Daerah pesisir merupakan sebuah bentang alam yang bisa dikatakan berupa sebidang lahan yang tidak lebar serta membentang ratusan kilometer dari garis pantai ke arah pedalaman yang dekat dengan laut.
Kondisi geografi daerah pesisir ini termasuk ke dalam dataran rendah. Ciri-cirinya adalah daerahnya memiliki permukaan tanah yang datar dan berpasir.
Diketahui bahwa daerah pesisir memiliki iklim yang cenderung panas, sementara untuk curah hujannya bisa dikatakan tergolong tinggi, tergantung pada musimnya. Daerah pesisir juga memiliki garis yang berhimpitan dengan garis pantai apabila terjadi gelombang yang tinggi.
Pada daerah pesisir terdapat berbagai persebaran biota pantai dan persebaran vegetasi. Adanya biota pantai dan vegetasi tersebut saling memberikan kebutuhan yang menguntungkan satu sama lainnya sehingga terbentuklah sebuah ekosistem.
Ekosistem pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Di mana penghuni organisme makhluk dari ekosistem darat dan laut berkumpul hingga saling berinteraksi.
Ciri-ciri ekosistem daerah pesisir
Pada ekosistem pesisir memiliki ciri-ciri yang cukup menarik. Adapun keanekaragaman ekosistem terdiri dari berbagai macam ekosistem yang berbeda dan masih berada pada satu lingkup daerah pesisir.
Berikut ciri-ciri dari masing-masing ekosistem yang termasuk ke dalam daerah pesisir, di antaranya:
Lingkungan mangrove atau hutan bakau merupakan suatu komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis, yang cenderung didominasi oleh berbagai jenis pohon mangrove.
Di wilayah pesisir biasanya dijadikan sebagai area konservasi, terutama bakau yang mempunyai banyak manfaat baik bagi wilayah daratan maupun lautan.
Konservasi bakau ini dapat digunakan untuk mencegah terjadinya abrasi, yakni kondisi di mana wilayah daratan semakin terkikis oleh air laut.
Ekosistem hutan bakau yang sehat juga menjadi salah satu bagian rantai makanan sebagai produsen untuk hewan laut lainnya.
Terdapat ciri dari hutan mangrove sendiri yaitu berada di daerah yang memiliki air payau ataupun air tawar. Dan terdiri dari pohon dan semak yang tingginya bisa mencapai 30 meter.
Biasanya dalam satu area hutan mangrove ditemukan berbagai 20 sampai 40 jenis spesies mangrove yang berbeda.
Pada umumnya, mangrove tumbuh di daerah intertidal yang memiliki jenis tanah berlumpur, berpasir atau berlempung dan umumnya pohon ini dapat tergenang oleh air laut secara berkala.
Apabila dilihat dari sisi ekologi, pesisir pantai juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya air laut pasang. Garis pantai tentunya membuat air laut pasang tidak akan naik ke daratan yang dapat membahayakan kehidupan manusia di sekitarnya.
Air laut pasang akan tertahan serta biasanya hanya wilayah pesisir saja yang digenangi tanpa melewati batas pantai.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi di seluruh kawasan pantai sebab masih terdapat beberapa daerah dengan kondisi daratan yang cukup rendah dibandingkan lautan.
Sehingga di daerah tersebut juga berpotensi banjir yang lebih besar saat air laut sedang pasang. Maka penduduk yang berada di kawasan pantai dengan daratan lebih rendah tentunya perlu waspada serta memahami mitigasi bencana agar bisa berjaga sewaktu air laut pasang.
Daerah estuaria merupakan suatu bentang alam yang bercirikan muara pasang surut yang dilewati oleh sungai yang besar.
Biasanya muara ini dapat kita temukan di beberapa pusat permukiman penduduk daerah pesisir karena umumnya dimanfaatkan sebagai jalur transportasi, sumber air bagi masyarakat, serta tempat menangkap ikan.
Adapun ciri-ciri dari estuaria adalah area perairan pantainya bersifat semi tertutup, dan saling terhubung dengan laut terbuka, serta memiliki kondisi air yang tercampur dari air laut dan air tawar yang berasal dari saluran drainase daratan.
Sea grass beds atau padang lamun bisa kita temui di daerah perairan dangkal atau eustaria apabila sinar matahari yang mencukupi.
Adapun ciri-ciri dari sea grass beds yaitu memiliki habitat di perairan laut dangkal yang mempunyai suhu subtropis ataupun tropis, dengan mempunyai pertumbuhan yang cepat di antara 1.300 sampai 3.000 gram berat kering per meter persegi di setiap tahunnya.
Hewan laut yang hidup di padang lamun pun mempunyai ciri tersendiri, dengan habitatnya di daun lamun, mencari makan di akar kanopi daun, hingga beraktivitas di bawah kanopi daun serta melindungi diri di padang lamun.
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat keberagaman terumbu karang yang tinggi. Diperkirakan terdapat 18 persen terumbu karang dunia yang berada di wilayah Indonesia.
Dengan banyaknya keragaman terumbu karang menjadi sebuah habitat yang baik bagi kehidupan beragam macam biota laut.
Diketahui juga bahwa terumbu karang memiliki manfaat sebagai pemecah gelombang alami sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya erosi pantai.
Karakteristik dari ekosistem terumbu karang adalah terjadinya proses fotosintesis dengan membutuhkan cahaya matahari yang tercukupi, biasanya dapat ditemukan pada perairan dangkal dengan kedalaman sekitar 50 meter.