Pada usia 6-12 tahun, anak (terutama anak perempuan) akan memasuki masa pubertas.
Sehingga, banyak nutrisi yang harus dipenuhi sebagai persiapan menjelang masa pubertasnya.
Pada masa pubertas, pertumbuhan anak akan berjalan lebih cepat.
Bisa dibilang, masa pubertas merupakan kesempatan kedua anak (setelah masa bayi) untuk memperbaiki status gizinya, termasuk tinggi badannya.
Untuk itu, pastikan anak mendapatkan berbagai macam makanan yang bergizi, seperti yang dilansir dari parents.com berikut ini:
Kalsium adalah zat mineral yang dapat membantu tulang tumbuh maksimal serta memberi kepadatan, sehingga tidak mudah keropos.
Tidak hanya dibutuhkan oleh tulang, kalsium juga diperlukan untuk fungsi jantung, pembekuan darah, serta fungsi otot, walaupun dalam jumlah yang cukup kecil.
Pada dasarnya, ketika tubuh kekurangan kalsium, maka cadangan kalsium yang ada pada tulang akan diambil untuk mengganti kekurangannya.
Karena fungsi utama kalsium adalah memadatkan serta menguatkan tulang, kekurangan kalsium dapat mengakibatkan osteoporosis di kemudian hari.
Sumber utama kalsium adalah semua produksi susu. Kebutuhan kalsium tergantung dengan usia anak, menurut Kementerian Kesehatan adalah:
Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium yang ada di dalam makanan, kemudian bersama kalsium membuat tulang menjadi lebih kuat.
Vitamin D banyak ditemukan di berbagai macam produk susu, serta paparan sinar matahari. Vitamin D yang dibutuhkan oleh anak adalah:
usia 1-18 tahun: 15 mg/hari
Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki jaringan yang rusak.
Di dalam tubuh, protein yang masuk akan diubah menjadi asam amino. Asam amino ini yang akan menjadi bahan baku tubuh untuk membangun sel-sel baru dan jaringan.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa anak yang diberikan makanan yang kaya akan protein, khususnya protein hewani, memiliki rata-rata tinggi yang normal bahkan lebih tinggi dari anak-anak seusianya.
Sedangkan anak yang tidak mendapatkan asupan protein yang cukup cenderung lebih pendek.
Kebutuhan protein sesuai dengan umur anak yaitu:
Agar proses pertumbuhannya baik dan berjalan dengan normal, serat adalah salah satu zat gizi yang diperlukan anak.
Sebenarnya, serat adalah bagian dari karbohidrat, tetapi zat gizi ini tergolong dengan karbohidrat kompleks tanpa kalori.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup dan frekuensi yang sering, bisa mencegah seseorang terkena penyakit degeneratif atau gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang terjadi pada anak, seperti obesitas, tentu saja akan mempengaruhi langsung proses pertumbuhannya.
Berikut adalah kebutuhan serat anak sesuai dengan umur:
Antioksidan adalah zat gizi yang dapat menangkal kerusakan sel dan jaringan di dalam tubuh serta bisa mencegah seseorang terkena radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif.
Contoh antioksidan adalah betakaroten, vitamin A, vitamin C, vitamin E, lutein, likopen, dan selenium.
Dalam proses pertumbuhan, antioksidan ini sebenarnya bekerja untuk mencegah anak mengalami obesitas atau penyakit degenratif lainnya.
Ketika seorang anak mengalami obesitas, maka hormon pertumbuhannya akan terganggu dan tentu saja hal ini akan menghambat proses tumbuh kembangnya.
Zat besi yang ada di dalam tubuh, sekitar 70%-nya berbentuk hemoglobin yang berada di dalam darah.
Hemoglobin merupakan zat yang berfungsi untuk mendistribusikan makanan serta oksigen ke seluruh tubuh.
Zat besi juga dibutuhkan dalam pertumbuhan anak, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di Saharawi yang menunjukkan bahwa anak yang mengalami kekurangan zat besi memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan kelompok anak yang cukup zat besinya.
Berikut adalah kebutuhan zat besi anak:
- Usia 4-6 tahun: 9 mg/hari
- Usia 7-9 tahun: 10 mg/hari
- Usia 10-12 tahun: 13 mg/hari (laki-laki), 20 mg/hari (perempuan)
Nah, itulah beberapa informasi terkait tabel tinggi dan berat badan anak usia 6-12 tahun.
Tak hanya pada usia 6-12 tahun saja, sebenarnya Mama juga sudah harus menjaga asupan gizi dan nutrisinya sebelum anak berusia 2 tahun agar ia terhindar dari stunting.