5 Cara Tingkatkan Minat Belajar Anak Tanpa Paksaan

Dorong rasa ingin tahunya maka anak akan senang hati mau belajar dengan sendirinya

30 Maret 2020

5 Cara Tingkatkan Minat Belajar Anak Tanpa Paksaan
Freepik.com

Memasuki usia sekolah, anak dituntut banyak belajar, terutama dalam hal akademis. Fase ini cukup memusingkan banyak orangtua karena tidak semua anak memiliki rasa ingin tahu dan belajar yang antusias. Bagi anak yang termasuk dalam kategori ini, belajar bisa jadi momok yang menyeramkan. Belum lagi label 'anak malas' yang sadar atau tidak disematkan guru dan orangtua padanya, semakin menambah keengganan mereka untuk belajar.

Penelitian menemukan bahwa sejak kelas tiga SD, ketertarikan anak mempelajari hal baru mulai menurun. Hal ini bisa disebabkan karena semakin menurunnya fokus anak dan beban rapor yang membuat mereka merasa tertekan. 

Mama bisa membantu si Anak agar tidak berlarut-larut dalam masalah ini. Berikut Popmama.com merangkum lima tips meningkatkan minat belajar anak, tanpa perlu drama dan paksaan dari orangtua:

1. Bagikan passion orangtua

1. Bagikan passion orangtua
Freepik/Tirachardz

Berbagi tentang apa yang menjadi passion Mama, misalnya olahraga, sains, seni, atau memasak, dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak. Jika Mama membaca artikel yang menarik atau menonton video tentang hal yang Mama sukai, jangan ragu menceritakannya kembali pada anak. Jelaskan secara sederhana dan ceritakan mengapa hal ini begitu menarik perhatian Mama. 

Percaya atau tidak, Ma, cara ini akan mendorong rasa ingin tahu anak karena mereka turut merasakan ketertarikan Mama. Bahkan jika mereka belum memahami topik tersebut sepenuhnya. Hal ini juga mengirimkan pesan pada anak bahwa belajar tidak berakhir di masa kanak-kanak saja. Orangtua pun masih belajar hingga dewasa.

Nah, mumpung anak sekolah dari rumah dan Mama kerja dari rumah, mengobrol tentang passion dan berbagi pengetahuan tentang apa yang Mama kerjakan tentu mudah dan menarik. 

Editors' Pick

2. Perbanyak buku di rumah

2. Perbanyak buku rumah
Pexel/Pixabay

Peneliti dari Universitas Harvard menemukan bahwa banyaknya buku dan kemudahan akses mendapatkannya dapat meningkatkan motivasi membaca anak. Penelitian lain dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pembaca yang paling cakap adalah anak-anak yang rumahnya dipenuhi berbagai jenis bacaan, seperti koran, majalah, buku dan ensiklopedia. 

Untuk menumbuhkan kasih sayang anak terhadap bacaan, simpanlah buku-buku di tempat yang mudah dijangkau. Di dekat meja dapur, samping tempat tidurnya, bahkan di dalam mobil. Sisihkan waktu khusus untuk membaca bersama-sama setiap hari. Ajak anak diskusi setelahnya dan tanyakan kepadanya, apa yang menurutnya terjadi selanjutnya dari cerita yang dibacanya. Partisipasi aktif akan meningkatkan pemahamannya dan membuat acara membaca jadi lebih menyenangkan. 

3. Bangun minat alami anak

3. Bangun minat alami anak
Freepik/Bearfotos

Bila anak Mama melewati fase menyukai dinosaurus, ajak ia berkunjung ke museum sejarah alam, belilah model T-Rex yang dapat dimainkan bersama-sama atau perbanyak koleksi buku-buku tentang zaman prasejarah. Atau mungkin anak Mama menyukai hal-hal tentang serangga, kereta api atau luar angkasa. 

Jangan kecewa atau khawatir bila minatnya tak sama dengan anak-anak lainnya ya, Ma. Memanfaatkan dan terus membangun ketertarikannya yang unik akan membuat percikan semangat belajar tetap hidup. 

4. Jangan menekan atau memaksa anak

4. Jangan menekan atau memaksa anak
Pexels/Pragyan Bezbaruah

Richard Ryan, Ph.D., seorang profesor di bilang psikologi dari University of Rocher, New York, melakukan wawancara kepada ratusan orangtua. Hasilnya adalah anak-anak yang termotivasi belajar justru berasal dari orangtua yang tidak memberikan target atau menekan anak-anaknya. "Mereka bukanlah tipe orang yang senang mengatakan, 'Kamu membuat kesalahan, biarkan kami yang melakukannya untukmu,'" ujar Dr. Ryan. 

Sebaliknya, mereka adalah orangtua yang membiarkan anak mereka mengeksplorasi rasa ingin tahunya, sambil tetap menunjukkan dukungan mereka. Dengan berusaha memecahkan tantangan sendiri, anak akan mempunyai rasa kompetensi tinggi. Kompetensi inilah yang dimiliki oleh setiap pelajar yang antusias. "Pada dasarnya, manusia cenderung ingin melakukan aktivitas yang dirasanya ia memiliki kemampuan di sana," kata Dr. Ryan.

5. Bertanya dan menjawab dengan benar

5. Berta menjawab benar
momlifetoday.com

Anak mama sedang dalam fase di mana ia punya banyak sekali pertanyaan yang diajukan setiap harinya. Sambutlah antusiasme ini dengan menanyakan pula pertanyaan-pertanyaan yang memicu minatnya untuk belajar, misalnya, "Mengapa burung bisa kembali ke sarangnya lagi?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat memancing percakapan dengan berbagai konsep yang menarik.

Mama bisa memulainya dengan menanyakan kesehariannya secara lebih spesifik. Ketimbang menanyakan, "Bagaimana harimu di sekolah hari ini?", Mama bisa memancingnya dengan pertanyaan, "Apakah kecambah yang kamu tanam di sekolah sudah muncul tunasnya?" 

Bila suatu saat anak menanyakan suatu hal yang Mama tak ketahui jawabannya, jangan ragu menjawab, "Mama tidak tahu. Yuk kita cari tahu jawabannya bersama-sama." Bukalah ensiklopedia atau cari jawabannya di internet, dan lakukan hal ini bersama-sama. Bukan hanya mencari informasi, tetapi secara tak langsung Mama menunjukkan betapa menyenangkannya mempelajari hal-hal baru.

Banyak orangtua berorientasi hanya pada hasil. Wajar bila Mama ingin mempersiapkan anak untuk masa depannya. Tetapi, tanpa disadari mungkin Mama mendorongnya belajar terlalu banyak, terlalu cepat atau terlalu menekankan pada pencapaiannya. Jika tujuan Mama adalah menumbuhkan minat belajar, sebaiknya taruhlah minat pada apa yang dilakukan anak Mama daripada seberap baik ia melakukannya. Konsistensi terhadap minat adalah motivator belajar yang paling baik. 

Baca juga:

The Latest