Tidak Sulit, Menjelaskan ke Anak Tentang Anggota Keluarga yang Sakit

Kondisi yang sulit dipahami anak, tetapi ia harus mengetahuinya

9 September 2019

Tidak Sulit, Menjelaskan ke Anak Tentang Anggota Keluarga Sakit
Freepik

Semua orang pasti mengharapkan seluruh anggota keluarga yang dicintainya dalam kondisi sehat walafiat dan bahagia. Namun, tak ada yang pernah tahu kala musibah dan sakit datang menyapa keluarga kita. Kondisi keluarga pun tak lagi sama karenanya. 

Situasi ini tentunya berat dihadapi keluarga, tak terkecuali anak. Banyak orangtua yang mengalami dilema menjelaskan adanya anggota keluarga yang sedang sakit kepada anak. Di satu sisi, orangtua ingin melindungi anak dari ketidaksiapan menghadapi kejadian ini. Namun, di sisi lain, anak yang sudah mulai besar akan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi ketika melihat adanya perubahan besar dalam keluarga. Apalagi, jika penyakit ini cenderung berkaitan dengan perawatan di rumah sakit untuk waktu lama, yang berujung kematian. 

Lantas, bagaimana sebaiknya memulai pembicaraan dan memberikan pengertian pada anak tentang keluarga yang sakit? Berikut cara terbaik ala Popmama.com, yang dapat dilakukan orangtua:

1. Berikan gambaran situasi yang jujur pada anak

1. Berikan gambaran situasi jujur anak
familynurture.org

Dalam menyampaikan pesan, sebaiknya orangtua memikirkan dengan baik apa yang harus dikatakan dan siapa yang akan diberikan 'tugas' mengatakannya pada anak. Gunakan bahasa yang pendek dan sederhana yang mudah dipahami anak. Misalnya, “Kak, Nenek sekarang harus banyak istirahat kerena sedang sakit. Jadi, Nenek belum bisa bermain lagi dengan Kakak dan Adik ya."

Dalam penyampaiannya, sebaiknya Mama bersikap jujur, termasuk saat menunjukkan kesedihan yang sedang dialami. Anak-anak yang belum cukup besar akan menganggap orang sakit hanya berkaitan dengan obat, istirahat, dan ciuman di dahi agar bisa sembuh. Untuk menghindari kesalahpahaman, jelaskan kembali bahwa si Sakit mungkin akan merasa tidak baik dalam waktu yang lama. 

Editors' Pick

2. Mempersiapkan anak terhadap perubahan kondisi dan perilaku

2. Mempersiapkan anak terhadap perubahan kondisi perilaku
Pixabay/kko699

Tak hanya soal rutinitas, ada kalanya orang sakit akan mengalami perubahan perilaku. Misalnya pada penderita Alzheimer atau demensia. Anak-anak kecil biasanya akan merasa khawatir jika kakek atau nenek tidak dapat mengenalinya lagi.

Agar tidak menimbulkan kebingungan atas perubahan perilaku tersebut, Mama bisa memberikan penjelasan kepada anak dengan mengatakan, "Sekarang Nenek sedang sakit. Nama penyakitnya disebut Alzheimer. Karena penyakit itu, Nenek akan lupa beberapa hal. Mungkin juga lupa tentang kita. Namun, jangan khawatir, Nenek masih mencintai kita semua, termasuk kamu kok."

Ini perlu ditanamkan pada anak bahwa perilaku yang berubah itu bukan karena kehendak si Sakit, melainkan karena efek dari penyakit atau pengobatannya. Hal ini untuk mengantisipasi kesalahpahaman yang menimbulkan perasaan marah atau benci anak terhadap anggota keluarga yang sakit.

3. Berikan penjelasan tentang rumah sakit dan kondisinya

3. Berikan penjelasan tentang rumah sakit kondisinya
Freepik/Chormail

Ketika ada anggota keluarga yang harus dilarikan ke rumah sakit, berikan penjelasan tentang situasi rumah sakit pada anak. “Nenek harus dibawa ke rumah sakit. Di sana, Nenek akan dirawat beberapa waktu oleh dokter dan perawat, supaya cepat sehat.”

Meski demikian, tak menutup kemungkinan anak akan menganggap bahwa rumah sakit adalah tempat yang menakutkan baginya. Apalagi jika anak kaget melihat alat-alat medis yang menempel di tubuh orang terdekatnya yang sedang sakit. Jika itu terjadi, ada baiknya Mama segera mengajak anak menjauh agar tidak menjadi trauma mendalam baginya.

4. Mempersiapkan anak menghadapi kematian anggota keluarga

4. Mempersiapkan anak menghadapi kematian anggota keluarga
Pixabay/markzfilter

Jika pengobatan tidak berjalan dengan baik, bersiaplah membahas konsep kematian pada anak. Memang hal ini bukanlah perkara mudah. Tetapi, cepat atau lambat harus didiskusikan, apalagi kalau anak belum paham bahwa kematian sifatnya permanen. Misalnya, "Sekarang Kakek sudah tidak bersama kita lagi di dunia. Kakek tempatnya di surga dan sudah nggak sakit lagi. Meskipun tubuh Kakek sudah tidak ada di sini, tetapi Kakek tetap bisa melihat kamu dari atas sana. Kalau kamu merasa rindu sama Kakek, sampaikan lewat doa ya, Kak. Kakek pasti akan senang sekali."

Adanya anggota keluarga yang sakit kemungkinan besar akan membawa sejumlah perubahan dalam kondisi sehari-hari. Meski demikian, yakinkan anak bahwa kondisi yang gamang ini dapat dilalui bersama-sama dan menguatkan hubungan anggota keluarga satu sama lain.

Baca Juga:

The Latest