Ada sejumlah konsekuensi fisik, emosional, dan sosial melalui pubertas dini. Setiap anak tentunya akan mengalami masa transisi ini secara berbeda. Dilansir dari Very Well Family, adalah beberapa dampak yang terjadi jika seorang anak mengalami pubertas dini?
Pertumbuhan terhambat
Anak yang mengalami pubertas mungkin pada awalnya cukup tinggi jika dibandingkan dengan teman sebayanya.
Namun, anak akan berhenti tumbuh ketika masa pubertas berakhir. Ini berarti bahwa seorang anak dengan pubertas dini tidak akan mencapai potensi tinggi penuhnya, karena kerangkanya telah matang dan pertumbuhan tulang berhenti pada usia yang lebih awal dari yang seharusnya.
Perubahan perilaku
Untuk anak perempuan, lekas marah, ledakan emosi, dan kemurungan dapat menyertai pubertas dini. Anak laki-laki mungkin mengalami munculnya dorongan seks yang tidak sesuai dengan usia mereka, bersama dengan perilaku agresif.
Bullying atau digoda oleh Orang Lain
Anak-anak yang usianya masih kecil cenderung memerhatikan jika seseorang di kelasnya memiliki perkembangan fisik berbeda, dan memicu tindakan bullying atau digoda.
Tak sedikit anak yang lebih muda yang mengalami pubertas dini, khususnya anak perempuan, melaporkan diejek atau diintimidasi oleh anak-anak lain di sekolahnya.
Tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi
Anak-anak yang mengalami pubertas dini memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. Efek ini ditemukan secara konsisten pada anak perempuan, karena temuan yang melibatkan anak laki-laki masih belum dapat dipastikan.
Peningkatan risiko depresi dan kecemasan ini bahkan dapat diperpanjang sampai ke tahun-tahun kuliah.
Harga diri dan citra tubuh yang lebih rendah
Anak-anak perempuan yang pubertas lebih awal juga cenderung mengalami harga diri rendah dan citra tubuh yang lebih buruk daripada teman-teman mereka yang matang tepat waktu atau terlambat. Anak laki-laki yang sedang berkembang tampaknya menghindari efek negatif ini.
Risiko penyalahgunaan zat lebih besar
Anak perempuan dan laki-laki yang mengalami pubertas dini juga berisiko lebih besar untuk menyalahgunakan zat. Khususnya merokok tampaknya jauh lebih umum di antara anak-anak yang matang lebih awal, dibandingkan dengan teman-teman seusianya yang tepat waktu atau terlambat matang.
Aktivitas seks yang lebih dini
Mencapai pubertas lebih awal juga dapat menempatkan anak pada risiko aktivitas seksual lebih awal dibandingkan dengan teman sebayanya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan juga lebih bebas secara seksual ketika mereka berkembang lebih awal.
Sayangnya, aktivitas seksual dini dan pergaulan bebas dikaitkan dengan peningkatan risiko kehamilan remaja, yang juga menimbulkan risiko seperti putus sekolah, potensi pendapatan yang lebih rendah, dan peningkatan risiko memiliki lebih banyak anak saat masih remaja.
Hasil akademik yang lebih buruk
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa anak perempuan yang mengalami pubertas dini memiliki prestasi yang lebih buruk di sekolah dibandingkan dengan teman sebayanya. Prestasi akademik yang menurun dapat berlanjut hingga tahun-tahun sekolah menengah dan mungkin seterusnya.
Seperti temuan harga diri dan citra tubuh, hal-hal yang terkait dengan hasil akademik tampaknya terjadi pada anak perempuan, dan anak laki-laki secara akademis tak terganggu terlepas dari kapan mereka mencapai pubertas.