Mengutip jurnal publikasi Clinical and Experimental Pediatrics, setidaknya ada empat faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena obesitas selama pandemi. Di antaranya adalah:
Lockdown dan pembatasan gerak
Lockdown atau PSBB yang diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 membuat terbatasnya ruang gerak anak, bahkan terhadap makanan sehat serta layanan kesehatan. Gaya hidup anak juga bisa berubah menjadi tidak sehat karena lebih sering diam di rumah dan sedikit bergerak.
Minimnya akses terhadap makanan sehat juga disebabkan karena beberapa hal, seperti menghindari membeli bahan-bahan segar di pasar atau supermarket. Sehingga membuat Mama lebih memilih makanan olahan dan makanan dengan bahan pengawet.
Selain itu, anak juga rentan terhadap camilan manis saat PSBB berlangsung.
Karantina, isolasi diri, dan social distancing
Minimnya kontak langsung dengan teman sebaya di rumah atau sekolah, ataupun guru bisa memicu stres pada anak. Rendahnya pengalaman anak untuk mengenali dan menghadapi stres atau penyebabnya, bisa membuat anak frustasi dan memicu perilaku makan berlebihan. Sehingga akhirnya berujung pada penyakit obesitas.
Pelarangan aktivitas langsung di sekolah
Kegiatan belajar mengajar dari sekolah ke rumah membuat aktivitas fisik anak menjadi semakin berkurang. Anak juga lebih sering menggunakan gadget dan pola hidupnya yang jadi tidak teratur, termasuk waktu tidurnya. Kebiasaan ini bisa membuat anak rentan terkena obesitas.
Kegelisahan dan masalah keluarga akibat pandemi
Pada beberapa kasus, orangtua mengalami dampak pandemi yang buruk terhadap profesi dan keadaan finansialnya. Jika hal tersebut tidak ditanggapi dengan baik, anak bisa merasakan pengalaman buruk dari kondisi ini bahkan hingga terpapar kekerasan dalam rumah tangga.