Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
littlespurspedi.com
littlespurspedi.com

Muntah dan mencret (atau diare) sering terjadi pada orang dewasa, anak-anak dan bayi.

Kondisi ini juga kerap disebut dengan "Muntaber". Ini terjadi akibat peradangan pada saluran cerna anak, sehingga terjadilah muntah serta diare. Ketika anak mengalami muntah dan mencret, ini perlu diberikan perhatian khusus.

Karena anak-anak yang terserang penyakit ini, rentan mengalami dehidrasi hingga kekurangan gizi penting yang menunjang tumbuh kembangnya.

Oleh karena itu, Mama perlu mengenali apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi muntah dan mencret pada anak yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini ya!

1. Penyebab muntah dan mencret pada anak

Freepik

Muntah dan mencret kerap kali disebabkan oleh peradangan di dinding saluran pencernaan, khususnya lambung dan usus. Sesuai namanya, kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala berupa mual, muntah, dan diare (BAB lebih cair atau encer).  

Dilansir dari Seattle Children, ada beberapa penyebab muntah dan mencret pada anak, yaitu:

  • Gastroenteritis virus: Infeksi GI dari virus adalah penyebab paling umum. Virus yang umum adalah Rotavirus. Penyakit ini dimulai dengan muntah, yang diikuti dengan mencret dalam 12-24 jam. 
  • Keracunan makanan: Mengonsumsi makanan yang beracun dapat menyebabkan muntah dan mencret dengan cepat dalam beberapa jam. Ini disebabkan oleh racun dari kuman yang tumbuh pada makanan yang dibiarkan terlalu lama. 
  • Infeksi GI bakteri: Diare juga bisa disebabkan oleh beberapa bakteri. Sebagian besar diare bakteri hilang dengan sendirinya. Beberapa dapat menyebabkan infeksi usus besar yang parah (seperti kolitis Shigella).

2. Gejala muntah dan mencret pada anak

Freepik/jcomp

Sesuai namanyam gejala muntah dan mencret pada anak adalah diare, yang disertai dengan mual dan muntah, yang muncul 1-3 hari setelah terinfeksi. Gejala umumnya akan berlangsung selama 1–2 hari, tetapi bisa juga hingga 14 hari.

Anak yang mengalami muntah dan mencret juga dapat mengalami gejala lain, seperti:

  • Sakit atau kram perut
  • Hilang nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau sendi
  • Demam

Meski muntah dan mencret merupakan gangguan pencernaan yang cukup umum pada anak-anak. Penting untuk diingat bahwa kedua kondisi ini dapat menyebabkan kondisi serius seperti dehidrasi.

Dilansir dari  American Academy of Family Physicians, berikut beberapa gejala dehidrasi yang perlu diperhatikan:

  • Sifat lekas marah atau sensitif
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Tidak Buang Air Kecil sesering biasanya
  • Urine yang lebih gelap dari biasanya
  • Detak jantung cepat
  • Mulut kering
  • Mata cekung
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Kulit yang tidak kenyal seperti biasanya

Cara Mengatasi Anak yang Muntah dan Mencret dengan Efektif

Selama anak mengalami muntah dan mencret, gejala-gejala yang ia rasakan bisa menyebabkannya kekurangan banyak cairan tubuh. Kondisi ini dapat membuatnya mengalami dehidrasi.

Maka dari itu, Mama perlu melakukan beberapa pertolongan pertama untuk mengurangi gejalanya. Berikut cara mengatasi anak yang muntah dan mencret dengan efektif:

1. Memastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup

Pexels/Artem Podrez

Salah satu cara mengatasi muntah dan mencret pada anak adalah dengan memastikannya mendapatkan asupan cairan yang cukup.

Pasalnya, ketika anak mengalami muntaber, cairan tubuh akan terus keluar melalui keringat, muntah, dan diare. Akibatnya, tubuh dapat kekurangan cairan hingga mengalami dehidrasi jika muntaber terjadi terus menerus.

Dengan meningkatkan asupan cairan, Mama membantu anak dalam mengembalikan air dan mineral yang diperlukan oleh tubuhnya.

Namun anak-anak kadang suka menolak jika diberikan minum air putih, bukan?

