Anak Berjalan dalam Tidur, Bisa Jadi Mengalami Teror Malam

Berbeda dengan mimpi buruk, teror malam ini hanya terjadi pada anak-anak

3 April 2020

Anak Berjalan dalam Tidur, Bisa Jadi Mengalami Teror Malam
Freepik

Di masa kanak-kanak, anak seringkali mengalami berbagai masalah terkait tidur. Mulai dari bangun di tengah malam, rewel ketika menjelang jam tidur, takut akan mimpi buruk, hingga mengigau. Salah satu fenomena yang juga muncul di masa kanak-kanak adalah night terror atau teror malam.

Bagi orang dewasa yang melihatnya, teror malam ini bisa jadi terlihat menakutkan. Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua dalam menyikapi fenomena ini? Apakah berbahaya bagi anak? Berikut Popmama.com merangkum informasinya, dilansir dari newbornsplanet.com:

Apa itu Night Terror (Teror Malam)?

Apa itu Night Terror (Teror Malam)
Pixabay/indrairawan

Dilansir dari stanfordchildrens.org, teror malam adalah situasi di mana seseorang dalam kondisi setengah sadar dan berperilaku agresif seperti berteriak, menendang, panik, tidur berjalan atau pun meronta-ronta.

Meski tampak menakutkan bagi yang melihatnya, teror malam sebenarnya tidak berbahaya dan tiap episodenya akan berakhir dengan tidur nyenyak.

Editors' Pick

Ciri-ciri Teror Malam

Ciri-ciri Teror Malam
Pexels/Sam K

Teror malam terjadi dengan beberapa karakteristik berikut ini:

  • Anak ketakutan tetapi tidak bisa dibangunkan atau ditenangkan.
  • Mata anak terbuka lebar, tetapi ia sebetulnya tidak dalam kondisi sadar.
  • Episode ini bisa berlangsung hingga 45 menit.
  • Anak tidak dapat mengingat apa yang telah terjadi di malam sebelumnya saat di pagi hari.

Kebanyakan teror malam terjadi pada anak laki-laki usia 4-8 tahun. 

Perbedaan Teror Malam dan Mimpi Buruk

Perbedaan Teror Malam Mimpi Buruk
Freepik

Seringkali orang menganggap bahwa mimpi buruk adalah bagian dari teror malam. Kenyataannya, keduanya berbeda. Mimpi buruk dapat dialami siapa saja, tetapi teror malam lebih banyak dialami oleh anak-anak, dan dapat hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. 

Anak yang mengalami mimpi buruk segera terbangun dengan ingatan yang cukup jelas tentang mimpi buruknya. Tetapi, anak yang mengalami teror malam mungkin berteriak, berjalan dalam tidur, atau tampak ketakutan selama beberapa menit sebelum kembali tidur. Anak hanya akan mengingat mimpi itu dengan samar atau bahkan tidak ingat sama sekali. 

Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Apa Harus Dilakukan Orangtua
Pixabay/MarjonBesteman

Situasi ini mungkin membingungkan bagi orangtua. Apabila teror malam terjadi pada anak Mama, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan:

  • Jangan membangunkan anak

Teror malam terjadi saat anak sedang tidur. Ini artinya, sesungguhnya anak tidak menyadari apa yang terjadi. Jika ia dibangunkan, ia akan mendapati situasi di sekitarnya yang khawatir. Membangunkan atau meneriaki mereka hanya akan membuat mereka kaget, bingung, dan ketakutan.

  • Lindungi anak dari kemungkinan cedera

Ketika terjadi teror malam, anak bisa saja membuka pintu kamarnya, berjalan, menuruni tangga, bahkan menabrak jendela atau tembok. Hal ini tentunya berbahaya. Cobalah dengan lembut menuntun anak kembali ke tempat tidurnya.

  • Lakukan ritual sebelum tidur

Ritual sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca buku atau mendongeng, akan menimbulkan efek relaksasi pada anak setelah mengalami hari yang melelahkan. Relaksasi adalah faktor kunci untuk menekan frekuensi teror malam. 

Teror malam tidaklah berbahaya, tetapi bisa menjadi indikasi adanya kondisi atau masalah yang dialami anak. Apabila Mama mendapati ketika terjadi teror malam anak mengeluarkan air liur, menyentak, kaku atau melakukan sesuatu yang berbahaya selama episode terjadi, atau merasakan ketakutan di siang hari, saatnya berkonsultasi dengan dokter anak agar ditemukan diagnosis yang tepat serta perawatan untuk mengurangi kemungkinan munculnya teror malam.

Baca juga:

The Latest