Anak Dipukul Temannya? Ini Sikap Bijak Orangtua Menurut Psikolog

Jangan sampai salah mengarahkan dan membuat anak menjadi agresif ya, Ma

25 September 2022

Anak Dipukul Teman Ini Sikap Bijak Orangtua Menurut Psikolog
Pexels/Pixabay
Ilustrasi

Pembahasan anak dipukul temannya belakangan memang tengah ramai di media sosial. Hal ini yang kemudian membuat banyak orangtua merasa khawatir akan keamanan anak mereka saat berada di luar rumah.

Sebagai orangtua, kita tentu ingin memberikan perlindungan untuk mereka di mana pun berada. Termasuk saat anak sedang berada di sekolah atau di tempat mereka bermain.

Saat anak mengalami hal serupa, apa sih yang seharusnya dilakukan para orangtua? Apakah mengajarkan anak untuk membalasnya? Jawabannya tentu tidak, Ma. 

Dalam TikTok pribadi milik Roslina Verauli, M.Psi, Psikolog, ia membagikan sebuah unggahan yang berisikan sikap bijak apa saja yang bisa orangtua lakukan ketika anaknya mengalami kekerasan dari temannya.

Lantas, apa saja yang bisa Mama dan Papa lakukan? Berikut akan Popmama.com rangkumkan beberapa sikap bijak yang bisa orangtua lakukan ketika anak dipukul temannya

1. Jangan meminta anak untuk membalasnya

1. Jangan meminta anak membalasnya
Freepik.com/jcomp

Saat anak mengalami tindak kekerasan dari temannya, kerap kali orangtua akan lebih merasakan kekesalan dibanding anak itu sendiri. Wajar hal ini terjadi, orangtua mana yang terima jika anaknya diperlakukan demikian?

Saat Mama atau Papa merasa kesal, kadang kala kita tanpa sadar meminta anak untuk membalas perbuatan temannya itu sebagai bentuk pemberontakan. Padahal, cara ini justru salah lho, Ma!

Verauli dalam video TikTok yang dibagikannya menyebutkan, "Karena bila kita mendukung anak untuk segera membalas aksi temannya, artinya kita sedang mendukung anak untuk menampilkan perilaku agresif."

Alih-alih sebagai pemberontakan untuk melindungi dirinya sendiri, membalas aksi yang dilakukan temannya justru perlu anak hindari. Sebab, ini bisa membuat agresivitas anak akan potensial dan bisa  menimbulkan luka pada orang lain.

Dalam kata lain, anak mama juga bisa melakukan aksi kekerasan serupa karena tumbuh rasa agresif dalam dirinya.

Editors' Pick

2. Latih anak untuk mampu memberikan proteksi diri

2. Latih anak mampu memberikan proteksi diri
Freepik/user15160105

Alih-alih meminta anak membalas perbuatan temannya, Mama bisa melakukan sikap bijak lainnya dengan melatih mereka untuk mampu memberikan proteksi pada diri sendiri. Bukan secara fisik, namun secara verbal.

Cobalah untuk melatih anak mama agar berani mengatakan 'tidak' jika memang ada perilaku sekitar yang membuatnya tidak nyaman. Misalnya saat anak dipukul oleh temannya, anak mama bisa mengatakan seperti, "Kenapa ini? Aku nggak suka kalau dipukul gini!"

Menurut Verauli, cara ini menjadi cara yang baik dilakukan agar anak mampu memberikan penolakan atas aksi yang dilakukan oleh temannya tersebut. 

3. Peroleh bukti kekerasan dan berani laporkan

3. Peroleh bukti kekerasan berani laporkan
Freepik/Gpointstudio

Meski usianya masih anak-anak, nggak ada salahnya kok untuk berani melaporkan hal-hal buruk di lingkungan sekitar. Misalnya saat anak mengalami tindak kekerasan oleh temannya, latih anak mama untuk berani melaporkan pada orang yang lebih berwenang.

Cara ini masih berkesinambungan pada cara sebelumnya, Ma. Ketika anak sudah berusaha melawan dengan mengatakan 'tidak', namun temannya masih berupaya melakukan kekerasan serupa, maka beri tahu anak untuk berani melaporkan kejadian tersebut.

"Anak bisa memperoleh bukti atas kekerasan tadi, dan melaporkan pada figur otorita terdekat. Kalau di sekolah ada guru, kalau di luaran ada orangtua," ujar Verauli dalam unggahan video yang dibagikannya.

4. Jangan sampai anak jadi pelaku kekerasan

Terakhir, orangtua harus memastikan bahwa kekerasan terhadap sesama anak-anak harus dapat dicegah pada anak kita sendiri. Caranya dengan tidak memaksa anak melakukan perbuatan yang sama pada anak lain sebagai bentuk pembalasan.

Justru, pembalasan dengan melakukan kekerasan serupa bisa jadi menjadi petaka sendiri untuk anak kelak nanti. Hal ini karena anak belajar untuk menjadi pelaku yang kekerasan yang bisa melukai orang lain di sekitarnya.

Perlu diingat kembali bahwa setiap aksi kekerasan sudah memiliki konsekuensi hukum, Ma. Sebagai orangtua tentu kita tidak ingin jika anak nantinya memiliki potensi untuk menerima sanksi hukum atas perbuatannya, bukan?

Terangkan pada anak untuk tidak meniru dan menjadi pribadi yang buruk juga seperti yang teman-temannya lakukan. Jangan sampai cara kita dalam memproteksi anak, justru bisa menjadi boomerang sendiri kelak nanti.

Itu tadi beberapa sikap bijak a la psikolog yang bisa orangtua lakukan ketika anak dipukul temannya. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi pada anak-anak kita ya, Ma, Pa.

Baca juga:

The Latest