Bolehkah Film Qorin Ditonton Anak di Bawah 10 Tahun?

Menilik pesan isu kekerasan seksual, dibalik kisah bergenre horor!

3 Desember 2022

Bolehkah Film Qorin Ditonton Anak Bawah 10 Tahun
YouTube.com/IDN Pictures

Salah satu kegiatan hiburan untuk menghabiskan waktu bersama anak adalah menonton sebuah film. Seperti menonton film bergenre horor. Pasalnya menonton film horor dapat melatih anak menghadapi ketakutan serta pulih dari rasa takut. 

Namun, sayangnya tidak semua film horor dapat ditonton oleh anak. Karenanya, jika film horor yang ditonton anak terlalu menyeramkan dan mengandung adegan kekerasan, bisa jadi membuat anak memiliki rasa takut yang berkepanjangan. Serta dapat berpengaruh pada persepsi tindak kekerasan versinya di dalam otak. Hal tersebut sewaktu-waktu bisa mengubah pola pikir dan perilakunya di kehidupan nyata. 

Seperti film terbaru horor yang kembali dirilis oleh IDN Pictures di tahun ini yang berjudul Qorin. Film yang dibintangi oleh Zulfa Maharani dan Aghniny Haque ini menampilkan teror dari jin yang menyerupai manusia. Film berdurasi 1 jam 49 menit, menampilkan kemunculan qorin yang disajikan di dalam film ini terdapat akrobat para qorin dan suara patahan dari qorin yang membuat bulu kuduk merinding. 

Terlepas dari genre horor, faktanya Qorin juga mengandung pesan mendalam di dalam kisahnya. Terdapat isu pelecehan seksual dan ketakutan perempuan sebagai korban pun turut bersuara digaungkan dalam film ini. 

Jadi, alangkah pentingnya memastikan terlebih dahulu kategori penggolongan usia film horor yang ingin Mama tonton dengan anak-anak.

Berikut simak ulasan Popmama.com selengkapnya di bawah ini, untuk membantu Mama mengetahui kategori film Qorin berdasarkan usia penonton.

Yuk simak, bolehkah film Qorin Ditonton anak di bawah 10 tahun.

1. Mengetahui klasifikasi usia film Qorin

1. Mengetahui klasifikasi usia film Qorin
Instagram.com/qorin.film

Setiap film yang diproduksi memiliki target pasarnya masing-masing, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Agar tak salah mengajak nonton film anak, Mama perlu tahu dan memahami terlebih dahulu perbedaan pada setiap kategori film berdasarkan usia. 

Berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film, terdapat empat kategori klasifikasi film berubah lebih detail sesuai dengan usia penontonnya menjadi sebagai berikut:

  • Semua Umur (SU), kategori film ini terkandung nilai pendidikan, budi pekerti, budaya hingga dorongan rasa ingin tahu yang positif. 
  • Film bagi penonton usia 13 tahun atau lebih (13+), pada kategori film ini mengandung unsur pendidikan, budi pekerti, hingga masa-masa peralihan anak-anak menuju remaja. 
  • Film bagi penonton usia 17 tahun atau lebih (17+), kategori film yang terdapat adegan yang berhubungan dengan seksualitas hingga kekerasan disajikan secara edukatif dan proporsional.
  • Film bagi penonton usia 21 tahun atau lebih (21+), kategori ini diperuntukkan bagi orang dewasa. Terdapat adegan visual dan dialog mengenai seks, kekerasan, dan sadisme ditampilkan dengan tak berlebihan.

Pada film horor Qorin yang rilis di penghujung tahun ini, ditujukan ke dalam kategori rating berusia 17 tahun atau lebih. Oleh karena itu, film tersebut tidak berkenan untuk anak-anak berusia dibawah 10 tahun.

Pasalnya, sepanjang cerita pada setiap karakter pada nyatanya memiliki kisah kelam mereka masing-masing yang diselipkan beberapa adegan yang menggambarkan isu korban yang mengalami ketakutan dan pelecehan seksual pada perempuan sebagai korban yang ditonjolkan dalam film ini. 

Artinya, film yang digolongkan pada kategori tersebut tidak dapat ditonton oleh anak-anak berusia 17 tahun atau lebih muda. Sehingga Mama pun bisa mencegah dengan menaruh perhatian penuh terhadap konsumsi konten pada anak-anak di sekitarnya.

Maka, untuk dapat melakukannya, salah satu bekal bagi Mama yang perlu tahu adalah pemahaman terhadap penggolongan film sesuai dengan usia penonton.  

2. Kritik sosial terhadap kasus yang sempat muncul di Indonesia

2. Kritik sosial terhadap kasus sempat muncul Indonesia
Instagram.com/qorin.film

Bukan hanya disajikan visual menyeramkan saja, namun nyatanya terselipkan kritik sosial yang disuarakan dalam film ini menyinggung para oknum yang terlibat dalam kasus yang sempat trending di Indonesia. 

Melalui film ini, pesan yang disampaikan begitu menarik perhatian dengan mendukung perempuan untuk semakin berani melapor jika mengalami ataupun melihat pelecehan seksual dan menyuarakan pendapatnya.

Bahkan isu tersebut memang sulit dan menjadi hal yang masih terbilang tabu di Indonesia. Namun, lewat film ini berharap bisa menimbulkan sikap keberanian bagi perempuan untuk saling menyuarakan dan membantu apa yang dirasa benar oleh mereka.

3. Mengangkat isu besar di balik kisah horornya

3. Mengangkat isu besar balik kisah horornya
Instagram.com/qorin.film

Perjalanan kisah yang begitu sederhana berhasil menunjukkan bagaimana seramnya sifat manusia yang berbalut dengan kedok agama. Bukan hanya ketakutan yang dirasakan, melainkan mendapat pengetahuan baru terkait kehidupan pesantren yang mungkin belum banyak yang berani disorot di layar lebar. 

Tak menyangka bahwa figur penampilan alim Ustad Jaelani alias Ujae yang ternyata menyimpan kejahatan yang bahkan lebih mengerikan dari iblis.

Namun, Qorin menjadi tontonan horor yang berbeda diantara film horor lainnya. Menyimpan banyak pesan yang dapat diambil pelajarannya oleh penonton. 

Seperti yang Mama ketahui bahwa anak-anak dalam masa perkembangan di usianya cenderung mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat maupun dengar. Sehingga film yang mengandung adegan visual kekerasan dan pelecehan seksual bisa mempengaruhi bagaimana seorang anak-anak tumbuh dan berkembang di usianya yang terbilang tinggi rasa keingintahuan dan mempraktikkan melalui persepsi di dalam otak anak. 

Nah, jika Mama lebih teliti lagi, ketika di bioskop, Mama bisa melihat rating usia film pada poster maupun bisa juga bertanya pada petugas bioskop untuk lebih jelasnya, ya. 

Semoga menjawab rasa penasaran Mama ya ya mengenai bolehkah film Qorin ditonton oleh anak di bawah 10 tahun.

Baca juga:

The Latest