Negara dengan Bahasa Terbanyak di Dunia, Indonesia Bukan yang Pertama

Mampu memiliki keahlian untuk berbicara selain bahasa ibu adalah sebuah skill yang tidak dimiliki banyak orang. Dalam jangka panjang, kemampuan berbahasa ini akan menjadi nilai tambah untuk mendapatkan kesempatan bekerja yang lebih luas.

Bagi orangtua yang ingin menambah keahlian berbahasa untuk si Kecil, tentu tidak ada salahnya mengajarkan anak sejak dini.

Melansir dari weforum.org, Google Translate kini mendukung 133 bahasa, hanya sebagian kecil dari ribuan bahasa yang digunakan di seluruh dunia.

Setidaknya, ada sekitar 7.168 bahasa yang digunakan di seluruh dunia saat ini, menurut data dari para peneliti di Ethnologue. Wah, mind blowing banget nggak sih?

Fakta menarik lainnya adalah, ada banyak negara yang menggunakan lebih dari satu bahasa di negara mereka. Menariknya, negara yang menduduki peringkat teratas dalam hal keragaman bahasa merupakan rumah bagi lebih dari 800 bahasa.

Negara yang dimaksud adalah Papua Nugini. Keberagaman bahasa yang dimiliki Papua Nugini berasal dari letak geografis. lembah yang dalam, serta medan yang sulit di negara kepulauan ini.

Perpecahan suku dan klan juga menjadi faktor munculnya bahasa dan dialek yang berbeda, serta telah berevolusi selama ini.

Selain Papua Nugini, ada sembilan negara lain yang memiliki ragam bahasa terbanyak di dunia. Ini dia urutannya, berdasarkan daftar yang dirilis oleh weforum.org:

1. Papua Nugini: 840 bahasa
2. Indonesia: 711 bahasa
3. Nigeria: 517 bahasa
4. India: 456 bahasa
5. Amerika Serikat: 328 bahasa
6. Australia: 312 bahasa
7. Cina: 309 bahasa
8. Mexico: 292 bahasa
9. Kamerun: 274 bahasa
10. Brazil: 221 bahasa

Kabar baiknya, Indonesia memang berada di urutan kedua dalam daftar negara dengan ragam bahasa terbanyak di dunia. Sayang, ada sekitar 40% dari bahasa-bahasa ini yang terancam punah, dengan jumlah penutur kurang dari 1.000 orang.

Bahasa yang paling dominan di dunia, setidaknya berjumlah 23 bahasa, kini digunakan oleh lebih dari 50% populasi global.

Peneliti dari Australian National University (ANU) melakukan penelitian dan menemukan alasan mengapa bisa ada bahasa yang terancam punah. 

Pertama, bahasa yang dominan secara regional dan diajarkan di kelas seringkali mengalahkan bahasa-bahasa ibu. Kedua, kepadatan penduduk yang membuat paparan terhadap bahasa global menjadi lebih besar.

Melihat fakta yang ada, tentu miris sekali membayangkan jika sedikit demi sedikit, ada banyak bahasa yang dapat terancam punah.

Meski otak manusia terbatas dan terasa mustahil untuk menghafal banyak bahasa, tidak ada salahnya Mama dan Papa mengajarkan anak lebih dari satu bahasa untuk berkomunikasi.

Selain akan membuka kesempatan bekerja yang lebih luas di masa depan, penelitian menunjukkan kemampuan bicara lebih dari satu bahasa dapat memperkecil kemungkinan demensia dan Alzheimer.

Konon, orang yang menguasai lebih dari satu bahasa juga merupakan sosok yang baik dalam memecahkan masalah, penuh rasa empati, dan juga kreatif.

Mempelajari bahasa memang bukan sesuatu yang mudah dan juga membutuhkan ketekunan. Gimana, apakah sudah terpikir ingin mengajarkan bahasa lain apa kepada si Kecil?