Saat ini jalur pendakian di Gunung Semeru sedang ditutup. Diketahui, bahwa di kawasan Gunung Semeru saat ini sering terjadi erupsi. Baru-baru ini Gunung Semeru mengalami erupsi pada Senin pagi (19/2/2024) pukul 04.56 WIB. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom abu erupsi Gunung Semeru kali ini teramati mencapai 800 meter di atas puncak atau 4.476 mdpl.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 145 detik.
Status Siaga Level III
Waspada potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Sepanjang awal tahun 2024, Gunung Semeru tercatat sudah meletus sebanyak 54 kali. Hingga saat ini Gunung Semeru masih berstatus Siaga (Level III).
Masyarakat dan wisatawan yang berada d sekitar lokasi Gunung Semeru dilarang beraktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Itulah informasi seputar sejarah, mitos, dan fakta Gunung Semeru beserta aktivitas terkininya. Mari kita doakan agar aktivitas pada Gunung Semeru segera menurun agar erupsi yang belakangan ini sering terjadi berhenti. Sehingga, aktivitas di sekitar Gunung Semeru bisa kembali normal, dan jalur pendakian ke puncak Mahameru dapat kembali dibuka.