Selain Indonesia, Ini 7 Negara yang Pernah Memindahkan Ibu Kota Negara

Negara dengan jumlah penduduk yang banyak ini memiliki sejarah panjang perihal pemindahan ibu kota. Awalnya pada 1549 hingga 1763, ibu kota Brazil terletak di Salvador, Negara Bagian Bahia.

Setelah pergantian bentuk pemerintahan menjadi republik, Rio de Janeiro disahkan menjadi ibu kota Brazil pada 1889. Hal ini dikarenakan untuk perkembangan ekonomi dan perdagangan.

Meski demikian, pemerintah Brazil kembali memindahkan ibu kota lantaran kepadatan di Rio. Pada 1960, Brazil akhirnya membangun sebuah kota di tengah negara itu yang dinamai Brasilia.

Wilayah tersebut mulai dibangun di bawah pimpinan mantan presiden Brazil, Juscelino Kubitschek de Oliveira. Sampai sekarang, Brasilia masih menjadi ibu kota negara ini.

Pada 1997, Kazakhstan memindahkan ibu kota dari Almaty ke Akmola, yang kini lebih dikenal sebagai Nur-Sultan atau Astana. 

Pemindahan ibu kota ini mendapat banyak kritik dari pemerintah pada saat itu. Namun, mantan Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev tetap bersikeras memindahkannya.

Pemindahan ini dilakukan akibat kepadatan Almaty yang merupakan pusat perdagangan di Kazakhstan.

Pada 2019, Presiden Kassym-Jomart Tokayev memberikan usul mengganti nama Astana menggunakan nama Nursultan Nazarbayev yakni Nur-Sultan. Hingga saat ini, Nur-Sultan masih menjadi ibukota Kazakhstan.

Sebenarnya, ibu kota Malaysia tidak dipindahkan secara resmi. Ketika anak mencari "Ibu kota Malaysia" di internet, pasti yang ditemukan tetap Kuala Lumpur.

Kuala Lumpur memang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dari Malaysia.

Namun, Malaysia telah memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke kota bernama Putrajaya yang berjarak 25km dari ibu kota tersebut. Keputusan ini diambil pada tahun 1995 dan pemindahan baru dilakukan pada 1999.

Saat itu, pemindahan pusat pemerintahan ini dilakukan karena kota Kuala Lumpur dinilai sudah terlalu padat dan semakin macet.

Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke sebuah lokasi di utara pada 2005, yang dinamakan sebagai Naypydaw. Saat ini Naypydaw difungsikan sebagai pusat administratif di Myanmar.

Beberapa pihak menduga alasan pemindahan ibu kota ini akibat adanya prediksi serangan asing dari wilayah laut.

Pada mulanya, Naypyidaw sudah memiliki kantor pemerintah, hotel mewah, apartemen, dan bandara. Namun, tercatat bahwa ibu kota ini masih kekurangan toko, restoran, dan fasilitas lainnya.

Salah satu hak istimewa yang dimiliki oleh Naypyidaw dan tidak dimiliki wilayah lain adalah suplai listrik yang tidak terganggu.

Pada 1991, Nigeria memindahkan ibu kotanya dari Lagos ke kota bernama Abuja. Kota Abuja berada di titik tengah Nigeria dan sebelumnya memang telah direncanakan untuk menjadi pusat pemerintahan.

Pasalnya, Lagos dinilai sudah semakin padat. Selain itu, Abuja memang dipilih menjadi ibu kota Nigeria karena lokasinya lebih berada di pusat, adanya akses yang lebih mudah, kepadatan populasi rendah, dan juga kesediaan tanah untuk perluasan.

Meski demikian, hingga saat ini Lagos tetap menjadi pusat ekonomi di Nigeria.

Ibu kota Pakistan dipindahkan dari Karachi ke sebuah kota bernama Islamabad pada 1961. Pemindahan ini dilakukan atas keputusan komisi negara yang menyebut Karachi sudah tidak dapat lagi menjadi ibukota.

Islamabad dibangun mulai tahun 1961. Pembangunan ini dilakukan dengan memadukan arsitektur tradisional Islam dengan pola yang lebih modern.

Pembangunan ibu kota dari negara Pakistan ini telah melahirkan banyak gedung yang berfungsi untuk kelancaran pemerintahan dalam negara tersebut.

Pada 1923, Turkiye memindahkan ibu kota yang awalnya berada di Istanbul ke Ankara setelah Republik Turkiye didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Pemindahan tersebut didasari oleh penguasaan pasukan Prancis, Inggris, dan Rusia, yang pada masa itu berhasil menguasai Istanbul. Selain itu, Istanbul juga dinilai sudah mengalami dekadensi moral.

Banyak terjadi korupsi di kota tersebut pasca-keruntuhan kekaisaran Ottoman.

Nah, itu dia 7 negara yang pindah ibu kota. Adakah negara yang tertarik untuk dikunjungi?