Dibully, Anak SD di Malang Dianiaya di Bendungan Seguruh

Akibat bullying ini, korban mengalami sesak napas hingga muntah-muntah.

24 November 2022

Dibully, Anak SD Malang Dianiaya Bendungan Seguruh
Freepik/Wavebreakmedia
Ilustrasi

Kembali terjadi kasus bullying pada anak di Indonesia baru-baru ini. Seorang anak SD di Kabupaten Malang menjadi korban bullying oleh teman sekolahnya sendiri yang berujung penganiayaan.

Kasus ini pun menjadi ramai diperbincangkan setelah viral di media sosial. 

Berikut ini Popmama.com merangkum informasi selengkapnya mengenai kasus bully anak SD di Malang yang terjadi pada bulan November 2022 ini.

1. Kasus bullying terjadi Kabupaten Malang

1. Kasus bullying terjadi Kabupaten Malang
Pexels/Mikhail Nilov
Ilustrasi

Peristiwa miris ini terjadi di Kabupaten Malang. Tepatnya di SDN 1 Jenggolo. Kejadian bullying itu sendiri dilakukan di Bendungan Sengguruh yang terletak di depan sekolah korban dan para pelaku. Tindak bully tersebut terjadi di pertengahan November ini. 

2. Korban di-bully oleh kakak kelasnya

2. Korban di-bully oleh kakak kelasnya
Freepik/gpointstudio
Ilustrasi

Korban bullying masih duduk di kelas 2 SD. Ia di-bully hingga dianiaya oleh teman-temannya yang berjumlah tiga sampai empat orang. Pelaku bullying adalah kakak kelasnya yang duduk di kelas 6 SD.

Editors' Pick

3. Korban terlambat pulang sekolah

3. Korban terlambat pulang sekolah
Freepik/Ksandrphoto
Ilustrasi

Sebelum kejadian, korban tidak masuk sekolah selama 10 hari karena sakit tipes. Tetapi, di hari ia masuk sekolah, Jumat (11/11/2022), orangtua korban mendapati anaknya pulang terlambat dari sekolah. 

Menurut penuturan orangtua korban, korban pulang rumah dengan menangis dan melempar sepedanya. Tetapi saat ditanyai, korban tidak berani bilang kejadian yang menimpanya kepada orangtuanya.

Di hari Sabtu, korban tidak masuk sekolah karena mengeluh sakit.

4. Pelaku menganiaya korban

4. Pelaku menganiaya korban
Freepik/rawpixel.com
Ilustrasi

Pelaku menganiaya korban di depan Bendungan Sengguruh. Korban ditendang pada bagian kepala dan dadanya.

Setelah melakukan penganiayaan dan bullying, para pelaku meninggalkan korban sendirian di Bendungan Sengguruh. Karena tidak berani menyebrang kembali, korban tetap berada di sana sampai akhirnya ditemukan oleh pencari rumput yang melintas.

5. Korban mengalami sesak napas dan muntah-muntah

5. Korban mengalami sesak napas muntah-muntah
Freepik/freepik
Ilustrasi

Ketika penganiayaan terjadi, korban sempat mengalami sesak napas. Di hari Sabtu, korban muntah-muntah. 

Orangtua korban awalnya menduga bahwa sakit tipus yang sebelumnya diderita korban kambuh. Korban pun dibawa berobat ke bidan dan mualnya berangsur pulih.

Tetapi tiga hari berselang, korban mengeluh masih pusing dan semakin parah. Korban kemudian alami kejang dan muntah-muntah. Korban pun dilarikan ke rumah sakit Ramdani Husada Jatikerto, Kromengan. 

Dari pemeriksaan rontgen ditemukan korban mengalami memar di dada dan kepala bagian belakang sampai nyeri jika disentuh. 

Hingga kini kasus ini masih dalam penyelidikan polisi. 

6. Tanda-tanda anak mengalami bullying

6. Tanda-tanda anak mengalami bullying
Freepik/Sewcream

Sebagai orangtua, kita sebaiknya peka terhadap perubahan sikap dan perilaku anak. Berikut ini beberapa tanda anak mengalami bullying:

  • Perubahan pola makan
  • Sering menangis atau marah
  • Terlihat menarik diri
  • Murung
  • Menolak menceritakan masalahnya
  • Perubahan pola tidur
  • Gangguan suasana hati
  • Tidak mau pergi ke sekolah

Apabila mama mendapati tanda-tanda di atas pada anak dan anak masih tetap menolak menceritakan masalahnya, ini saatnya mama turun tangan dan melaporkan kecurigaan ke pihak sekolah. 

Itulah kasus bully anak di Malang. Bullying harus dihentikan karena dapat merusak masa depan anak. Bekerja sama dengan pihak profesional dapat membantu anak pulih dari trauma yang dialaminya. 

Baca juga:

The Latest