Youtube/HidayahIlahiOfficial
Saat Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dan mulai berdakwah, Ali termasuk dalam orang-orang pertama yang memercayainya. Saat itu, usia Ali diperkirakan masih berusia 10 tahun.
Kemudian, Ali mulai menerima ajaran Islam yang dibawa Rasulullah tanpa paksaan, bahkan tanpa meminta izin orangtuanya. Di usianya yang menginjak remaja, Ali memeluk agama Islam dan terus mempelajarinya hingga menjadi menantu Nabi Muhammad SAW. Ali yang sudah dewasa, menikahi putri bungsu Rasulullah, yaitu Fatimah Az-Zahra.
Di masa Khalifah Utsman bin Affan, ada banyak pemberontakan yang terjadi akibat dari ketidakpuasan terhadap kebijakan yang telah diterapkan. Bahkan, keadaan tersebut semakin kacau setelah Khalifah Utsman wafat dalam sebuah pemberontakan. Oleh karena itu, kaum muslimin mendesak Ali bin Abi Thalib untuk segera diangkat menjadi khalifah.
Pada 25 Zulhijah 35 H, Ali pun diangkat sebagai Khulafaur Rasyidin (khalifah) keempat di Masjid Madinah meski awalnya beliau menolak permintaan tersebut. Sebagai Khulafaur Rasyidin, Ali bertugas memimpin Islam dengan tanggung jawab memperluas syiar agama Islam dan menyejahterakan kaumnya.
Namun, pada masa pemerintahannya masih terdapat banyak kekacauan yang terjadi. Salah satunya adalah tuntutan untuk menghukum pembunuh Khalifah Utsman, yang bahkan sampai memicu terjadinya peperangan.
Tidak hanya itu, di masa pemerintahan Ali, ada berbagai kebijakan yang diberlakukan guna memajukan kekhalifahan, salah satunya adalah penyempurnaan bahasa Arab. Ali memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk memberi tanda baca dan menulis kitab-kitab Nahwu (tata bahasa).
Bukan tanpa tujuan, hal tersebut merupakan sebuah upaya guna membuat kaum Muslim di luar Arab mampu mempelajari Alquran dan hadis dengan mudah dan benar.
Selain itu, Ali juga membangun Kota Kufah di Irak sebagai pusat pemerintahan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Tidak heran jika masa pemerintahan Ali disebut sebagai periode tersulit dalam sejarah Islam.