IDAI: Vaksinasi pada Anak Sangat Penting, Jangan Ragu Lagi ya, Ma!

Mama masih ragu terkait vaksinasi untuk anak? Yuk simak penjelasan dari IDAI!

23 Januari 2022

IDAI Vaksinasi Anak Sangat Penting, Jangan Ragu Lagi ya, Ma
Freepik

Vaksinasi pada anak umur 6-11 tahun sudah dijalankan pada Selasa (14/12/2021) lalu. Tetapi informasi yang didapatkan dari orangtua pun masih kurang dan masih banyak kabar hoaks yang beredar di dunia maya.

Sehingga inilah yang kerap membuat orangtua memiliki ketakutan untuk membiarkan si Kecil divaksinasi. Padahal, vaksinasi termasuk hal terpenting yang harus dilakukan, apalagi dengan hadirnya varian baru Omicron akhir-akhir ini. 

Hal inilah yang membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) ingin menjawab semua kerisauan yang hadir di benak orangtua mengenai vaksin Covid-19 pada anak. 

Ditemui pada media breafing yang diadakan oleh IDAI yang diselenggarakan Sabtu, 22/01/2021. Prof DR.Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), mengatakan bahwa pemberian vaksin pada umur 6-11 tahun didahulukan dengan alasan, karena setiap kelompok umur memiliki perkembangan yang berbeda-beda.

Bisa dibilang, setiap kelompok umur pasti memiliki keistimewaannya masing-masing dan karena anak usia 6-11 tahun dinilai sudah memiliki daya tahan tubuh yang baik. 

Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) selaku ketua umum pusat IDAI pun menekankan, bahwa salah satu temuan medis yang sangat cemerlang hingga saat ini adalah vaksinasi.

Keberadaan vaksin ini sangat efektif membentuk sistem kekebalan tubuh. Termasuk dalam menghadapi Covid-19 juga sangat penting mendapatkan vaksin untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh.

Untuk itu, mengapa vaksinasi ini sangat penting baik itu untuk anak maupun orang dewasa. 

Lalu, bagaimana lebih lanjutnya tentang pembahasan hal terkait pentingnya vaksinasi pada anak yang akan dijawab oleh IDAI? Mama penasaran? Berikut Popmama.com akan merangkum kabarnya. Simak yuk, Ma!

1. Vaksinasi pada anak

1. Vaksinasi anak
Popmama.com/Mutiara Oktaviana

Vaksinasi merupakan alternatif intervensi untuk mengatasi pandemi Covid-19. Dilansir Kementerian Kesehatan, ada beberapa tujuan dari vaksinasi Covid-19 diantaranya, 

  • Menurunkan kesakitan & kematian akibat Covid-19, 

  • Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, 

  • Menjadi produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi, 

  • Mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat

Maka dari itu, pentingnya vaksin pada anak, seperti yang dikatakan oleh Prof. DR.Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) pada breafing media pada Sabtu, 22/01/2022, bahwa jika dunia ingin bebas dari Covid-19 salah satu yang harus divaksin adalah anak, 

‘’ Kalau kita lihat anak yang menderita Covid memang bebannya tidak sebesar dewasa, namun, para pakar berpendapat kalau dunia mau bebas Covid setiap orang harus divaksinasi terlebih dahulu, termasuk anak.’’

2. Ada beberapa gejala yang memiliki risiko tinggi

2. Ada beberapa gejala memiliki risiko tinggi
Popmama.com/Aristika Medinasari

Secara klinis, Covid-19 pada anak memiliki gejala yang ringan atau tidak bergejala. Namun, ada beberapa anak yang memiliki risiko tinggi seperti, 

  • Anak yang mengalami komorbid
  • Anak yang mengalami obesitas
  • Anak yang mengalami penyakit jantung bawaan, asma, kelainan genetik, keganasan (kanker) maupun defisiensi imun. 

