Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder, umumnya dikenal sebagai ADHD, adalah salah satu gangguan perilaku yang paling umum pada anak-anak.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ini biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi kemungkinan akan berlanjut hingga dewasa.
Anak-anak yang memiliki ADHD biasanya mengalami kesulitan dalam memerhatikan, mengendalikan perilaku impulsif, dan mungkin terlalu aktif. Anak dengan ADHD cenderung "bertindak tanpa berpikir," dan ini berarti bahwa ia bertindak sebelum memikirkan konsekuensi dari tindakannya.
Dilansir dari NHS, ada beberapa gejala ADHD yang bisa Mama perhatikan pada anak. Yaitu sebagai berikut:
Gejala inattentiveness (kesulitan berkonsentrasi dan fokus):
- Memiliki rentang perhatian yang pendek dan mudah teralihkan
- Membuat kesalahan ceroboh, misalnya, dalam tugas sekolah
- Tampak pelupa atau kehilangan sesuatu
- Tidak dapat mengerjakan tugas yang membosankan atau memakan waktu
- Tampak tidak dapat mendengarkan atau melaksanakan instruksi
- Aktivitas atau tugas yang terus berubah
- Mengalami kesulitan mengatur tugas
Gejala hiperaktif dan impulsif:
- Tidak bisa duduk diam, terutama di lingkungan yang tenang atau sunyi
- Terus-menerus gelisah
- Tidak dapat berkonsentrasi pada tugas
- Gerakan fisik yang berlebihan
- Berbicara berlebihan
- Tidak bisa menunggu giliran
- Bertindak tanpa berpikir
- Mengganggu percakapan
- Memiliki sedikit atau tidak ada ketakutan pada bahaya
Gejala-gejala ini dapat menyebabkan masalah yang signifikan dalam kehidupan seorang anak, seperti prestasi rendah di sekolah, interaksi sosial yang buruk dengan anak-anak lain dan orang dewasa, dan masalah dengan disiplin.
Anak-anak dengan ADHD biasanya mendapat manfaat dari kombinasi pengobatan dan terapi perilaku. Dianjurkan agar terapi perilaku dicoba sebelum pengobatan.