Dalam paparanya, Juli menjelaskan bahwa aplikasi Sekolah Enuma saat ini telah tersedia dalam dua versi berbeda, yaitu versi tiga mata pelajaran yang hanya bisa diunduh dan diakses di sekolah dan bisa mengukur kemampuan siswa.
Sementara yang kedua merupakan versi satu mata pelajaran, yaitu bahasa Indonesia yang dapat diunduh dan diakses secara gratis oleh masyarakat umum, tetapi tidak memiliki latihan sehingga tidak bisa diukur.
Adapun tujuan dari adanya versi-versi tersebut adalah untuk memberikan kemudahan bagi orang tua dalam mengajarkan pembelajaran dasar, membaca dan menulis kepada anak di rumah. Inilah salah satu cara yang dilakukan sebagai bentuk pendekatan untuk mengenalkan Sekolah Enuma.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pendekatan melalui kerja sama dengan mitra-mitra yang merupakan organisasi yang sudah lama bekerja di daerah yang membutuhkan fasilitas tambahan untuk meningkatkan proses pembelajaran anak. Melalui diskusi dengan mitra-mitra tersebutlah, Sekolah Enuma dapat menemukan sekolah mana yang akan dibantu dalam penyediaan fasilitas pembelajaran.
Nantinya, pengenalan ini dilakukan pertama melalui para pengajar yang bertugas, kemudian barulah mereka akan memperkenalkan dan mendampingi anak-anak dalam penggunaan tablet dan aplikasi tersebut pada proses pembelajaran.
Nah, pada aplikasi yang ada di tablet nantinya guru bisa melihat hasil dari masing-masing kondisi anak selama penggunaan, serta mengetahui baiknya anak dimulai dari level mana. Karena, ketika anak pertama kali menggunakan aplikasi tersebut, akan ada tes penempatan untuk mengetahui level yang akan anak pelajari.
"Pertama-tama kami bekerja dengan guru karena guru akan lebih tahu dengan kondisi anak. Kemudian, guru akan memberikan feedback terkait kondisi anak selama proses pembelajaran. Nah, di aplikasi itu kami sudah membuat untuk kebutuhan anak dari berbagai jenjang. Jadi, awal pemakaiannya, anak akan mengikuti tes penempatan dulu, setelah mereka main, beberapa saat akan direkomendasikan oleh aplikasi bahwa anak tersebut bisa memulainya dari level berapa. Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki kemampuan yang bebeda-beda," ujar Juli Adrian.