Meski tersiksa dengan sakit yang diderita, nabi Ayub tetap menggunakan hati dan lidahnya yang masih berfungsi dengan sangat baik untuk terus bertasbih kepada Allah SWT.
Beliau pun memanjatkan doa sebagaimana tertuang dalam surat Al-Anbiya ayat 83 yang artinya:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."
Doa yang dipanjatkan nabi Ayub AS rupanya didengar dan langsung diijabah oleh Allah SWT. Allah pun menurunkan wahyunya kepada nabi Ayub sebagaimana tertuang dalam surat Shad ayat 41 yang bunyinya: "(Allah berfirman): Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum."
Dan hanya dalam waktu singkat, tanah yang diinjaknya seketika mengeluarkan sumber air yang bisa beliau gunakan untuk minum dan mandi. Nabi Ayub AS pun meminum air dan menggunakannya juga untuk mandi.
Setelahnya, seluruh penyakit kulit yang dideritanya selama belasan tahun itu pun langsung sembuh. Bahkan, Allah SWT juga mengembalikan seluruh kenikmatan yang pernah dimiliki beliau dahulu berupa harta dan keluarga yang sempat hilang.
Bahkan, Allah melipatgandakan harta dan keturunan nabi Ayub atas kesabaran dan keikhlasan hatinya selama menghadapi seluruh cobaan tersebut. Hal ini sebagaimana tertulis dalam surat Shad ayat 44 yang artinya: "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)."
Dari kisah nabi Ayub di atas, hal yang dapat dipelajari oleh anak adalah bagaimana kesabaran dan keikhlasan nabi Ayub dalam menghadapi setiap cobaan yang diberikan padanya. Dengan sifat mulia yang dimilikinya itu, Allah SWT pun akan menjanjikan berkah yang berlimpah di kemudian hari.