Hal ini pun dikatakan oleh Prof. DR.Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) terkait gejala yang diderita oleh anak ini bisa menjadi berat nantinya sehingga memerlukan perawatan yang intens, ICU dan mungkin bisa mengalami komplikasi yang fatal,

‘’Ya kalo kita lihat secara klinis ini, Covid anak biasanya ringan atau malah tidak bergejala, tetapi ada juga kelompok anak-anak dengan risiko tinggi karena memiliki obesitas. 

Obesitas itu termasuk risiko untuk anak, diabetes penyakit jantung bawaan, asma, kelainan genetik, kanker, defesiasi imun, itu semua membuat anak-anak ini beresiko tinggi sehingga bisa berat, perlu perawatan, masuk ICU dan kadang-kadang jadi fatal karena komplikasinya.’’ 

Editors' Pick

3. Risiko menular pada sekitar

3. Risiko menular sekitar
Freepik/brgfx

Angka kejadian anak menderita Covid-19 di Indonesia12,1% dari total kasus. Artinya, ketika anak menderita Covid-19 ini, ia dapat menular kepada orang sekitar. 

Oleh karena itu, mengapa vaksinasi pada anak menjadikan penting, karena vaksinasi pada anak bermanfaat selain untuk diri sendiri, juga melindungi mereka yang berada di sekitarnya seperti (orangtua, kakek, nenek, teman, maupun guru). 

‘’Dan juga risiko menular, dia menular juga pada orang lain. Pada orangtuanya, kakek-neneknya, teman tempat bermain dan sebagainya.''

4. Tercapainya herd immunity

4. Tercapai herd immunity
Freepik/felicities

Vaksinasi pun akan membantu mempercepat tercapainya herd immunity (kesehatan komunitas), yang diperlukan untuk segera kembali ke kehidupan yang normal seperti pembukaan kembali sekolah yang aman dan lain sebagainya. 

‘’ Maka kalau anak-anak ini kita berikan suntikan, kita akan mencapai immunity itu dengan tepat. Mencapai kita membantu herd imunity, dan ini juga bisa membantu kita untuk kembali ke kehidupan normal misalnya, sekolah bisa dibuka dan sebagainya.’’

5. Jika anak alami gejala KIPI setelah vaksinasi, apa yang harus dilakukan Mama?

5. Jika anak alami gejala KIPI setelah vaksinasi, apa harus dilakukan Mama
Freepik/stockprovider

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, apabila anak mengalami gejala KIPI setelah vaksinasi Covid-19, tidak perlu panik. Apabila anak mengalami demam, harus beristirahat yang cukup. Jika diperlukan, minum obat penurun panas.

“Kalau sudah demam segera berikan obat, jangan ditunda karena tidak berpengaruh daya kebal dan minum air putih yang banyak,” ujarnya 

Ia menambahkan, apabila tempat bekas suntik terasa nyeri tetap mencoba menggerakan tangan tersebut. Selain itu, sebaiknya mengompres dengan air dingin pada bagian yang terasa nyeri.

Menurutnya, ada orang yang mengalami KIPI setelah vaksinasi bisa juga terjadi karena alergi terhadap komponen vaksin sehingga menunjukkan reaksi alergi berbeda-beda. Dalam hal ini, ada yang gejala ringan seperti bentol dan ada juga yang berat.

Dr. Hindra pun menambahkan, apabila dalam waktu 48 jam anak masih mengalami demam, maka segera untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Selain itu, ketika terjadi KIPI dapat melaporkan kepada puskesmas atau sentra vaksinasi dengan menghubungi nomor petugas kesehatan yang disarankan ketika melakukan vaksinasi.

6. Apakah ada syarat kondisi tertentu yang menyebabkan anak tidak dapat divaksinasi covid 19 ya, Ma?

6. Apakah ada syarat kondisi tertentu menyebabkan anak tidak dapat divaksinasi covid 19 ya, Ma
Pexels/bongkarn thanyakij

Prof DR.Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) selaku ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengatakan bahwa ketika adanya kondisi-kondisi tertentu yang tidak boleh divaksin sebenarnya semacam kontra indikasi. 

