Gaya Pengasuhan yang Berasal dari Trauma Masa Kecil Orangtua

Trauma orangtua di masa lampau dapat memengaruhi gaya parenting terhadap anak

18 April 2022

Gaya Pengasuhan Berasal dari Trauma Masa Kecil Orangtua
Freepik/senivpetro

Gaya pengasuhan orangtua kepada anak dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah pengalaman orangtua di masa lampau bahkan ketika mereka masih kecil. Alangkah baiknya hal-hal yang terjadi di masa lalu biarkan saja tinggal kenangan.

Namun orang yang memiliki trauma di masa kanak-kanak dan belum terselesaikan, cenderung akan mengingatnya hingga dewasa. Inilah mengapa trauma di masa kecil dapat memengaruhi gaya pengasuhan Mama sebagai orangtua.

“Sebagian besar dari kita mungkin lahir dari orangtua yang pengetahuan pola asuh masih sedikit. Pasti sampai sekarang masih ada yang ingat dan bahkan sakit hati ketika dimarahin orangtua pas kecil. Soal dimarahin ini jangan dianggap remeh, walaupun udah bertahun-tahun tapi ternyata masih ada yang ingat karena meninggalkan pengalaman pahit,” kata Imelda B. L. Hutapea, M. Ed, Direktur Penguatan Kapasitas DEMI KITA.

Melansir Life Care Wellness, berikut Popmama.com telah siapkan ulasan terkait beberapa gaya pengasuhan yang berasal dari trauma masa kecil.

1. Menghindarkan anak-anak dari sesuatu yang tidak Mama sukai

1. Menghindarkan anak-anak dari sesuatu tidak Mama sukai
Freepik/our-team

Menghindar adalah salah satu gejala yang paling menonjol dari trauma yang belum terselesaikan di masa lalu.

Mama mungkin secara sadar atau tidak sadar berusaha menghindari perasaan, ingatan, atau situasi yang mengingatkan tentang trauma di masa lampau.

Akibatnya, orangtua cenderung membatasi keterlibatan anak dalam aktivitas yang berusaha Mama hindari. Hal ini berpotensi membatasi pengalaman atau keterlibatan anak dalam sesuatu yang mereka nikmati.

Editors' Pick

2. Terlalu melindungi anak secara berlebihan

2. Terlalu melindungi anak secara berlebihan
Freepik/yanalya

Keinginan untuk terlalu melindungi anak bisa berasal dari trauma Mama sendiri. Orangtua berusaha melindungi anak dari apa yang pernah terjadi pada mereka dulu.

Simpelnya, Mama ingin anak bertahan hidup dengan baik sehingga mereka diberikan perlindungan yang berlebihan.

Terlalu melindungi anak dari dunia luar dapat membatasi pengalaman yang mereka miliki dalam hidup. Atau bahkan dapat menciptakan penghalang ketika sang anak mulai ingin mengeksplorasi hal-hal baru lainnya.

Dampaknya, anak Mama jadi tidak pernah mempunyai kesempatan untuk tumbuh secara mandiri. Ketika mendapati hal baru yang tidak sesuai, mereka cenderung akan cemas dan justru berusaha menghindarinya.

3. Terlalu mengontrol kehidupan anak

3. Terlalu mengontrol kehidupan anak
Freepik/Jcomp

Trauma seolah seperti kehilangan kendali sepenuhnya karena berada di situasi menakutkan dan tidak aman. Trauma masa kanak-kanak dapat memengaruhi gaya pengasuhan dengan menjadi terlalu mengontrol si Kecil.

Anak-anak dari orangtua yang terlalu mengontrol dapat tumbuh menjadi sosok pemberontak dan tidak memiliki keterampilan untuk bisa mandiri.

4. Mengabaikan kebutuhan anak secara emosional

4. Mengabaikan kebutuhan anak secara emosional
Freepik/bearfotos

Sebuah penelitian menunjukkan reaksi umum baru orangtua dengan trauma yang belum terselesaikan adalah mereka seringkali mengabaikan kebutuhan emosional anak-anak mereka.

Seperti yang kita tahu, mengasuh anak akan menciptakan lingkungan di mana Mama dan anak sering dihadapkan pada sejumlah emosi, seperti kesedihan, rasa bersalah, cinta, kemarahan, dan banyak lagi.

Orangtua yang memiliki trauma belum terselesaikan di masa lalu, sering menghindari sejumlah perasaan tersebut. Akibatnya, anak-anak cenderung mengalami kesulitan mengatur emosi mereka sendiri dan tidak bisa menoleransi perasaan sedih.

Anak-anak ini akan berusaha mencari perhatian atau bahkan menarik diri dari emosional yang dialami.

Itulah sederet gaya pengasuhan yang berasal dari trauma masa kecil. Penting untuk menyadari bahwa orangtua kita juga manusia yang memiliki kekurangan, jangan salahkan mereka atas kejadian yang sudah terjadi.

Sebagai gantinya, Mama bisa berupaya meniru sifat-sifat pengasuhan positif yang bisa diperoleh dari orang lain dan mengurangi sifat-sifat buruk demi kebaikan anak.

Baca juga:

The Latest