Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Probolinggo Masih Tinggi

Ada 39 kasus kekerasan perempuan dan anak yang tercatat hingga akhir November 2022

29 November 2022

Kasus Kekerasan Perempuan Anak Probolinggo Masih Tinggi
Freepik/KamranAydinov

Di Probolinggo, Jawa Timur, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi. Sejak Januari hingga akhir November 2022, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) telah mencatat ada 39 kasus kekerasan yang terjadi di daerah tersebut.

Meningkatnya kasus ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kekerasan seksual yang kebanyakan korbannya merupakan perempuan serta anak-anak.

Untuk mencegah meningkatnya kasus kekerasan di Probolinggo, terutama terhadap perempuan dan anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai kasus kekerasan perempuan dan anak di Probolinggo,mari simak rangkuman dari Popmama.com berikut ini.

1. Kasus kekerasan di Probolinggo masih tinggi

1. Kasus kekerasan Probolinggo masih tinggi
Freepik/master1305

Menurut data dari P2TP2A, sejak awal tahun terdapat 39 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Probolinggo hingga akhir November 2022. Jumlah angka ini menandakan bahwa kekerasan perempuan dan anak di kota tersebut masihlah tinggi.

Lebih lanjut, 28 kasus di antaranya sedang ditangani langsung oleh P2TP2A, sementara 11 kasus lainnya ditangani oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang terstandarisasi.

Dari seluruh kasus tersebut, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mendominasi hingga mencapai 14 kasus, dan sisanya merupakan kekerasan seksual, fisik, dan psikis pada anak.

2. Faktor terjadinya kekerasan perempuan dan anak

2. Faktor terjadi kekerasan perempuan anak
Pexels/Karolina Grabowska

Terkait tingginya jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak di Probolinggo, Lucia Aires Yulianti selaku Kabid Perlindungan Perempuan dan Pengarusutamaan Hak Anak, Dinas Sosial P3A Kota Probolinggo menyebut ada empat kategori kekerasan pada perempuan dan anak yang sering terjadi.

Empat kategori tersebut antara lain kekerasan seksual, kekerasan fisik, kekerasan secara psikis, dan penelantaran.

Selain itu, lingkungan pergaulan dan tempat tinggal juga menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya kekerasan perempuan dan anak, yang mana memberi pengaruh secara psikologis.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial P3A, Rey Suwigtyo, yang melihat bahwa masih banyak kasus eksploitasi anak yang terjadi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan yang tidak bersahabat.

3. Pemkot Probolinggo ajak masyarakat untuk jadi agen perubahan

3. Pemkot Probolinggo ajak masyarakat jadi agen perubahan
Freepik/jcomp

Sebagai upaya untuk mencegah kekerasan perempuan dan anak yang semakin tinggi, Pemkot Probolinggo mengadakan sosialisasi untuk masyarakat di kota tersebut, terutama untuk anak-anak muda.

Mereka juga mengajak masyarakat untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing untuk menekan tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak agar tidak bertambah lagi.

Terkait hal ini, mereka menghimbau untuk mengurangi tindakan yang menyebabkan terjadinya kekerasan, misalnya saling mengolok dan mem-bully, bijak dalam memanfaatkan teknologi seperti gadget, tidak melakukan aksi pornografi, dan sebagainya.

Itu dia informasi mengenai kasus kekerasan perempuan dan anak di Probolinggo, serta tanggapan dari Pemkot Probolinggo dalam menindaklanjuti kasus kekerasan tersebut yang masih tinggi.

Yuk, Ma, ajak anak untuk ikut serta menjadi agen perubahan sebagai upaya mencegah meningkatnya kasus kekerasan perempuan dan anak di lingkungan sekitarnya!

Baca juga:

The Latest