Nah selain minum air putih, Mama bisa menambah asupan cairan anak dengan berbagai alternatif lainnya, seperti makanan berkuah (sup atau makanan dengan kuah kaldu), minuman elektrolit (air kelapa), dan minum teh jahe atau teh daun min (pepermin) untuk mengurangi rasa mual.

2. Memberikan larutan oralit

Freepik

Muntah dan mencret membuat anak terus muntah dan buang-buang air, sehingga cairan di dalam tubuhnya akan berkurang. Berkurangnya cairan tubuh membuat kadar elektrolitnya juga menurun, sehingga tubuh akan menjadi lebih cepat lelah.

Nah, untuk mengatasinya, Mama dapat memberikan anak larutan oralit.

Oralit bisa dibuat sendiri dengan mencampur air hangat, garam, dan gula dengan takaran yang sesuai. Atau Mama juga bisa membelinya di apotek.

Berbeda dengan air putih, larutan oralit mengandung mineral seperti garam dan gula. Oralit yang mengandung air, natrium, dan glukosa ini bisa membantu mengembalikan cairan sekaligus elektrolit tubuh yang hilang.

Keseimbangan elektrolit perlu dijaga agar sel-sel tubuh anak dapat bekerja dengan baik.

5. Memberikan porsi makanan yang lebih sedikit, namun lebih sering

Pexels/Kampus Production

Ketika sedang muntah-muntah dan mencret, anak perlu makan dengan teratur agar tubuhnya tidak lemas dan dehidrasi. Namun memberikan porsi yang terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan perut anak semakin sakit.

Sehingga, penting untuk memberikan makanan dalam porsi sedikit, namun dengan intensitas yang lebih sering. Makanan yang dipilih juga sebaiknya bertekstur lembut dan mudah dicerna, seperti pisang, nasi lembek atau bubur, atau makanan berkuah seperti sup.

Susu dan produk olahannya, seperti yoghurt, juga bisa diberikan jika selama ini anak tidak bermasalah dalam mengonsumsinya.

Hal ini karena beberapa anak justru bisa muntah dan mencret setelah mengonsumsi susu, karena memiliki alergi terhadap susu atau menderita intoleransi laktosa.

Makanan tinggi kandungan lemak dan gula, seperti makanan siap saji, gorengan, kue dan es krim, juga sebaiknya tidak diberikan selama masa pemulihan, agar gejala cepat mereda.

6. Memastikan anak memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup

Freepik/Valuavitaly

Saat tidak sakit, seorang anak membutuhkan waktu tidur sekitar 10-12 jam setiap hari. Sehingga saat ia sakit, waktu istirahat yang dibutuhkan lebih banyak agar kondisinya cepat pulih.

Oleh karena itu, ciptakanlah suasana yang nyaman di rumah agar si Anak bisa beristirahat dengan baik. Misalnya Mama dapat membacakan anak tentang dongeng favoritnya atau memutar lagu agar ia tidur lebih cepat.

Jika kondisinya tak memungkinkan untuk bersekolah, mintalah izin beberapa hari dari sekolahnya. Agar anak bisa beristirahat hingga ia sembuh. Hal ini juga berguna untuk meminimalkan risiko penularan pada teman-temannya di sekolah.

7. Hindari pemberian obat sebelum berkonsultasi dengan dokter

Freepik/pressfoto

Jika anak mama mengalami muntah dan mencret, sebaiknya hindari memberikan obat diare. Terlebih lagi jika usianya di bawah 12 tahun dan belum mendapatkan rekomendasi resep dari dokter.

Hal ini karena, muntaber tidak selalu membutuhkan obat antibiotik. Muntaber paling sering disebabkan oleh infeksi virus, yang tidak akan membaik dengan antibiotik. Obat ini hanya efektif untuk muntaber yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Untuk memastikan apa penyebab, tindakan penanganan, dan obat apa yang tepat sesuai kondisi anak, sebaiknya Mama berkonsultasi ke dokter lebih lanjut ya!

Nah itulah penjelasan seputar penyebab dan cara mengatasi muntah dan mencret pada anak. Sebagai langkah pencegahan, Mama perlu memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak sudah bersih, serta rutin menjaga kebersihan lingkungan.

Ajari anak untuk selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan, menyentuh benda yang kotor, ataupun BAB. Tak lupa, lengkapi juga jadwal imunisasi anak, termasuk pemberian vaksin rotavirus.

Editorial Team