Bagi sebagian besar anak, matematika bagaikan momok yang menghantui kehidupan akademisnya. Mereka kebingungan saat dihadapkan dengan angka-angka dan rumus. Bahkan, pada banyak kasus, anak tidak mengalami masalah pada mata pelajaran lain. Hanya matematika saja yang membuat mereka merasa putus asa.
Banyak orangtua yang merasa khawatir saat melihat nilai akademis matematika anak lagi-lagi tak memuaskan. Karena, bagaimana pun juga, sekolah-sekolah di Indonesia masih menjadikan matematika sebagai mata pelajaran utama dengan standarisasi nilai tertentu yang harus dicapai anak.
Meski telah dilakukan berbagai cara untuk memperbaiki nilai matematikanya, tetapi upaya ini tak kunjung mengalami peningkatan. Bahkan jika diamati lebih lanjut, anak seringkali tak dapat memahami rumus-rumus matematika yang diajarkan kepadanya, meski telah diberikan penjelasan yang paling sederhana sekalipun. Apa yang sebenarnya terjadi ya?
