Sebagai salah satu tarian daerah yang masuk ke dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda pada dari UNESCO, tarian ini juga memiliki gerakan berbeda yang penuh makna.
Dilakukan bersama-sama dengan kompak, tarian ini dilakukan dengan melakukan tepukan tangan dan dada ini secara bersama-sama.
Meski berisikan jumlah penari yang beragam dan sangat banyak, suara tepukan tersebut menjadi salah satu suara iringan yang meramaikan tari tersebut.
Kemudian, ada pula gerakan tamparan paha dengan bersimpuh, di mana para penari akan menggerakan badan menunduk secara beriringan.
Sebagai media dakwah yang diperkenalkan Syekh Saman pada masanya, setiap gerakan tari ini disebut memiliki makna dan filosofi tersendiri. Pasalnya, tarian ini diciptakan untuk menjadi sarana berzikir dengan syair yang berisikan pujian kepada Allah SWT.
Terdapat gerakan duduk yang membentuk garis lurus dari arah samping dengan simbol manusia sebagai makhluk sosial. Lalu gerakan duduk dengan kaki bertumpu yang mengandung simbol penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Jika melihat dari sejarah terbentuknya gerakan dan syair dalam tarian tersebut, Tari Saman adalah tari yang digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam di Aceh pada masanya.
Dengan memahami dan mengenal Tari Saman, anak diharapkan dapat menghargai dan menanamkan nilai-nilai budaya dan agama yang diajarkan para leluhur bangsa melalui tarian tersebut.