Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Unsplash/Robo Wunderkind
Unsplash/Robo Wunderkind

Apakah Mama pernah merasa bahwa anak mama belajar dengan cepat? Atau melihat anak mama menerapkan hal yang mereka pelajari dengan cepat, seperti contohnya bisa berbahasa Inggris hanya dengan menonton video di internet?

Apakah itu hal yang normal, atau anak mama memiliki otak jenius?

Itu semua adalah hal yang biasa dan hampir seluruh anak di dunia memiliki kemampuan belajar dan menyerap ilmu lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. 

Takeo Watanabe yang merupakan seorang profesor di Universitas Brown Amerika, berkata, "Penemuan kami (tim penelitian) menunjukkan bahwa anak yang duduk di bangku sekolah dasar dapat mempelajari banyak hal dalam kurun waktu tertentu jika dibandingkan dengan orang dewasa, membuktikan bahwa belajar di usia anak-anak lebih efisien," ucapnya dilansir dari NDTV.com, Jumat (3/3/2023).

Lalu apa yang menyebabkan anak lebih cepat pintar dibandingkan dengan orangtua?

Berikut Popmama.com telah merangkum fakta otak anak menurut para ilmuan berdasarkan beberapa jurnal kesehatan.
 

1. Seperti spons yang cepat menyerap

Unsplash/Stephen Andrews

Terkadang kita bertanya-tanya bagaimana seorang anak yang masih berumur kurang dari 10 tahun bisa lancar berbahasa Inggris padahal kedua orangtuanya tidak bisa berbahasa Inggris.

Bagaimana cara otak anak itu bekerja sehingga bisa lebih cepat menyerap kata asing?

"Sangat lumrah jika kita berpikir bahwa anak seperti sebuah spons dan dengan ajaib bisa belajar lebih cepat dari orangtua, tapi terdapat beberapa kesalahpahaman disini. Secara alami, anak-anak akan memiliki kemampuan yang lebih buruk dibanding dengan orang dewasa di beberapa aspek. Namun hadirnya neuroplastisitas pada otak anak membuat mereka mempunyai kemampuan untuk belajar dengan cepat, " ucap seorang dosen senior Universitas Chester Inggris yang fokus dalam bidang pembelajaran anak usia dini, Debbie Ravenscroft.

2. Memiliki kondisi biologis yang mendukung perkembangan otak

Unsplash/CDC

Profesor Takeo Watanabe menjelaskan bahwa kemampuan seorang anak untuk memproses huruf dan angka secara cepat disebut dengan GABA, yaitu singkatan dari asam gamma-aminobutira.

Dalam penelitiannya, para peneliti menjelaskan bahwa GABA memegang peran penting dalam membantu anak untuk memproses informasi baru dan mempersiapkan otak mereka untuk belajar dan mengingat lebih banyak.

"Yang kami temukan adalah peningkatan GABA secara signifikan pada anak, bersangkutan dengan kemampuan belajar," ucap Takoe Watanabe, melalui laman NDTV.

3. Korteks prefrontal anak-anak masih berkembang

Unsplash/Nicole Leeper

Korteks prefrontal adalah bagian otak yang memiliki fungsi merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecah masalah, mengontrol diri, dan masih banyak lagi.

Bagian otak ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan mencapai hasil hampir sempurna pada usia kurang lebih 25 tahun.

Bagian korteks prefrontal pada anak-anak masih berkembang dengan bagus yang membuat si Anak lebih fleksibel saat belajar, hal ini membantu mereka untuk belajar lebih cepat.

Dan pada usia belia, isi dari korteks prefrontal mereka belum dipenuhi dengan pikiran rumit seperti perencanaan yang kompleks hingga pembuatan keputusan sehingga mereka bisa menerima ilmu lebih cepat dibandingkan orangtua atau orang dewasa.
 

4. Anak-anak memiliki lebih banyak plastisitas otak daripada orang dewasa

Unsplash/National Cancer Institute

Mengutip situs Irisreading.com, Jumat (3/3/2023), otak anak-anak memiliki plastisitas yang lebih banyak dibandingkan orangtua, hal ini membuat mereka lebih baik dalam membentuk koneksi saraf yang penting untuk belajar.

Plastisitas otak (neuroplasticity) adalah kemampuan otak untuk berubah sebagai respon dari tuntutan lingkungan.

Kemampuan ini sangat penting saat belajar, karena pembelajaran terjadi ketika koneksi dibuat antara neuron di otak.
 

5. Otak manusia mengalami perubahan degeneratif seiring bertambahnya usia

Unsplash/Tim Kilby

Layaknya makanan, otak manusia juga akan mengalami penurunan kualitas seiring bertambahnya usia. Penurunan ini dinamakan perubahan degeneratif.

Proses degeneratif nantinya akan mempengaruhi kemampuan kognitif, dimana salah satu proses kognitif adalah pembelajaran. Otak anak yang masih berusia muda tidak akan terganggu oleh proses ini sehingga pembelajaran mereka akan lebih cepat.

6. Kemampuan belajar bahasa lebih cepat dari orangtua

Freepik/our-team

Ma, jangan kaget jika si Anak tiba-tiba fasih dalam berbahasa Inggris ya. Hal ini merupakan fenomena yang lumrah bagi anak-anak yang sering mendengar bahasa asing di keseharian mereka. 

Belakangan ini, banyak orangtua yang memberikan akses internet kepada anak mereka.

Beberapa anak dan orangtua menggunakan akses ini untuk belajar bahasa asing, salah satunya bahasa Inggris. 

Kemampuan anak dalam menyerap kosakata baru dalam bahasa asing lebih cepat daripada orangtua, namun kemampuan ini juga memiliki kekurangan. Ingatan mereka akan bahasa asing (selain bahasa Indonesia) akan berkurang seiring berjalannya waktu karena faktor lingkungan sekitar yang tidak sering menggunakan bahasa tersebut dikesehariannya. 

7. Cepat belajar namun cepat lupa

Pexels/Julia M Cameron

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa anak memang bisa belajar lebih cepat, namun jika itu tidak diserap dengan baik dan hanya fokus dalam belajar hal sebanyak-banyaknya maka anak akan cepat lupa akan apa yang mereka pelajari sebelumnya.

Dibandingkan dengan belajar banyak hal dalam waktu yang singkat, biarkan anak fokus dalam belajar satu hal dalam kurun waktu yang cukup (tidak terlalu cepat atau terlalu lama).

Ini akan membantu anak mengingat pembelajaran itu lebih lama sehingga si Anak bukan hanya belajar dengan cepat tapi juga memiliki ingatan yang lebih bagus.

Itu dia beberapa fakta dibalik anak lebih cepat belajar dibandingkan dengan orangtua. Jangan lupa untuk terus mengawasi dan mendampingi anak dalam proses pembelajarannya ya Ma!

Editorial Team