Cara Memahami Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi

Belajar dalam tekanan dan stres bisa meninggalkan trauma buruk pada anak

18 Maret 2022

Cara Memahami Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi
Pexels/mikhail-nilov

Pandemi Covid-19 mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Penyebaran virus Covid-19 yang cepat, membuat pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan. 

Ini berpengaruh kepada kebiasaan kita setiap hari, dari aktivitas hingga sekolah anak-anak. Karena perubahan tersebut, kegiatan sehari-hari pun berubah.

Misalnya, dulu anak-anak bersekolah di luar kini harus melakukan pembelajaran online di rumah. Begitupun orangtua, dari yang dulunya bebas beraktivitas menjadi terbatas di rumah saja.

Dengan seluruh aktivitas berpusat di rumah itu, menikmati waktu yang nyaman seolah sulit. Dinamika dan perubahan tersebut akhirnya mengharuskan berbagai penyesuaian baru yang mesti diterima. 

Secara fisik sudah terbatas, belum lagi secara mental untuk menghadapi perubahan yang ada. Tidak hanya orangtua yang mungkin stres, tetapi anak-anak juga bisa terpengaruh lho.

Lantas mesti bagaimana? Berikut Popmamam.com rangkum cara memahami kesehatan mental anak selama pandemi.

1. Anak juga bisa mengalami trauma psikologis

1. Anak juga bisa mengalami trauma psikologis
Freepik

Perubahan cara belajar yang bsa bisa dirasakan anak hingga menimbulkan efek trauma psikologis. 

Di dalam dunia psikologi, ada istilah gangguan pascatrauma (Post Traumatic Stress Disoder), yaitu kondisi gangguan mental yang dialami oleh orang-orang yang mengalami trauma di dalam kehidupannya.

Trauma tersebut bisa muncul karena anak mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengguncang mentalnya selama belajar di rumah. Trauma ini bisa muncul karena hubungan anak dan orangtuanya tidak harmonis dalam proses belajar tersebut.

Selain itu, kondisi belajar yang membuat anak tertekan juga bisa jadi penyebab. Misalnya kesulitan sinyal internet atau tidak lengkapnya peralatan belajar di rumah.

Bukan hanya dapat dirasakan bagi anak dengan jenjang SD, SMP, SMA saja, namuk bagi anak balita yang baru pertama kali sekolah juga bisa mengalami tekanan akibat sulitnya beradaptasi.

Tentunya sebagai orangtua Mama dan Papa memiliki peran penting untuk menjaga anak agar tetap terjaga kesehatan mentalnya. Sebab, memori buruk ini bisa menjadi hantu di masa mendatang.

Ada hubungan antara trauma di masa lalu dengan pola perilaku dan mental di masa kini pada seseorang. Banyak kasus orang dewasa dengan berbagai permasalahan karena trauma yang dialami di masa kecilnya tidak pernah sembuh.

Editors' Pick

2. Hubungan orangtua dan anak yang bisa rusak karena kebiasaan berubah selama pandemi

2. Hubungan orangtua anak bisa rusak karena kebiasaan berubah selama pandemi
Freepik/bearfotos

Berbagai peruhan yang terjadi di masa pandemi ini menimbulkan efek yang beragam. Sudah disinggung salah satunya adalah hubungan orangtua dan anak.

Perubahan aktivitas yang berbeda 180 derajat membuatnya bisa menjadi pemicu. Peristiwa yang terjadi saat belajar dari rumah mungkin bisa menimbulkan trauma di jiwa anak.

Trauma itu sudah disebutkan bisa membekas seiring dengan pertumbuhan anak setiap hari. Hingga akhirnya bisa merusak hubungan antara orangtua dan anak.

Oleh karenanya, orangtua diharapkan bisa mengenal indikasinya. Hal ini bisa dilihat dari perubahan yang terlihat pada si Kecil.

Misalnya ketika orangtua salah, seharusnya tidak gengsi untuk meminta maaf. Menyadari kesalahan dan meminta maaf kepada anak contohnya karena marah bisa dilakukan Mama atau Papa.

3. Hal-hal yang bikin pusing orangtua dan anak ketika sekolah dari rumah

3. Hal-hal bikin pusing orangtua anak ketika sekolah dari rumah
Freepik/Seventyfour

Dalam buku Parenting Guidebook for Pandemic Generation, hasil focus group discussion (FGD) bersama para Mama dari Popmama Community telah menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

  1. Selama sekolah di rumah, ada beberapa kendala yang dialami baik oleh orangtua, anak hingga guru. Sinergi belajar menjadi berkurang bahkan berubah karena sekolah dari rumah ini.
  2. Salah satu masalah utama adalah mengenai pemahaman materi yang sulit dipahami oleh orangtua. Efeknya, anak mengalami masalah memahami materi tersebut yang harusnya sang Anak kuasai.
  3. Selain efeknya kepada anak, untuk guru ini juga berdampak. Di mana para guru kesulitan untuk memantau perkembangan muridnya satu per satu. Berbeda saat di sekolah di mana guru dan murid bisa langsung berinteraksi.
  4. Kondisi lain yang juga menyulitkan anak belajar dari rumah yakni kurangnya motivasi, kondisi rumah tidak mendukung yang menimbulkan stres pada anak.
  5. Akibat stres itu anak menjadi tidak mau belajar. Orangtua yang melihat hal itu juga ikut kepikiran, hingga akhirnya salah satu jalan untuk tetap bisa membuat anak disiplin adalah kekerasan yang justru dibenarkan sejumlah pihak.

Mengalami hal itu anak bukannya ingin belajar jutsru makin terganggu. Pada akhirnya ini bisa menimbulkan berbagai masalah, salah satu yang sudah disinggung dari awal adalah trauma.

Ketika guru ingin membantu muridnya belajar mengalami masalah juga. Karena secara online, materi belajar dianggap kurang menarik, pengawasan dan kedekatan murid dengan guru dan temannya juga bisa memengaruhi minat belajar ini.

4. Tips dan cara yang bisa dilakukan orangtua dari saran para ahli

4. Tips cara bisa dilakukan orangtua dari saran para ahli
Dok. Popmama.com

Permasalahan belajar di rumah saja ini cukup banyak dikeluhkan di berbagai media sosial. Sebagai orangtua, kita dituntut untuk serba bisa selama membimbing anak belajar.

Ketika metode dan caranya tidak tepat, sayangnya bisa menimbulkan trauma yang bisa memengaruhi anak. Semua itu bisa dicegah dengan cara tertentu, terutama untuk kasus memahami kesehatan mental anak ini.

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., M.Psi., menjelaskan hal itu secara lengkap. Vera memberikan saran yang membantu orangtua bisa memahami kodisi mental anak selama belajar di rumah.

Ada jalan keluar yang bisa ditempuh orangtua untuk mencegah anak mengalami trauma selama belajar. Semua itu bisa didapatkan dalam buku Parenting Guidebook for Pandemic Generation.

Tak hanya soal masalah mental anak selama pandemi, pun dibahas hal-hal yang bisa memengaruhi fisik anak karena pandemi berkepanjangan ini. Orangtua bisa mendapatkan jawabannya langsung dari ahli yaitu dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A.

Buku ini bisa dibeli di e-commerce, untuk link-nya bisa klik di bawah ini ya, Ma!

Permasalahan anak memang tak pernah ada habisnya untuk dibahas. Tentunya ini karena setiap orangtua berusaha memberikan yang terbaik untuk si Kecil.

Memastikan ia tak hanya tumbuh sehat dan nyaman, tapi juga bahagia!

Baca juga:

The Latest