Sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, kepribadian ganda berawal dari rasa trauma pada anak. Hal ini dapat ditandai dari berbagai gejala depresi maupun stres yang berlebihan yang ditunjukkan si Anak melalui beragam perilaku.
Secara spesifik, Jeffrey Haugaard, profesor psikologi dari Universitas Cornel, menyebut tanda-tanda seperti nafsu makan yang berkurang atau justru meningkat berlebihan, perubahan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai serta gaya berkomunikasi.
Trauma menyebabkan anak mulai menciptakan kepribadian baru akan menjadi sangat tinggi. Ia akan mengalami amnesia karena ia ingin melupakan trauma yang dialaminya.
Kehilangan ingatan itulah yang menyebabkan seseorang tidak menyadari perilakunya yang berubah.
Kepribadian baru di luar kesadarannya dan perilaku baru untuk melindungi diri itu bisa mengacu pada hal-hal negatif dan merusak secara psikologis. Alhasil, hal ini turut memengaruhi pola pikirnya yang juga terbagi sesuai dengan perbedaan identitas yang ada.
Tentu, Mama tidak ingin anak membangun kepribadian ganda, bukan?
Maka dari itu, mulailah pusatkan perhatian Mama terhadap proses pembentukan karakter dengan menghadirkan kondisi lingkungan keluarga serta sosial yang positif untuk anak.
Itulah penjelasan apa itu kepribadian ganda, ciri-ciri dan penyababnya. Semoga Mama jadi lebih mengetahui dan bisa memberikan pendampingan yang sesuai dengan usia anak di rumah.