Kondisi yang perlu diwaspadai untuk tidak vaksin yaitu anak yang pernah mengalami KIPI berat pada vaksinasi sebelumnya. 

‘’ Saya kira ini pertanyaan yang memang sering disampaikan oleh para ibu-ibu, sebenarnya kalau kita lihat siapa yang tidak boleh, itu semacam kontra indikasi hanya satu yang pernah mengalami KIPI berat pada vaksinasi sebelumnya, itu yang betul-betul harus diwaspadai. ‘’

Untuk penyakit lainnya seperti DBD, Cacar maupun penyakit lainnya tak perlu dikhawatirkan, karena penyakit itu dinilai yang akan sembuh dengan sendirinya. 

‘’Tapi untuk yang lain itu hanya sementara, misalnya dia demam karena flu, atau dbd itu kapan-kapan dia akan sembuh, nah itu penyakit-penyakit yang akut namanya biasanya kita tunggu saja sampai sembuh betul, misalnya  3-5 hari dia sudah enak makan dan tidak ada gejala, saya rasa sudah bisa diberi vaksin.'' 
 

Ia pun menambahkan lagi, jika ada penyakit-penyakit bawaan yang sudah bertahun-tahun diderita oleh anak maka perlu dipertanyakan kembali dengan dokter yang merawatnya. 

‘’Tetapi untuk penyakit-penyakit yang menahun seperti kanker, seperti jantung bawaan atau ginjal, itu memang perlu dipertanyakan apakah terkontrol dengan baik?Atau tidak. Anak dengan asma tapi masih sering kambuh, berarti dia belum kekontrol, nah ini perlu konsultasi tentunya pada dokter yang merawat.’’

Prof. Sri pun menambahkan perihal ada atau tidaknya pantangan untuk anak ketika ingin divaksinasi.

"Saya kira kalau mau divaksinasi tidak perlu dipantang, justru harus sehat. Kalau dipantang nanti malah anaknya lemah, kurang makan, dan sebagainya. Anak-anak itu sebetulnya sudah tidak asing ya divksinasi dari bayi. Saya kira selalu ibu-ibu mempersiapkan anak untuk vaksinasi. Nah itu sama, sama seperti itu,"

7. Apa persiapan yang dibutuhkan untuk vaksinasi anak?

7. Apa persiapan dibutuhkan vaksinasi anak
Freepik/Felicites

Persiapan yang dibutuhkan untuk vaksinasi anak sebenarnya tidak ada persiapan khusus lho, Ma. Mama hanya perlu memberikan penjelasan pada anak seperti, apa itu vaksinasi dan apa yang akan dilakukan kepadanya. 

Perlu Mama perhatikan, agar anak fit sebelum divaksinasi, usahakan si Kecil agar tidur lebih cepat dan tidak lupa sarapan. Nah, untuk anak dengan komorbid harus terlebih dahulu minum obat rutin yang telah diberikan oleh dokternya. 

Untuk pemantauan setelah diimunisasi pun perlu ditanyakan apa saja hal yang dirasakan oleh si Kecil.

Nah, itulah tadi beberapa kabar mengenai betapa pentingnya vaksinasi pada anak ini, yang didapatkan pada media breafing yang diadakan IDAI pada Sabtu, 23/01/2021.

Semua informasi yang telah Popmama.com rangkum ini tujuannya untuk menjawab semua kerisauan Mama dan Papa ketika ingin si Kecil divaksinasi.

Jangan ragu lagi ya, Ma untuk vaksinasi anak, karena selain menjaga untuk diri sendiri, ternyata juga bisa menjaga kesehatan untuk orang sekitarnya.

Baca Juga:  

The Latest