tindakan impulsif
Menggunakan plester dapat membantu mencegah anak mengorek kulit sampai batas tertentu. Orangtua juga dapat menggunakan perban cair yang diolesi cat, yang dapat membantu mengalihkan perhatian anak ketika mereka merasa ingin mencabuti kulitnya. Meskipun pendekatan ini mungkin tidak membantu menghilangkan kebiasaan itu, hal itu dapat mencegah anak dari bertindak impulsif.
2. Terapi perilaku kognitif (CBT)
Terapi perilaku berfokus pada mengajari anak cara yang lebih efektif untuk mengatasi stres dan kecemasan yang dirasakannya, alih-alih mencabuti kulitnya.
3. NAC (N-asetil-sistin)
NAC adalah salep yang dijual bebas yang cukup efektid karena tidak memiliki efek samping.
4. Antidepresan
Jika kebiasaan menguliti dipicu oleh kecemasan dan depresi, inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), sejenis antidepresan, dapat secara efektif membantu mengelola kondisi tersebut.
5. Terapi penerimaan dan komitmen (ACT)
Terapi ini merupakan kombinasi dari teknik CBT dan mindfulness. Kegiatan ini berfokus pada penerimaan emosi, alih-alih menekannya atau beralih ke mekanisme koping seperti mencabuti kulit.
Terapi ini membantu melatih anak untuk menerima bahwa mereka mungkin mengalami emosi negatif, dan ketika mereka melakukannya, mereka tidak perlu melakukan kebiasaan merusak diri sendiri.
Dermatillomania adalah kebiasaan yang perlu diatasi sejak dini. Lebih mudah untuk mengobati gangguan ini pada anak-anak ketika mereka menyadari masalah ini dan bersedia menyelesaikannya.
Orangtua dapat mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika orangtua mencurigai anak memiliki kelainan kulit.