Sugar Rush pada Anak: Mitos atau Fakta?

Benarkah gula membuat anak Mama menjadi hiperaktif?

21 Maret 2019

Sugar Rush Anak Mitos atau Fakta
Pexels/Rawpixel.com

Anak mama seakan mendapat suntikan energi setelah diberi mereka es krim. Tidak hanya itu, permen, coklat, atau beragam cemilan manis menjadi penyebab anak menjadi hiperaktif atau mengalami sugar rush.

Tetapi menurut National Institutes of Health, tidak ada hubungan antara gula dan hiperaktif. Penelitian demi penelitian dilakukan dan menunjukkan bahwa peningkatan gula akibat konsumsi makanan manis adalah mitos.

1. Apa itu sugar rush?

1. Apa itu sugar rush
Freepik/pressfoto

Sugar rush merupakan perilaku hiperaktif yang terjadi ketika anak-anak mengonsumsi makanan berindeks glisemik tinggi. Makanan ini diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama. Kenaikan gula darah memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian. 

Editors' Pick

2. Kesalahpahaman selama beberapa dekade

2. Kesalahpahaman selama beberapa dekade
Freepik/Senivpetro

Hal ini bukan berita baru lagi. Kasus sugar rush sudah ditutup pada tahun 1995. Saat itu para peneliti menganalisis 16 studi tentang pesta pora setelah mengonsumsi gula. Dan menarik kesimpulan bahwa gula tidak mempengaruhi perilaku atau kinerja kognitif anak-anak.

Hasil dari penelitian ini begitu menarik sehingga ahli statistik yang meninjau makalah mengatakan kepada penulisnya bahwa ia belum pernah melihat hasil negatif yang konsisten dalam analisis statistik. Di tahun 1982, National Institutes of Health juga pernah menyimpulkan bahwa sugar rush tidak ada.

3. Bagaimana isu sugar rush muncul?

3. Bagaimana isu sugar rush muncul
Freepik

Pada dasarnya isu ini muncul karena minimnya informasi.

Berawal dari ahli alergi Benjamin Feingold menciptakan diet eponymous pada tahun 1973. Diet ini menyatakan bahwa bahwa makanan dapat menyebabkan masalah perilaku sehingga menimbulkan ketakutan akan gula.  

Sebuah penelitian lain yang dipublikasikan di Food and Cosmetics menyimpulkan bahwa gula menyebabkan hiperaktif pada anak-anak. Penelitian ini melibatkan 265 anak-anak yang orang tuanya mengeluh bahwa anaknya berlari terus-menerus dan tidak dapat berkonsentrasi. Hasilnya adalah anak-anak hiperaktif ini memiliki kadar gula darah rendah yang abnormal. Paradoksnya, kadar gula darah rendah adalah salah satu efek dari makan terlalu banyak gula.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kadar gula darah rendah dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan gejala emosional lainnya pada orang dewasa. Dari sinilah isu sugar rush muncul dan ditakuti oleh sebagian besar orangtua.

4. Bantahan terhadap isu sugar rush

4. Bantahan terhadap isu sugar rush
Pixabay/Studioessen

Studi selanjutnya menunjukkan bahwa 265 anak-anak dalam penelitian itu, pada kenyataannya, memiliki kadar gula darah yang berada dalam kisaran normal untuk anak-anak.

Sementara itu, beberapa penelitian observasi yang menggambarkan peningkatan gula dengan cepat dihentikan oleh komunitas ilmiah karena menunjukkan korelasi tetapi bukan sebab-akibat. Mungkin anak-anak hiperaktif hanya makan lebih banyak permen. Apakah benar permen itu yang membuat mereka hiperaktif?

Teori yang menarik muncul yaitu ketakutan orangtua kepada sugar rush lebih kepada cap sebagai orangtua yang buruk ketika memberikan permen yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif.

Dalam satu studi yang dilakukan oleh Daniel W. Hoover pada tahun 1994, merekam 35 mama yang menyatakan bahwa anak mereka yang berusia lima tahun sensitif terhadap gula. Setengah dari mama diberi tahu bahwa anak-anak mereka telah diberi gula dalam dosis besa dan sisanya diberi tahu bahwa anak-anak mereka tidak diberi gula sama sekali.

Faktanya, semua anak diberi plasebo bebas gula. Para mama yang mengharapkan anak-anak mereka mengalami sugar rush diperkirakan akan menilai anak-anak mereka lebih hiperaktif. Tetapi rekaman video mengungkapkan bahwa para mama ini juga melindungi, mengkritik, terus mengawasi, dan  lebih sering berbicara dengan anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pengasuhan anak mungkin mendorong terjadinya sugar rush.

Meski sugar rush dianggap mitos, konsumsi gula pada anak juga harus dibatasi ya, Ma.

Baca juga:

The Latest