3 Tips Menghapus Stigma Matematika Rumit dengan Belajar Menyenangkan

Gunakan metode belajar yang menyenangkan dengan memadukan hal-hal yang ada pada kehidupan anak

26 Mei 2022

3 Tips Menghapus Stigma Matematika Rumit Belajar Menyenangkan
Pexels/Julia M Cameron

Dari beberapa kurikulum yang ada, matematika menjadi salah satu pelajaran yang selalu ada mulai dari tingkat SD hingga perkuliahan. Tak hanya itu, banyak anak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang rumit dan membuat pusing saat mengerjakannya.

Padahal, jika anak mama memahami prinsipnya, matematika pasti akan lebih mudah dipahami dan tidak lagi menyebut hal demikian. Sebab matematika adalah mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan berpikir unik untuk menaklukannya.

Nah, kali ini Popmama.com akan merangkumkan beberapa tips menghapus stigma matematika rumit dengan cara belajar yang menyenangkan. Ada apa saja, ya? Yuk, langsung simak artikel di bawah ini!

1. Dampingi anak untuk aktif belajar matematika

1. Dampingi anak aktif belajar matematika

Nggak hanya aktif dalam kegiatan harian, pelajaran satu ini juga membutuhkan keatifan karena dapat melatih logika anak dalam memecahkan suatu masalah atau soal. Itulah mengapa orangtua bisa membantu dan mendampingi anak agar mereka bisa lebih mudah memahami setiap persoalan yang ada.

Berbeda dengan pelajaran lain, dalam satu bab pelajaran yang ada di matematika, biasanya akan meliputi berbagai macam soal dan masalah yang harus anak selesaikan. Mereka harus menyiasatinya dengan membiasakan otak untuk tetap aktif dalam berpikir.

Meski kerap membuat anak merasa kesulitan dan ingin menyerah, peran orangtua di sini sangat berguna untuk memberikan dukungan pada mereka. Sebab tak hanya untuk menyelesaikan soal, matematika juga dapat membantu anak melatih kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik, Ma.

2. Belajar dengan cara kontekstual, interaktif, dan gamification

2. Belajar cara kontekstual, interaktif, gamification
Dok. Zenius

Cara belajar matematika yang mudah dan menyenangkan adalah melalui prinsip matematika kontekstual, interaktif, dan gamification (bisa dimainkan). 

Maksud dari matematika kontekstual adalah mengajak anak menggunakan formula matematika untuk hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari (misalnya menghitung uang jajan), dengan begitu anak pun akan lebih tertarik.

Untuk elemen interaksi dan visualisasi juga tak kalah penting, Ma. Di era serba teknologi sekarang ini, orangtua perlu menyeimbangi antara gawai dengan interaksi langsung yang juga dapat memudahkan anak untuk tetap bisa memahami prinsip persoalan matematika.

Yang terakhir, matematika bisa dikemas dalam sebuah konsep permainan yang mana dapat lebih menarik perhatian anak untuk menyelesaikan tanpa merasa tertekan. 

Melalui ketiga cara belajar di atas, platform edukasi teknologi Zenius untuk menghadirkan ZeniusLand, sebuah platform belajar yang dirancang khusus untuk mengembangkan kemampuan fundamental dan cara berpikir kritis siswa sekolah dasar di Indonesia.

Metode pembelajaran dibangun dengan permainan edukatif yang meningkatkan kecerdasan kognitif maupun emosional anak, serta bisa menambah semangat eksplorasi dan belajar anak di mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia dengan mengenalkan karakter animasi yang membuat kegiatan belajar semakin menyenangkan.

“Kami menggabungkan unsur kontekstual, interaksi, visualisasi, dan gamifikasi ke dalam aplikasi ZeniusLand, agar bisa menjadi arena belajar dan bermain yang menyenangkan bagi anak-anak usia pendidikan SD di seluruh Indonesia. Bekerja sama dengan Disney, penyampaian soal matematika disajikan dalam narasi cerita melalui video pembelajaran yang menarik. Anak-anak juga bisa berlatih soal dengan interaktif dan menyelesaikan misi mingguan agar bisa mengumpulkan skor tertinggi. Konsep gamifikasi ini penting untuk menumbuhkan motivasi dan rasa bangga, sekaligus menghapuskan stigma bahwa matematika adalah mata pelajaran yang membosankan,” ungkap Wisnu Subekti, Co-founder dan Head of Academic Zenius.

Orang tua dapat memanfaatkan beberapa fitur yang tersedia di ZeniusLand untuk meningkatkan proses pengembangan pendidikan anak. Misalnya, orang tua bisa melihat contoh materi pembelajaran di ZeniusLand, membeli paket belajar, melihat laporan performa dan kemajuan levelnya, serta mendapatkan rekomendasi pembelajaran yang optimal untuk anak.

3. Fokus memahami konsepnya, bukan dihafal

3. Fokus memahami konsepnya, bukan dihafal
Freepik/tirachardz

Kebanyakan anak masih beranggapan salah terhadap pelajaran matematika, salah satunya adalah dengan menghafal setiap konsep suatu bab untuk menyelesaikan persoalannya. Padahal, matematika adalah pelajaran yang membutuhkan pemahaman khusus untuk bisa menyelesaikannya, Ma.

Alih-alih menghafal, anak perlu memahami setiap konsep dengan baik terlebih dahulu. Sebab matematika tidak bisa dengan baik hanya dengan mengandalkan hafalan aja. Sebab menghafal banyaknya rumus matematika adalah cara terburuk yang justru bisa membuat anak menjadi lebih stres.

Tips untuk memahaminya adalah dengan membuat susunan kosakata serta rumus yang ada dalam matematika, serta aktiflah untuk terus memahami makna dari setiap rumus yang ada untuk bisa menyelesaikan setiap persoalan.

Jadi, kesimpulannya adalah pahami konsepnya terlebih dahulu, terus aktif dalam memahami dan mengulang kembali pembelajarannya, selesaikan masalah atau soal yang ada dengan menggunakan metode atau rumus yang menurut anak mudah dipahami.

Kunci untuk menghapus stigma matematika itu rumit adalah terus berlatih dan mau berusaha. Yuk, ajak anak mama untuk melakukan hal-hal d atas!

Baca juga:

The Latest